BMKG Ungkap Biang Kerok Cuaca Panas, Musim Pancaroba dan Posisi Matahari Jadi Alasan

BMKG ungkap biang kerok cuaca panas menyengat. Bukan gelombang panas, ini kombinasi dari musim pancaroba dan posisi matahari. Waspadai ancaman badai tiba-tiba.

Hairul Alwan

Posted: Sabtu, 18 Oktober 2025 | 16:20 WIB
Ilustrasi cuaca panas mendidih. [HiTekno.com]

Ilustrasi cuaca panas mendidih. [HiTekno.com]

Hitekno.com - Keluhan massal mengenai cuaca panas menyengat yang terasa sejak pagi hingga malam hari telah menjadi isu nasional dalam beberapa minggu terakhir.

Namun, di balik keresahan publik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Indonesia tidak sedang dilanda gelombang panas (heatwave).

Sebaliknya, kita tengah menghadapi fenomena 'pukulan ganda' dari dinamika musim dan posisi astronomis yang menciptakan kondisi cuaca ekstrem yakni pancaroba dan posisi matahari.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa akar masalahnya adalah masa peralihan atau pancaroba, yang diperparah oleh faktor lain.

"Beberapa wilayah Indonesia belakangan ini mengalami suhu udara yang terasa lebih terik, bahkan di pagi dan malam hari. Fenomena ini erat kaitannya dengan masa peralihan musim atau pancaroba, dari kemarau menuju musim hujan," jelas Guswanto.

'Pukulan Ganda' dari Alam yang Bikin Gerah

Menurut analisis BMKG, ada dua penyebab utama yang bekerja bersamaan dan membuat suhu terasa begitu ekstrem:

Langit Bersih Musim Pancaroba

Pada masa peralihan ini, kondisi atmosfer sangat tidak menentu. Langit yang cenderung cerah dengan tutupan awan yang minim sejak pagi membuat radiasi matahari menghantam permukaan bumi secara langsung tanpa filter.

Akibatnya, pemanasan terjadi secara intensif dan suhu meningkat drastis bahkan sebelum tengah hari.

Baca Juga: Update Kode Redeem Mobile Legends 18 Oktober 2025, Raih Spesial Alucard Hingga Demon Hunter

Posisi Matahari Tepat di Atas Kepala

Secara astronomis, pada bulan Oktober, posisi gerak semu matahari berada tepat di atas wilayah selatan khatulistiwa.

Ini berarti sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, menerima penyinaran matahari dalam sudut yang paling tegak lurus dan intens.

Kombinasi dari langit yang minim awan dan penyinaran matahari yang maksimal inilah yang menciptakan resep sempurna untuk suhu panas yang terakumulasi sepanjang hari.

Panas ini kemudian terperangkap oleh tingkat kelembapan yang tinggi, membuat malam hari pun terasa gerah.

Ancaman Tersembunyi di Balik Panas: Waspadai Badai Tiba-tiba

Meskipun bukan heatwave, BMKG memperingatkan adanya ancaman tersembunyi di balik panas menyengat ini. Pemanasan intensif di siang hari dapat memicu pembentukan awan konvektif raksasa seperti Cumulonimbus.

Awan inilah yang berpotensi menyebabkan perubahan cuaca drastis dari panas terik menjadi hujan sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang secara tiba-tiba, biasanya pada sore atau malam hari. Ini adalah ciri khas lain dari musim pancaroba yang wajib diwaspadai.

Untuk menghadapi kondisi ini, masyarakat diimbau untuk:

  • Perbanyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi.
  • Kenakan pakaian yang longgar dan berwarna terang.
  • Kurangi aktivitas fisik di luar ruangan antara pukul 10.00 hingga 15.00.
  • Selalu waspada terhadap potensi perubahan cuaca yang mendadak.
×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Para ilmuwan berhasil membuat AI menciptakan virus yang dapat membunuh bakteri....

sains | 13:27 WIB

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB