Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. (Pixabay/ Geralt)
Hitekno.com - Bayangkan sebuah komputer di dalam laboratorium yang mampu menciptakan bentuk kehidupan baru dari nol, bukan dengan meniru alam, tapi benar-benar menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan kenyataan yang baru saja terjadi di laboratorium Stanford dan Arc Institute. Di tempat ini, para ilmuwan berhasil memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk merancang virus yang efektif membunuh bakteri. Virus yang dibuat oleh AI ini bukan hanya sekadar konsep digital, namun itu benar-benar bekerja di dunia nyata.
Hal yang membuat pencapaian ini luar biasa adalah fakta bahwa ini adalah kali pertama kecerdasan buatan digunakan untuk merancang genom virus secara menyeluruh, tanpa bergantung pada cetak biru biologis yang sudah ada. Tidak ada penyesuaian dari desain yang sebelumnya diciptakan oleh alam. Ini adalah hasil dari kreativitas algoritmik murni yang dikonversi menjadi bentuk kehidupan nyata.
Dilansir dari Nature pada Kamis (25/9/2025), kecerdasan buatan yang digunakan dalam proyek ini dinamakan Evo. Cara kerjanya mirip dengan sistem seperti ChatGPT, hanya saja Evo dilatih bukan dengan teks atau dokumen, melainkan dengan dua juta data genom virus dari berbagai jenis.
Ketika para ilmuwan memintanya untuk merancang versi baru dari virus sederhana yang dikenal sebagai phiX174, Evo berhasil menciptakan 302 rancangan genom yang sepenuhnya baru dan orisinal. Dari ratusan rancangan tersebut, 16 di antaranya berhasil diwujudkan menjadi virus nyata di laboratorium dan dapat menginfeksi bakteri Escherichia coli (E. coli).
Brian Hie, kepala tim peneliti di proyek ini, menggambarkan pengalaman tersebut seperti menyaksikan bagaimana kode digital berubah menjadi makhluk hidup. Pernyataan ini menunjukkan betapa luar biasa dan menggugahnya proses tersebut, sekaligus menyiratkan adanya kekhawatiran.
Manfaat dari teknologi semacam ini bisa sangat besar. Manusia berbicara tentang kemungkinan pengobatan yang jauh lebih canggih, khususnya dalam menghadapi infeksi bakteri yang telah kebal terhadap antibiotik, masalah serius yang merenggut nyawa ratusan ribu orang setiap tahun.
Dengan teknologi ini, manusia bisa membayangkan virus yang secara khusus dirancang untuk memburu dan menghancurkan bakteri-bakteri tertentu yang tak lagi bisa dibunuh dengan antibiotik biasa.
Tak hanya itu, virus buatan AI juga bisa digunakan sebagai alat dalam terapi gen, membawa material genetik yang diperlukan untuk memperbaiki kelainan genetik secara presisi tinggi.
Namun, meskipun prospeknya begitu menjanjikan, ada sisi gelap yang tak bisa diabaikan. Tokoh besar dalam bidang biologi sintetis, J. Craig Venter, menyuarakan kekhawatirannya.
Ia menggambarkan pendekatan ini sebagai "versi cepat dari coba-coba", dan memperingatkan bahwa kemampuan teknologi ini juga berpotensi disalahgunakan, misalnya untuk menciptakan virus yang lebih mematikan dari sekadar pembunuh bakteri.
Baca Juga: Link DANA Kaget 25 September Dirilis, Gercep Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu!
Untuk saat ini, Evo hanya dilatih untuk memahami virus-virus yang tidak membahayakan manusia. Tetapi prinsip dasar teknologinya dapat dengan mudah diarahkan ke tujuan yang lebih merusak.
Analogi yang digunakan adalah seperti mesin pembuat resep yang saat ini hanya tahu cara membuat kue, tapi bisa saja menciptakan bahan peledak jika diberikan "buku resep" yang berbeda.
Walaupun pengembangan sel sintetis penuh yang terdiri dari jutaan pasangan basa genetik masih membutuhkan waktu bertahun-tahun, beberapa perusahaan bioteknologi seperti Ginkgo Bioworks sudah mulai mengembangkan sistem otomatis yang dapat langsung mengubah rancangan digital AI menjadi organisme biologis, tanpa perlu campur tangan manusia sama sekali.
Perkembangan ini tentu luar biasa, tapi juga menimbulkan kegelisahan. Manusia mungkin sedang menyaksikan perubahan besar dalam sejarah ilmu pengetahuan dan bioteknologi, di mana kehidupan mulai bisa diprogram, dan garis pembatas antara informasi digital dan organisme hidup mulai mengabur.