Teliti Zaman Es, Ilmuwan Temukan Air Laut Berusia 20.000 Tahun

Sampel air laut berusia 20.000 tahun ini ditemukan dari pengeboran sedimen inti pada endapan batu kapur bawah laut yang membentuk Kepulauan Maladewa di Asia Selatan.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Selasa, 28 Mei 2019 | 07:00 WIB
Ilustrasi zaman es. (Pixabay/MemoryCatcher)

Ilustrasi zaman es. (Pixabay/MemoryCatcher)

Hitekno.com - Jauh sebelum Bumi berbentuk sekarang ini, lapisan es raksasa menyelimuti sebagian besar wilayah Amerika Utara, Eropa Utara, dan Asia. Masa ini disebut sebagai zaman es atau The Last Glacial Maximum. Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan air laut berusia 20.000 tahun. Penemuan ini akan sangat berguna untuk penelitian zaman es.

Dilansir dari Live Science, sampel air laut berusia 20.000 tahun ini ditemukan berasal dari formasi batuan kuno di Samudera Hindia.

Penemuan sampel air laut sendiri merupakan hal yang baru. Mengingat sebelumnya para ilmuwan hanya mendapat sampel dari fosil karang dan sedimen di dasar laut.

Baca Juga: Gokil, Seorang Ayah Kirim Helikopter ke Sekolah Anaknya untuk Tugas Sains

Sampel air laut berusia 20.000 tahun ini ditemukan dari pengeboran sedimen inti pada endapan batu kapur bawah laut yang membentuk Kepulauan Maladewa di Asia Selatan.

Air laut asin/Pixabay
Ilustrasi air laut. (Pixabay)

Sedimen inti ini lalu dipotong membentuk tabung layaknya adonan kue, kemudian dimasukkan ke dalam pers hidrolik. Hasilnya, para ilmuwan berhasil memeras sisa kelebaban zaman es yang keluar dari pori-pori sedimen tersebut.

Hasil penelitian menemuakn bahwa komposisi sampel air tersebut sangat asin, berbeda asinnya dari air Samudera Hindia yang ditemukan.

Baca Juga: Aneh, Deretan Fenomena di Tempat Ini Sulit Dijelaskan Sains

Penelitian lalu dilakukan untuk menemukan elemen-elemen spesifik dan isotop yang membentuk air tersebut. Hasilnya jelas sangat mengejutkan, pasalnya air tersebut berbeda dari lautan modern yang ada saat ini.

Ilustrasi air putih. (Unsplash/rawpixel)
Ilustrasi air. (Unsplash/rawpixel)

Sampel air tersebut ternyata berasal dari suatu masa saat lautan lebih asin, lebih dingin, dan lebih diklorinasi. Kriteria ini membuat sampel air laut berusia 20.000 tahun ini sama dengan yang berada pada zaman es.

Tidak hanya itu, sampel air laut berusia 20.000 tahun ini menjelaskan bagaimana laut dulu bereaksi terhadap perubahan geofisika dari zaman es. Hal ini jelas menjelaskan mengenai zaman yang terus berubah.

Baca Juga: Lebih Seru, Ayah Ini Ajarkan Sains ke Anaknya Pakai Cara Unik

Hingga kini, penelitian terkait air laut berusia 20.000 tahun masih terus dilakukan. Kita nantikan kabar dan penjelasan berikutnya mengenai penemuan air laut dari zaman es ini ya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak