Efek Letusan Gunung Berapi Bisa Timbulkan Kiamat, Ini Penjelasannya

efeknya bisa sangat epik, yaitu mengubah Bumi menjadi 'bola salju raksasa'.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 22 Februari 2019 | 12:00 WIB
Gunung Vesuvius. (Wikipedia/Brooklyn Museum)

Gunung Vesuvius. (Wikipedia/Brooklyn Museum)

Hitekno.com - Ada banyak teori bagaimana dunia bisa berakhir dengan ledakan apokaliptik, mulai dari serangan asteroid hingga pandemi global. Namun ada teori yang mengungkapkan kalau letusan gunung berapi besar bisa timbulkan kiamat.

Menurut ilmuwan, letusan gunung berapi besar bisa jadi penyebab awal kiamat. Bahkan efeknya bisa sangat epik, yaitu  mengubah Bumi menjadi 'bola salju raksasa'.

Jima benar bencana letusan gunung berapi besar menurut teori ini terjadi, mungkin akan menghapus umat manusia dari muka planet ini.

Baca Juga: Jika Kiamat Hampir Tiba, Ilmuwan Akan Melakukan Ini

Dilaporkan Metro, para peneliti dari Universitas Heidelberg, Jerman, telah mengungkap detail baru letusan kuno yang terjadi 580 juta tahun lalu.

Begitu banyak lahar menyembur keluar selama bencana ini sehingga menyebabkan terciptanya'pulau-pulau baru dengan gunung berapi yang membentang di tiga benua dan membentang hingga 1000 km.

Gunung Agung. (dok PVMBG)
Gunung Agung. (dok PVMBG)

Aliran lava yang luas keluar dari Bumi setelah letusan dahsyat vulkanik yang disebabkan oleh pemisahan dua benua dan kemudian didinginkan untuk menghasilkan daratan yang membentuk kerak bumi yang ditemukan hari ini di kerak bumi di beberapa bagian Meksiko, Amerika Utara, dan Eropa Utara.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Kiamat 2019 Bisa Terjadi Karena Objek Ini

Apa pun yang tinggal di dekat letusan mega ini akan musnah dengan cepat. Tetapi efeknya terasa di seluruh Bumi.

Erupsi menghasilkan sejumlah besar karbon dioksida, gas rumah kaca yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Namun, batu itu terbentuk ketika lava dingin juga menghisap atau 'mengasingkan' gas ini.

Para ilmuwan mengatakan bahwa begitu banyak batu diproduksi selama kiamat saat itu sehingga menyimpan sejumlah besar karbon dioksida dan menyebabkan seluruh dunia menjadi dingin.

Baca Juga: Agustus 1883, Kiamat Kecil di Gunung Krakatau

Proses ini kemudian mendorong periode global 'glasiasi' yang menjerumuskan Bumi ke zaman es yang dikenal sebagai glasiasi Gaskiers.

''Dalam rentang waktu jutaan hingga puluhan juta tahun, batuan yang sudah lapuk dapat menyerap karbon dioksida yang cukup untuk membawa Bumi ke iklim zaman es yang ekstrem. Dari luar angkasa, Bumi akan menyerupai bola salju,'' kata Dr Axel K. Schmitt dari Institut Ilmu Bumi di Universitas Heidelberg. 

Itulah penjelasan ilmuwan mengenai teori kiamat dari letusan gunung berapi besar yang bisa membahayakan planet ini. (Suara.com/Dythia Novianty)

Baca Juga: Komputer MIT Prediksi Skenario Kiamat 2040

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak