llustrasi cacing di tubuh manusia (ChatGPT)
Hitekno.com - Kematian tragis balita bernama Raya di Sukabumi akibat tubuhnya digerogoti cacing telah membuka mata banyak orang.
Penyakit yang sering dianggap sepele ini ternyata bisa menjadi pembunuh senyap yang sangat berbahaya.
Infeksi yang diderita Raya dikenal dalam dunia medis sebagai Askariasis, yang disebabkan oleh cacing gelang parasit *Ascaris lumbricoides*.
Memahami musuh tak kasat mata ini adalah langkah pertama untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.
Penularan Askariasis terjadi ketika seseorang secara tidak sengaja menelan telur cacing yang berukuran sangat kecil.
Telur ini biasanya hidup di tanah yang telah terkontaminasi oleh tinja manusia yang terinfeksi.
Siklus hidupnya di dalam tubuh manusia sangatlah mengerikan.
Setelah telur tertelan melalui tangan, makanan, atau minuman yang kotor, ia akan menetas di dalam usus kecil dan melepaskan larva.
Larva kemudian menembus dinding usus dan masuk ke aliran darah, memulai perjalanannya menuju paru-paru.
Di paru-paru, larva berkembang selama sekitar satu minggu sebelum naik ke saluran tenggorokan.
Baca Juga: Upaya Dokter Keluarkan 1 kg Cacing dari Tubuh Raya Sia-sia, Bocah Malang Itu Tewas!
Dari tenggorokan, larva ini akan tertelan kembali dan masuk lagi ke dalam usus.
Di sinilah larva tumbuh menjadi cacing dewasa yang bisa mencapai panjang 35 sentimeter.
Satu ekor cacing betina dewasa mampu menghasilkan hingga 200.000 telur setiap hari, yang kemudian keluar bersama tinja dan mengulangi siklus mematikan ini.
Pada infeksi ringan, penderita Askariasis seringkali tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Namun, saat cacing mulai bermigrasi ke paru-paru, gejala seperti batuk kering, demam, dan sesak napas bisa muncul.
Ketika cacing telah menjadi dewasa di dalam usus, gejala yang timbul bisa berupa nyeri perut, mual, dan diare.
Pada anak-anak, infeksi berat dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan kekurangan gizi yang parah.
Tanda paling jelas adalah ketika cacing dewasa terlihat keluar dari mulut, hidung, atau anus penderitanya.
Seperti yang terjadi pada kasus Raya, infeksi Askariasis yang berat dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa.
Jumlah cacing yang sangat banyak bisa menggumpal dan membentuk bola yang menyumbat usus sepenuhnya.
Kondisi ini menyebabkan sakit perut yang hebat dan merupakan keadaan darurat medis.
Cacing juga dapat menyebar dan menyumbat organ vital lainnya seperti saluran empedu atau pankreas.
Bagi anak-anak, keberadaan cacing dalam jumlah besar akan menyerap semua nutrisi penting dari tubuh mereka.
Hal ini mengakibatkan malnutrisi akut dan gangguan pertumbuhan fisik serta kognitif yang permanen.
Tragedi Raya adalah pengingat keras bahwa pencegahan adalah pertahanan terbaik melawan Askariasis.
Langkah paling mendasar adalah menjaga kebersihan tangan dengan mencucinya menggunakan sabun, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet.
Pastikan untuk selalu mencuci bersih buah dan sayuran dengan air mengalir sebelum dikonsumsi.
Hindari buang air besar di tempat terbuka untuk memutus rantai penyebaran telur cacing ke tanah.
Selalu minum air yang sudah dimasak matang atau air kemasan yang terjamin kebersihannya.
Mendidik anak-anak tentang pentingnya kebersihan sejak dini dapat menyelamatkan nyawa mereka dari ancaman cacing pembunuh senyap ini.