llustrasi cacing di tubuh manusia (ChatGPT)
Hitekno.com - Infeksi cacing parasit, atau secara ilmiah dikenal sebagai helminthiasis, merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat paling umum di dunia, terutama di wilayah dengan sanitasi yang kurang memadai.
Salah satu kasus infeksi cacing yang saat ini tengah viral terjadi di Sukabumi, Jawa Barat yang menewaskan seorang balita berusia 3 tahun.
Meskipun sering dianggap sebagai penyakit ringan, infeksi berat dapat menyebabkan malnutrisi, gangguan perkembangan kognitif pada anak, hingga komplikasi fatal.
Untuk memahami cara mendiagnosis, mengobati, dan mencegahnya, langkah pertama adalah mengenali jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia.
Secara biologis, cacing parasit (helminths) diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok utama berdasarkan bentuk tubuh, struktur internal, dan siklus hidupnya.
Berikut adalah klasifikasi utama cacing parasit pada manusia.
Ini adalah kelompok cacing parasit yang paling sering menginfeksi manusia.
Ciri utamanya adalah bentuk tubuh silindris (gilig) yang tidak bersegmen dengan ujung runcing.
Mereka memiliki sistem pencernaan yang lengkap, dari mulut hingga anus.
Karakteristik: Cacing usus terbesar, panjangnya bisa mencapai 35 cm.
Penularan: Melalui rute fekal-oral, yaitu menelan telur infektif yang mencemari tanah, makanan, atau minuman.
Sangat umum pada anak-anak.
Penyakit: Ascariasis, yang dapat menyebabkan sakit perut, malnutrisi, dan penyumbatan usus pada infeksi berat.
Karakteristik: Cacing kecil berwarna putih, berukuran sekitar 1 cm.
Penularan: Menelan telur mikroskopis yang sangat ringan dan mudah menyebar melalui kontak langsung, pakaian, atau debu di lingkungan rumah.
Penyakit: Enterobiasis atau infeksi cacing kremi, ditandai dengan rasa gatal hebat di sekitar anus, terutama pada malam hari.
Karakteristik: Cacing kecil yang memiliki "gigi" atau lempeng pemotong di mulutnya untuk menempel pada dinding usus dan mengisap darah.
Penularan: Larva infektif dari tanah menembus kulit manusia, biasanya telapak kaki.
Penyakit: Ancylostomiasis, yang menjadi penyebab utama anemia defisiensi besi di daerah endemis.
Karakteristik: Memiliki bentuk unik seperti cambuk, dengan bagian depan yang tipis dan bagian belakang yang lebih tebal.
Penularan: Sama seperti cacing gelang, melalui telur yang tertelan dari tanah yang terkontaminasi.
Penyakit: Trichuriasis, pada infeksi berat dapat menyebabkan diare berdarah, sakit perut, dan prolaps rektum pada anak.
Kelompok ini memiliki ciri tubuh yang pipih (dorsoventral) dan tidak memiliki rongga tubuh.
Sistem pencernaannya tidak lengkap (tidak memiliki anus) atau bahkan tidak ada sama sekali.
Filum ini dibagi lagi menjadi dua kelas utama yang bersifat parasit pada manusia.
Karakteristik: Tubuh pipih panjang yang terdiri dari rangkaian segmen-segmen (disebut proglottid).
Kepalanya, yang disebut scolex, memiliki kait atau alat isap untuk menempel pada dinding usus.
Cacing pita dewasa tidak memiliki sistem pencernaan dan menyerap nutrisi langsung dari usus inangnya.
Penularan: Umumnya melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang (sapi, babi, ikan) yang mengandung larva cacing.
Cacing Pita Sapi (Taenia saginata): Ditularkan melalui konsumsi daging sapi yang terinfeksi.
Cacing Pita Babi (Taenia solium): Ditularkan melalui daging babi.
Infeksi larvanya (sistiserkosis) jauh lebih berbahaya karena larva dapat bersarang di otot, mata, dan otak, menyebabkan kejang atau gangguan neurologis.
Karakteristik: Tubuh pipih berbentuk seperti daun dan tidak bersegmen.
Mereka memiliki satu atau lebih alat isap (sucker) untuk menempel pada jaringan inang.
Siklus hidupnya kompleks dan seringkali membutuhkan inang perantara (seperti siput air) sebelum dapat menginfeksi manusia.
Penularan: Tergantung spesiesnya, bisa melalui kontak dengan air yang terkontaminasi larva, atau memakan tumbuhan air atau hewan air mentah yang terinfeksi.
Cacing Darah (Schistosoma sp.): Larvanya masuk dengan menembus kulit saat kontak dengan air tawar yang terkontaminasi.
Menyebabkan penyakit skistosomiasis yang merusak organ dalam seperti hati dan kandung kemih.
Cacing Hati (Fasciola hepatica): Ditularkan melalui konsumsi tumbuhan air mentah (seperti selada air) yang terkontaminasi larva cacing.
Menyebabkan kerusakan pada hati dan saluran empedu.