llustrasi cacing di tubuh manusia (ChatGPT)
Hitekno.com - Seorang balita perempuan berusia tiga tahun, berinisial R, di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia secara tragis pada 22 Juli 2025.
Hasil medis menunjukkan korban menderita infeksi cacing gelang (ascariasis) akut yang telah menyebar hingga ke organ vital, termasuk otak.
Peristiwa memilukan ini mencuat ke publik dan menjadi viral setelah sebuah lembaga relawan sosial mengunggah upaya penyelamatan balita tersebut.
Korban dilarikan ke RSUD R. Syamsudin SH dalam kondisi tidak sadarkan diri pada 13 Juli 2025.
Saat dalam perawatan, tim medis menemukan sejumlah besar cacing gelang keluar dari hidung, mulut, dan anus korban.
Hasil CT scan kemudian mengonfirmasi bahwa cacing beserta telurnya bahkan telah mencapai bagian otak.
Kondisi lingkungan tempat tinggal diduga kuat menjadi pemicu utama. Korban, yang akrab disapa Raya, tinggal di sebuah rumah semi panggung yang bagian bawahnya merupakan kandang ayam penuh kotoran.
Diduga, korban yang sering bermain di tanah terpapar telur cacing dari lingkungan yang tidak sehat tersebut.
Masalah ini semakin kompleks dengan kondisi keluarga korban yang rentan. Ibu korban dilaporkan mengalami gangguan kejiwaan, sementara ayahnya menderita tuberkulosis (TBC).
Keluarga ini juga tidak memiliki dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga (KK), sehingga tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, yang menjadi kendala utama dalam akses penanganan medis.
Baca Juga: Update Terbaru! 35 Kode Redeem Free Fire Max 20 Agustus 2025
Sebelumnya, korban sempat dibawa berobat ke klinik dan didiagnosis menderita TBC. Keluarga baru mengetahui kondisi infeksi cacing yang parah setelah korban meninggal dunia.
Seluruh biaya perawatan di rumah sakit sebesar Rp 23 juta akhirnya ditanggung oleh tim relawan yang membantu proses evakuasi.
Kasus ini mendapat perhatian serius dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyatakan keprihatinan dan kekecewaan mendalam. Ia mengkritik keras kinerja aparat pemerintah di tingkat bawah yang dinilai abai.
"Ini kegagalan negara dalam melindungi warganya. Bagaimana bisa ada warga yang sakit parah hingga meninggal dunia tanpa terdeteksi oleh aparat desa, puskesmas, hingga tingkat kabupaten?" ujar Dedi Mulyadi, melalui unggahan di Instagram.
"Dimungkinkan saya akan memberikan sanksi kepada Desa tersebut karena fungsi-fungsi kelompok pergerakan PKK-nya tidak jalan, fungsi posiandunya tidak berjalan, dan fungsi kebidanannya tidak berjalan," lanjutnya.
Sebagai sanksi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memutuskan untuk menunda pencairan dana bantuan untuk Desa Cianaga.
"Sanksi akan kami berikan kepada siapapun dan daerah manapun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat," kata Dedi.
Dedi Mulyadi juga telah mengirimkan tim untuk mengevakuasi dan memberikan perawatan kepada anggota keluarga korban yang lain.
Di tingkat kabupaten, Kepala Dinas Kesehatan Sukabumi, Agus Sanusi, menyatakan akan memberikan sanksi tegas kepada Kepala Puskesmas Kabandungan karena dinilai lalai dalam melakukan deteksi dini.