Gartonis, Burung Purba Berkepala Raksasa yang Tak Bisa Terbang

Wow, meski tak bisa terbang, Gartonis tetap ''nekat'' bermigrasi.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 17 Desember 2018 | 14:00 WIB
Ilustrasi burung Gastornis. (Wikipedia/ Tim Bertelink)

Ilustrasi burung Gastornis. (Wikipedia/ Tim Bertelink)

Hitekno.com - Fosil burung Gartonis yang sangat sedikit ditemukan mampu mengagetkan Ilmuwan. Bagaimana tidak, puluhan juta tahun lalu burung tersebut berkeliaran di wilayah Arktik.

Fosil burung Gartonis juga ditemukan di Wyoming, sebuah negara bagian di Amerika Serikat.

Dalam sebuah penelitian terbaru, fosil yang ditemukan di Ellesmere mengungkap bahwa burung Gartonis bermigrasi selama musim dingin di Arktik yang gelap.

Baca Juga: Burung Beo Ini Belanja Lewat Alexa Amazon, Sangat Lucu

Seekor burung raksasa yang tak bisa terbang dengan kepala seukuran kuda tampaknya berjumlah banyak dan berkeliaran di Arktik.

Periode 53 juta tahun yang lalu, Arktik merupakan padang gurun yang dingin dan lebih tampak seperti rawa.

Sebuah studi gabungan yang dilakukan oleh ilmuwan dari Amerika dan Cina berhasil mengungkapkan bahwa Gastornis memulai migrasi awalnya di pulau Ellesmere, lingkaran Arktik.

Baca Juga: Alien Pernah Mengunjungi Bumi, Ini Klaim Ilmuwan NASA

Para ilmuwan memperkirakan burung Gastornis mempunyai tinggi yang dapat mencapai 6 kaki atau sekitar 1,8 meter dengan berat mencapai ratusan kilogram.

Penelitian mengenai burung Gastornis purba sudah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Penemuan fosil Gastornis ditandai dengan tanda bintang. (Nature)
Penemuan fosil Gastornis ditandai dengan tanda bintang. (Nature)

Temuan tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan menarik atas perilaku Gastornis.

Baca Juga: Minta Tambah Efek Burung Terbang, Ini 10 Editan Kocak Netizen

Burung raksasa itu kemnungkinan bermigrasi ke selatan selama musim dingin di Arktik. Penemuan fosil di Arktik dan Wyoming, Amerika bagian tengah, memperkuat asumsi tersebut.

Meski kegelapan menyelimuti Bumi dan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bermigrasi tanpa sayap, mereka tetap melakukannya.

Dikutip dari Guardian Science, spesies ini awalnya dianggap sebagai karnivora yang tangguh berkat struktur tubuh mereka.

Baca Juga: Burung Makaw Spix Hampir Punah, Jumlahnya Tinggal Puluhan

Kerangka buatan Gastornis di Museum London. (Wikipedia/ Vincent Smith)
Kerangka buatan Gastornis di Museum London. (Wikipedia/ Vincent Smith)

Namun penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mereka merupakan seekor ''vegan sejati'' atau herbivora.

Paruhnya yang besar diperkirakan berfungsi untuk mengunyah daun, kacang, biji, dan buah.

Pulau Ellesmere di Kanada adalah pulau terbesar ke-10 di dunia dan terletak berdekatan dengan Greenland.

Penampakan tulang Gastornis. (Nature)
Penampakan tulang Gastornis. (Nature)

Tempat tersebut merupakan salah satu tempat terdingin, terisolasi dan paling terpencil di Bumi.

Suhunya bahkan dapat mencapai -40 derajat Celcius saat musim dingin tiba.

Namun tempat tersebut sangat berbeda 53 juta tahun lalu karena Ellesmere berupa rawa saat zaman Eosen.

Selama zaman Eosen, Antartika masih melekat ke Australia dan suhu global luar biasa hangat.

Itu berarti sebagian besar wilayah dunia bebas dari es dan masih banyak terdapat rawa-rawa.

Penelitian tentang burung Gartonis sangat berguna bagi ilmuwan untuk mendalami evolusi dan bagaimana dampak perubahan iklim pada unggas.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak