Romawi Kuno Membuat Beton yang Lebih Kuat dan Tahan Lama

Penemuan ini menginspirasi para peneliti dalam mencari resep asli dari bahan baku beton yang dipakai oleh orang Romawi kuno.

Agung Pratnyawan
Kamis, 14 Juni 2018 | 09:46 WIB
Kolesium di Roma (sumber foto: pixabay)

Kolesium di Roma (sumber foto: pixabay)

Hitekno.com - Pernah kah Anda bertanya, apa yang membuat bangunan bersejarah bisa sekokoh itu? Sebuah penelitian mengungkap bagaimana beton bangunan Romawi kuno yang berusia 2.000 tahun dan selalu terkena ombak laut bisa terus bertahan.

Penelitian itu mengungkap adanya petunjuk baru pada evolusi kimia dan mineral semen. Penemuan ini juga menginspirasi para peneliti dalam mencari resep asli dari bahan baku beton yang dipakai oleh orang Romawi dulu.

Tim peneliti yang bekerja di Departemen Lawrence Barkeley National Laboratory menggunakan sinar-X untuk mempelajari sampel beton Romawi di skala mikroskopis, untuk mempelajari lebih lanjut tentang semen mineral mereka. Sebelumnya, mereka meneliti di Barkeley Lab Advanced Light Source (ALS) dan menemukan bahwa kristal aluminat tobermorite memiliki peran penting dalam memperkuat beton.

Baca Juga: Bantu Penyerbukan, Jepang Ciptakan Robot Lebah

"Di ALS kami memetakan mikrostruktur semen mineral dan dapat mengindetifikasi berbagai mineral serta rangkaian rumit dari kristalisasi pada skala mikron," jelas Marie Jackson, seorang ahli geologi dan geofisika di University of Utah yang memimpin penelitian.

Dilansir dari News Center, resep Romawi kuno sangat berbeda dari resep modern dalam pembuatan beton. Kebanyakan beton modern adalah campuran dari semen Portland yang terdiri dari batu kapur, batu pasir, abu, kapur, besi, tanah liat, dan bahan lainnya yang dilebur bersamaan pada suhu terik.

Secara konkret, bahan-bahan ini mengikat material granular yang disebut agregat dari potongan batuan dan pasir. Agregat memiliki reaksi kimia yang dapat menyebabkan retak pada beton, erosi, dan runtuhnya struktur beton. Inilah mengapa beton modern tidak bertahan lama.

Baca Juga: Jangan Geer Dulu, Emoji Ini Punya Arti Berbeda Lho

Namun, beton Romawi dibuat dari abu vulkanik, air kapur, dan air laut. Campuran tersebut dilebur pada suhu rendah untuk mengurangi kadar karbon dalam semen. Material ini akan terus bereaksi hingga membuat semen Romawi tahan jauh lebih lama. Orang-orang Romawi mengandalkan reaksi campuran batu vulkanik dengan air laut untuk menghasilkan semen mineral baru.

Jackson bekerja sama dengan insinyur geologi lainnya untuk menemukan kembali resep yang dipakai Roma untuk membuat beton. Ia mencampur air laut dari Teluk San Francisco dan batu vulkanik dari Amerika bagian barat, untuk menemukan formula yang tepat dan juga memimpin proyek pengeboran ilmiah untuk mempelajari produksi tobermorite dan mineral terkait lainnya di gunung berapi Surtsey di Islandia.

Saat ini, semakin banyak produsen beton yang mengeksplorasi penggunaan batuan vulkanik dan proses yang tidak memerlukan banyak energi, sehingga itu sama-sama dapat menjadi keuntungan bagi industri dan lingkungan.

Baca Juga: Hangout Bareng, Kembaran Donald Trump dan Kim Jong Un Bikin Heboh

Tulisan ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Beton Romawi Kuno Lebih Kuat dan Tahan Lama, Ini Alasannya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak