Bantu Penyerbukan, Jepang Ciptakan Robot Lebah

Cara kerjanya mudah, robot akan terbang ke arah bunga seperti halnya lebah. Serbuk sari nanti akan menempel lalu robot terbang ke bunga berikutnya.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 13 Juni 2018 | 17:14 WIB
sumber foto: pixabay

sumber foto: pixabay

Hitekno.com - Sebuah tim peneliti dari Advanced Industrial Science and ology (AIST) di Jepang, telah merancang sebuah perangkat berbentuk seperti robot lebah. Robot ini nantinya digunakan membantu proses penyerbukan bunga.

Robot ini dibuat dari drone mini, kombinasi bulu kuda dan gel ion yang lengket. Ketiga komponen digabungkan sedemikian rupa agar terlihat sepert lebah.

Cara kerjanya cukup sederhana, robot akan terbang ke arah bunga seperti halnya lebah. Serbuk sari nanti akan menempel di kaki drone berkat gel ion. Kemudian, robot akan terbang ke bunga berikutnya.

Jadi, adakah alasan dibalik penciptaan robot ini? Dikutip dari y, beberapa jenis lebah diperkirakan mati dalam jumlah yang tinggi.

Menurut peneliti, ada beberapa dugaan yang menyebabkan kematian sejumlah besar lebah. Studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan, pestisida adalah penyebab Colony Collapse Disorder (CCD), fenomena dimana lebah pekerja tiba-tiba meninggalkan koloni tanpa peringatan.

Faktor lainnya bisa jadi perubahan iklim. Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa puluhan spesies lebah di AS telah terpengaruh oleh hilangnya habitat dan kenaikan suhu.

Menurut The Australianasian Beekeeper, populasi lebah madu di Australia juga sedang krisis. Populasi lebah kini berada di titik terendah sepanjang masa.

Tulisan ini sudah dimuat di Suara.com dengan judul Robot Lebah Ini Bisa Bantu Penyerbukan.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Bukan sekadar hiburan, film horor ternyata 'gym' bagi otak Anda. Pakar psikologi ungkap bagaimana adegan seram bisa mela...

sains | 10:55 WIB

Ilmuwan menemukan masker dan cangkir berusia 5.000 tahun yang terbuat dari tulang manusia di China....

sains | 12:41 WIB

BMKG ungkap biang kerok cuaca panas menyengat. Bukan gelombang panas, ini kombinasi dari musim pancaroba dan posisi mata...

sains | 16:20 WIB

Para ilmuwan berhasil membuat AI menciptakan virus yang dapat membunuh bakteri....

sains | 13:27 WIB

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB