5 Fenomena Langit Sepanjang Juli 2022, Supermoon hingga Konjungsi

Tak hanya Supermoon pada Juli 2022 ini.

Agung Pratnyawan
Selasa, 05 Juli 2022 | 15:58 WIB
Ilustrasi Supermoon. (Pixabay/ Michael Kleinsasser)

Ilustrasi Supermoon. (Pixabay/ Michael Kleinsasser)

Hitekno.com - Tiap bulannya selalu ada fenomena langit yang terjadi, termasuk Juli 2022 ini. Setidaknya ada lima fenomena langit yang akan terjadi bulan ini.

Diwartakan Suara.com, ada beberapa fenomena langit yang bisa diamati. Namun ada juga fenomena langit selama Juli 2022 yang tak bisa diamati.

Seperti Supermoon atau bulan purnama hingga beberapa konjungsi Bulan dengan planet lainnya.

Baca Juga: Tercipta 2 Kawah Baru di Bulan, Gegara Tabrakan Roket Misterius ini

Dilansir dari In The Sky, berikut ini lima fenomena langit yang dapat disaksikan sepanjang Juli 2022:

1. Supermoon

Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)
Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)

Bulan akan mencapai fase penuh pada waktu yang bersamaan dengan orbit elipsnya, membuat Bulan melakukan pendekatan dengan Bumi pada 14 Juli 2022.

Baca Juga: NASA Mulai Pelajari Sampel Bulan dari Misi Apollo 17, Setelah 50 Tahun Tersimpan

Bulan Purnama Juli akan bersamaan dengan Supermoon, membuatnya tampak besar dan dekat dengan Bumi.

Jarak Bulan dari Bumi bervariasi karena orbitnya tidak melingkar sempurna, tetapi berbentuk oval.

Saat Bulan melintasi jalur elips ini di sekitar Bumi setiap bulan, jaraknya bervariasi sebesar 14 persen antara 356.500 km di perigee (pendekatan terdekat ke Bumi) dan 406.700 km di apogee (terjauh dari Bumi).

Baca Juga: 5 Fenomena Langit Sepanjang Mei 2022, Hujan Meteor hingga Konjungsi Bulan

Ukuran sudutnya juga bervariasi dengan faktor yang sama, antara 29,4 arcmin dan 33,5 arcmin.

Ketika Bulan Purnama bertepatan dengan perigee, Bulan tampak lebih terang daripada waktu lain.

Pada 14 Juli mendatang, jarak Bulan dari Bumi akan mencapai sekitar 357.418 km dan berada di konstelasi Sagitarius. Fenomena ini dikenal juga sebagai supermoon.

Baca Juga: Ilmuwan Ingin Digelar Misi Pencarian Alien dan Kehidupan di Uranus dan Bulan Saturnus

Bulan Purnama pada Juli juga memiliki julukan lain, yaitu Buck Moon.

Penamaan ini berasal dari Farmers' Almanac yang mengklaim memiliki asal-usul kuno dari suku asli Amerika.

Bulan Purnama Juli dinamai Buck Moon karena pada saat ini tanduk rusa telah tumbuh sepenuhnya.

2. Konjungsi Bulan dan Saturnus

Konjungsi Bulan dan Saturnus. [In the Sky]
Konjungsi Bulan dan Saturnus. [In the Sky]

Bulan dan Saturnus akan tampak berdekatan dari langit Bumi pada 16 Juli 2022, di mana Saturnus berada pada jarak 4 derajat dari Bulan.

Pasangan ini akan mulai terlihat pukul 20:30 WIB ketika mencapai ketinggian 7 derajat di atas ufuk timur.

Kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 02:03 WIB dengan ketinggian 81 derajat di atas cakrawala selatan.

Keduanya akan menghilang saat fajar sekitar pukul 05:48 WIB dengan ketinggian 34 derajat di atas ufuk barat.

Saat konjungsi terjadi, Bulan akan berada pada magnitudo -12,7 dan aturnus pada magnitudo 0,4, keduanya berada di konstelasi Capricornus.

3. Konjungsi Bulan dan Jupiter

Konjungsi Bulan dan Jupiter. [In the Sky]
Konjungsi Bulan dan Jupiter. [In the Sky]

Beberapa hari setelah melakukan pendekatan dengan Saturnus, Bulan akan tampak berdekatan dengan Jupiter pada 19 Juli 2022.

Pada saat itu, Jupiter akan berada pada jarak 2 derajat dari Bulan.

Keduanya akan terlihat sekitar pukul 23:11 WIB ketika mencapai ketinggian 7 derajat di atas ufuk timur.

Pasangan ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 04:38 WIB dengan ketinggian 81 derajat di atas cakrawala utara.

Bulan dan Jupiter akan hilang sekitar pukul 05:48 WIB dengan ketinggian 70 derajat di atas cakrawala barat laut.

Bulan akan berada pada magnitudo -12,2 dan Jupiter pada magnitudo -2,6, keduanya dapat ditemukan di konstelasi Cetus.

4. Konjungsi Bulan dan Mars

Bulan akan kembali tampak berdekatan dengan Mars pada 21 Juli 2022, di mana Mars akan berada pada jarak 1 derajat dari Bulan.

Pasangan ini akan terlihat di langit pada pukul 00:37 WIB ketika mencapai ketinggian 67 derajat di atas ufuk timur laut, sebelum menghilang pada pukul 05:48 WIB.

Bulan akan berada di mag -11.5 dan Mars di mag 0,3, keduanya dapat ditemukan di konstelasi Aries.

5. Hujan meteor Delta Akuarid Selatan

Hujan meteor Delta Akuarid Selatan [In the Sky]
Hujan meteor Delta Akuarid Selatan [In the Sky]

Hujan meteor Delta Akurid Selatan akan aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus, tetapi tingkat puncak meteor akan terjadi pada 30 Juli 2022.

Selama periode ini, akan ada peluang untuk melihat hujan meteor di Konstelasi Aquarius.

Pengamat dapat melihat hujan meteor sekitar pukul 19:53 WIB, ketika titik pancarannya naik di atas ufuk timur dan akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:39 WIB.

Pancuran tersebut kemungkinan akan menghasilkan tampilan terbaiknya pada sekitar pukul 02:00 WIB.

Pancaran hujan akan muncul pada ketinggian puncak 80 derajat di atas cakrawala dan diperkirakan akan dapat melihat hingga 24 meteor per jam.

Badan induk yang bertanggung jawab atas hujan meteor Delta Akuarid Selatan sendiri adalah komet P/2008 Y12 (SOHO).

Untuk dapat mengamati hujan meteor dengan jelas, pastikan berada di lokasi yang bebas dari polusi cahaya dan kondisi langit dalam keadaan cerah.

Itulah lima fenomena langit yang terjadi sepanjang Juli 2022 ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak