Tercipta 2 Kawah Baru di Bulan, Gegara Tabrakan Roket Misterius ini

Pada Maret lalu, sebuah roket misterius telah menabrak Bulan hingga menciptakan kawah baru.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 01 Juli 2022 | 13:25 WIB
Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)

Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)

Hitekno.com - NASA telah melaporkan adanya kawah baru di Bulan gegara tertabrak roket misterius pada Maret kemarin. Tidak hanya satu, ada dua kawah ganda di satelit alami Bumi tersebut.

Penampakan kawah baru di Bulan ini bedasarkan pemotretan terkini NASA, yang mendapati bekas tabrakan roket misterius ini di sisi jauh Bulan.

Namun kini, dua kawah tersebut malah membuat para ilmuwan bingung.

Baca Juga: Misi Kirim Manusia ke Bulan, NASA Siapkan Baju Astronaut Baru

Gambar lokasi tabrakan diambil oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA pada 25 Mei dan dirilis pada 24 Juni.

Foto-foto tersebut menunjukkan bahwa puing-puing roket yang asal-usulnya masih dipertanyakan, melubangi dua kawah yang tumpang tindih ketika menabrak sisi jauh Bulan dengan kecepatan 9.290 km/jam.

Sebelumnya, para ahli menduga bahwa puing roket tersebut milik roket Falcon X yang diluncurkan SpaceX pada 2015.

Baca Juga: NASA Mulai Pelajari Sampel Bulan dari Misi Apollo 17, Setelah 50 Tahun Tersimpan

Analisis terbaru mengisyaratkan bahwa objek tersebut adalah tahap atas milik roket 5-T1 China.

Situs dampak roket di Bulan. [NASA]
Situs dampak roket di Bulan. [NASA]

Tapi, pejabat China menyanggahnya dan mengklaim tahap atas roket telah terbakar di atmosfer Bumi bertahun-tahun lalu.

Hingga saat ini, setidak nya 47 badan roket NASA telah jatuh ke Bulan. Namun tidak ada dampak roket lain di Bulan yang menciptakan kawah ganda.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit Sepanjang Mei 2022, Hujan Meteor hingga Konjungsi Bulan

Meskipun para ilmuwan tidak dapat secara langsung mengamati tabrakan, para peneliti memperkirakan bahwa roket menghantam Bulan di Kawah Hertzsprung di sisi jauh Bulan pada 4 Maret.

Pengamatan dari LRO menunjukkan dua lekukan di permukaan Bulan, di mana kawah timur berukuran lebar 18 meter dan kawah barat berukuran 16 meter.

Dilansir dari Live Science, Jumat (1/7/2022), para ilmuwan masih berhipotesis tentang apa yang dapat menciptakan dua kawah.

Baca Juga: Ilmuwan Ingin Digelar Misi Pencarian Alien dan Kehidupan di Uranus dan Bulan Saturnus

Situs dampak pesawat ruang angkasa. [Lroc.sese.asu.edu]
Situs dampak pesawat ruang angkasa. [Lroc.sese.asu.edu]

Salah satu kemungkinannya adalah kawah itu terbentuk oleh sepotong puing yang memiliki dua massa besar di setiap ujungnya.

Mengingat roket kemungkinan benar-benar hancur saat menabrak permukaan Bulan, sulit menyelidiki asal-usul puing roket yang kontroversial.

Tetapi beberapa astronom berpikir bahwa puing itu adalah Chang'e 5-T1 milik roket.

Meskipun ini adalah bagian pertama dari sampah luar angkasa yang secara tidak sengaja bertabrakan dengan Bulan, tetapi ini bukan pertama kalinya sebuah satelit buatan manusia jatuh di permukaan Bulan.

Sebelumnya pada 2009, Lunar Crater Observation and Sensing Satellite milik NASA sengaja ditembakkan ke kutub selatan Bulan pada kecepatan 9.000 km/jam, melepaskan gumpalan yang memungkinkan para ilmuwan untuk mendeteksi tanda kimia air es.

Peta situs pesawat ruang angkasa robot di permukaan Bulan. [Lroc.sese.asu.edu]
Peta situs pesawat ruang angkasa robot di permukaan Bulan. [Lroc.sese.asu.edu]

Para ilmuwan menambahkan bahwa kebingungan seputar identitas objek puing tersebut, menyoroti kebutuhan bagi badan antariksa dan perusahaan swasta untuk mengembangkan prosedur yang lebih baik dalam melacak roket yang dikirim ke luar angkasa.

Itulah laporan terkini dari NASA soal terbentuknya kawah baru di Bulan gegara tabrakan roket misterius belum lama ini. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak