Dampak Inti Bumi Bergoyang, Pengaruhi Panjang Hari tiap 6 Tahun

Para ilmuwan masih tertarik menggali lebih dalam, mengenai misteriinti Bumiuntuk lebih memahami bagaimana dan mengapa begitu dalam berperilaku.

Agung Pratnyawan
Rabu, 15 Juni 2022 | 19:19 WIB
Ilustrasi Bumi. (Pixabay)

Ilustrasi Bumi. (Pixabay)

Hitekno.com - Penelitian terbaru melaporkan kalau inti Bumi bergoyang dan berputar-putar dari satu arah ke arah lain. Hasil penelitian ini telah diterbitkan melalui jurnal Science Advances.

Kondisi seperti dalam penelitan terbaru ini ini disebutkan mempengaruhi panjang hari di Bumi dalam siklus enam tahun.

Teori baru tentang cara kerja inti bagian dalam Bumi ini bertentangan dengan gagasan sebelumnya, tentang lapisan geologis terdalam Bumi yang berputar bersama bagian planet lainnya, dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat daripada permukaan.

Baca Juga: Dugaan Ilmuwan, Ada 4 Peradaban Alien yang Mengintai Bumi

Inti Bumi adalah bola merah panas yang terdiri dari besi padat dan dikelilingi oleh inti luar cair, kemudian mantel dan kerak Bumi.

Teori pada 1990-an menunjukkan bahwa inti Bumi mengalami rotasi super, di mana inti dalam berputar sedikit lebih cepat daripada bagian planet lainnya.

Teori tersebut didukung oleh penelitian yang mempelajari gelombang yang dihasilkan, dari uji coba bom nuklir bawah tanah yang dilakukan oleh Uni Soviet antara 1971 dan 1974.

Baca Juga: Berbekal Teleskop Luar Angkasa Baru, China Berburu Planet Mirip Bumi

Namun dalam studi baru, para ilmuwan dari University of Southern California (USC) menggunakan metodologi yang sama untuk mempelajari sepasang tes atom bawah tanah sebelumnya di bawah Pulau Amchitka pada 1969 dan 1971.

Bom nuklir yang menyebabkan pergesaran waktu. [Science Advances]
Bom nuklir yang menyebabkan pergesaran waktu. [Science Advances]

Anehnya, hasilnya menunjukkan bahwa inti bagian dalam bergerak perlahan ke arah yang berbeda antara 1969 dan 1971.

Ssub-rotasi setidaknya sepersepuluh derajat per tahun, dibandingkan dengan arah pergerakannya antara 1971 dan 1974.

Baca Juga: Asteroid Seukuran Bus Bakal Lintasi Bumi Jumat Besok, Berbahaya?

"Pengamatan terbaru kami menunjukkan bahwa inti dalam berputar sedikit lebih lambat dari 1969-1971 dan kemudian bergerak ke arah lain dari 1971-1974," kata John E Vidale, penulis studi dan profesor Ilmu Bumi di USC, dikutip dari IFL Science, Selasa (14/6/2022).

Vidale menambahkan bahwa inti bagian dalam Bumi tidak tetap, di mana itu bergerak maju mundur beberapa kilometer setiap enam tahun.

Tak hanya itu, proses tersebut juga berpengaruh terhadap lamanya hari-hari di Bumi.

Baca Juga: Asteroid Besar Bakal Melintasi Bumi Besok, Berbahaya?

Selama ini, banyak orang menganggap hari-hari di Bumi konstan, tetapi faktanya hari-hari di Bumi bervariasi.

Sebagai contoh, sekitar 300 juta tahun yang lalu, satu hari di Bumi berlangsung sekitar 21 jam.

Panjang hari ditentukan oleh kecepatan rotasi planet. Ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, tetapi diyakini terkait dengan perubahan medan magnet Bumi yang dihasilkan di inti planet.

Studi baru mencatat bahwa panjang hari bertambah dan berkurang seperti yang diprediksi, di mana bertambah atau berkurang 0,2 detik selama enam tahun.

Para ilmuwan masih tertarik menggali lebih dalam, mengenai misteri inti Bumi untuk lebih memahami bagaimana dan mengapa inti bagian dalam berperilaku dengan cara yang aneh.

Itulah hasil penelitian baru, yang melaporkan kalau inti Bumi bergoyang dan dampaknya pada panjang hari. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak