Serangan Paus Pembunuh ke Kapal Meningkat, Ilmuwan Masih Kebingungan

Kira-kira apa ya penyebab paus pembunuh menabrakkan badan mereka ke kapal?

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 16 September 2020 | 18:30 WIB
Paus pembunuh punya ukuran sirip punggung yang besar. (Pixabay/ Eveline de Bruin)

Paus pembunuh punya ukuran sirip punggung yang besar. (Pixabay/ Eveline de Bruin)

Hitekno.com - Serentetan serangan orca (Orcinus orca) atau paus pembunuh masih membuat bingung dan akan diselidiki lebih lanjut oleh ilmuwan. Beberapa kapal di Eropa diketahui telah diserang oleh paus pembunuh sehingga mereka kemudi mereka rusak.

Paus pembunuh biasanya cenderung menghindari konfrontasi dengan manusia sehingga peristiwa ini cukup langka.

Beberapa kapal diketahui langsung melakukan panggilan darurat setelah mereka ditubruk paus pembunuh berkali-kali.

Baca Juga: Naik ke Atas Punggung Hiu Paus Langka, Aksinya Tuai Kecaman Netizen

Serangan paling banyak dilaporkan sepanjang pantai Portugal dan Spanyol. Insiden terbaru terjadi pada Jumat, 11 September, di lepas pantai A Coruña, Spanyol, yang melibatkan yacht sepanjang 11 meter (36 kaki) di mana kapal itu akhirnya dibawa ke Inggris.

Laporan dari Guardian, kapal itu dikepung orca atau paus pembunuh di mana mereka menabrak buritan sebanyak 15 kali, menurut keterangan dari direktur pelaksana Halcyon Yacht, Pete Green.

Paus pembunuh dan anaknya. (Pixabay/ skeeze)
Paus pembunuh dan anaknya. (Pixabay/ skeeze)

Salah satu serangan lainnya melibatkan kapal 14 meter yang mengharuskan mereka berputar 180 derajat setelah diserang 9 orca berulang kali selama satu jam.

Baca Juga: Belasan Paus Pilot Terdampar, Cuma 1 Ekor yang Selamat

Serangan berulang kali dari paus pembunuh dapat membuat kemudi kapal rusak sehingga mereka harus ditarik ke pelabuhan oleh kapal lain.

Dari Selat Gibraltar hingga Galicia, yacht telah menerima perhatian "tidak diinginkan" dari orca yang tidak puas dan para ilmuwan tidak tahu mengapa.

Dilansir dari IFLScience, tidak jarang hewan yang dikenal cerdas ini mendekati perahu dan mereka sering terlihat secara pasif menyelidiki serta mengamati perahu dan perenang. Tetapi serangan seperti itu hingga saat ini belum pernah terdengar.

Baca Juga: Berkali Lipat Lebih Besar dari Perahu, Video Paus Raksasa Ini Bikin Takjub!

Ilustrasi paus pembunuh. (Pixabay/ skeeze)
Ilustrasi paus pembunuh. (Pixabay/ skeeze)

"Orca pada dasarnya ingin tahu, terutama anak-anaknya. Mereka akan sering berenang untuk menyelidiki perahu dan kadang-kadang akan mengamati perenang juga. Akan tetapi, tidak pernah menyebabkan kerusakan. Mendengar peristiwa tersebut (penyerangan kapal), itu adalah perilaku yang sangat tidak biasa dan mengkhawatirkan," kata perwakilan dari Whale and Dolphin Conservation di Inggris.

Ilmuwan lain bernama Dr Ruth Esteban yang telah meneliti orca selama dua bulan terakhir di Selat Gibraltar mengungkapkan bahwa perilaku itu mungkin berasal dari satu kawanan paus saja.

Ia menyoroti kemungkinan "fase aneh" dari orca muda yang berbagi perairan sama sehingga menyebabkan kontak. Selama bertahun-tahun orca telah dikaitkan erat dengan armada penangkap ikan tuna di Selat Gibraltar.

Baca Juga: Dapat Perhatian dari Susi Pudjiastuti, Ini 5 Fakta Unik Paus Pembunuh

Paus pembunuh hidup secara berkelompok. (Pixabay/ djmboxsterman)
Paus pembunuh hidup secara berkelompok. (Pixabay/ djmboxsterman)

Terdapat hubungan tidak nyaman antara orca dan nelayan karena tuna merupakan buruan dari keduanya. Perahu sering mengusir paus pembunuh muda sehingga ada kemungkinan mereka bisa stres.

"Kami hanya dapat berspekulasi tentang perilaku mengkhawatirkan orca yang menyerang kapal yang mungkin terkait dengan stres. Itu karena populasi kecil yang terancam punah ini berjuang untuk menyesuaikan diri dengan penangkapan ikan berlebihan dari mangsa pilihannya, tuna sirip biru Atlantik," kata ilmuwan tersebut.

Ilmuwan masih akan menyelidiki penyebab utama dari meningkatnya serangan paus pembunuh ke badan kapal. Untuk sementara ini, otoritas maritim Spanyol telah menyarankan para pelaut untuk waspada dan "menjaga jarak" untuk mencegah serangan lebih lanjut.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak