Mengenal Serangan Ransomware Lengkap Cara untuk Mencegah dan Mengatasinya

Ada beberapa kasus seranganransomwareyang menargetkan industri perbankan di seluruh dunia

Agung Pratnyawan
Minggu, 04 Juni 2023 | 11:27 WIB
Ilustrasi Ransomware. (Pixabay)

Ilustrasi Ransomware. (Pixabay)

Hitekno.com - Apa itu Ransomware dan bagaimana mencegah hingga mengatasinya. Serangan Ransomware yang menimpa BSI beberapa waktu silam membuat kejahatan siber ini jadi perbindangan.

Bank Syariah Indonesia (BSI) diduga menjadi korban serangan ransomware LockBit 3.0 yang menyebabkan gangguan layanan perbankan ATM maupun mobile banking selama beberapa hari. Total data yang dicuri dari serangan terhadap sistem BSI disebut mencapai 1,5 TB.  
 
Data tersebut diklaim memuat 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal dan layanan yang mereka gunakan. Data pelanggan yang bocor di antaranya adalah nama, nomor HP, alamat, saldo di rekening, nomor rekening, history transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan beberapa data lain. 

Sebelumnya Ransomware LockBit 3.0 sempat mencuitkan soal serangan pada BSI pada Rabu (10/5) tapi kemudian dihapus. Dari sisi BSI, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan BSI memang menemukan adanya indikasi dugaan serangan siber atas gangguan layanan tersebut. 

Baca Juga: Apa Itu Ransomware LockBit, Bagaimana Obrak Abrik Data Nasabah BSI?

Perseroan juga sempat melakukan evaluasi temporary switch off beberapa kanal agar sistem aman. Kejadian ini juga turut menyita perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyatakan OJK bersama dengan manajemen BSI masih melakukan pemantauan terhadap dampak serangan siber. Berbagai pihak kini juga tengah berupaya membangun kembali kepercayaan nasabah.

Apa Itu Ransomware dan Bahayanya bagi Perusahaan

Pengamat IT dan Product Owner Primary Guard, Razin Umran, menjelaska n "LockBit adalah jenis ransomware yang mengenkripsi file di sistem komputer korban dan meminta tebusan sebagai ganti kunci dekripsi. LockBit termasuk kategori malware yang dikenal sebagai ‘ransomware’ yang dirancang untuk memeras uang dari individu atau organisasi." 

Baca Juga: Ransomware LockBit Sebar 1,5 TB Data Nasabah BSI, Gagal Negosiasi?

"LockBit biasanya menyebar melalui lampiran email berbahaya, kampanye phishing, atau kerentanan dalam perangkat lunak atau jaringan. Setelah sistem terinfeksi, LockBit  mengenkripsi file, membuatnya tidak dapat diakses oleh korban sampai uang tebusan dibayarkan," ujar Razin. 

LockBit dianggap sebagai varian ransomware yang berbahaya karena menggunakan algoritma enkripsi yang canggih dan berpotensi menyebabkan gangguan signifikan dan kerugian finansial bagi perusahaan yang ditargetkan. 

Ransomware LockBit dapat dengan cepat menyebar ke seluruh jaringan, mengenkripsi file di beberapa mesin dan server, melumpuhkan operasi bisnis hingga tebusan dibayarkan atau sistem dipulihkan. 

Baca Juga: Waduh, Kelompok Ransomware Lockbit Ancam Sebarkan Data Jutaan Nasabah BSI

Sementara itu, LockBit 3.0 adalah kelompok atau geng penjahat dunia maya yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mendistribusikan ransomware LockBit. Mereka dikenal karena keterlibatannya dalam serangan ransomware profil tinggi yang menargetkan organisasi di seluruh dunia.   

Selain BSI, LockBit 3.0 telah menargetkan berbagai institusi dan perusahaan lain di berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, keuangan, manufaktur, dan entitas pemerintah. Motif utama mereka adalah keuntungan finansial melalui pembayaran tebusan. 

"Tujuan utama LockBit adalah untuk mengenkripsi data korban dan meminta uang tebusan. Mereka terutama mengejar kompensasi uang, bukan data aktual itu sendiri. Namun, dalam beberapa kasus, penjahat dunia maya mungkin mengekstraksi data sensitif sebelum mengenkripsinya, menggunakannya sebagai pengaruh tambahan untuk menekan korban agar membayar uang tebusan," ujar Razin. 

Baca Juga: Apa Itu Ransomware yang Dianggap Berbahaya, Lengkap Sejarah Perkembangannya

Menurut Razin, selain BSI, ada beberapa kasus serangan ransomware yang menargetkan industri perbankan di seluruh dunia. Institusi keuangan seringkali menjadi target yang menarik karena sifat sensitif dari data yang mereka tangani dan potensi keuntungan finansial yang signifikan.  

"Tidak jarang serangan ransomware menargetka n bank dan organisasi keuangan untuk mengganggu operasi mereka dan memeras uang. Contohnya termasuk serangan WannaCry pada tahun 2017, yang berdampak pada bank dan industri lainnya secara global," ujarnya. 

Penyebab dan Cara Perusahaan dalam Menghadapi Serangan Ransomware 

Lebih lanjut, Razin mengungkapkan penyebab atau kelemahan sistem yang memungkinkan perusahaan lain disusupi oleh ransomware bisa bermacam-macam.

Kerentanan umum yang dimanfaatkan oleh serangan ransomware meliputi. 

1. Kurangnya Kesadaran soal email Phising 

email phishing dan teknik rekayasa sosial sering digunakan untuk mendapatkan akses awal ke sistem. Mendidik karyawan tentang mengidentifikasi dan menghindari email, tautan, dan lampiran yang mencurigakan dapat mengurangi risiko secara signifikan. 

2. Perangkat Lunak yang Belum Ditambal (Unpatched)  

Perangkat lunak yang kedaluwarsa atau belum ditambal dapat mengetahui kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh penyerang. Menerapkan tambalan dan pembaruan keamanan secara teratur membantu mengurangi risiko ini. 

3. Kata Sandi dan Autentikasi yang Lemah  

Kebijakan kata sandi yang tidak memadai, kata sandi yang lemah, dan kurangnya autentikasi multi-faktor dapat memudahkan penyerang untuk mendapatkan akses tidak sah. Menggunakan kata sandi yang kuat dan menerapkan autentikasi multi-faktor menambah lapisan keamanan ekstra.  

4. Segmentasi Jaringan yang Tidak Memadai  

Tanpa segmentasi jaringan yang tepat, breach yang berhasil di satu area jaringan berpotensi membahayakan keseluruhan sistem. Mengisolasi sistem kritis dan menerapkan kontrol akses yang kuat dapat membatasi penyebaran ransomware. 

Razin juga mengungkapkan jika dihadapkan dengan dugaan serangan ransomware, perusahaan harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi dampaknya. Adapun caranya sebagai berikut. 

  • Putuskan sambungan sistem yang terpengaruh dari jaringan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. 
  • Beri tahu tim TI dan keamanan untuk menyelidiki dan mengatasi serangan tersebut. 
  • Pertahankan bukti untuk analisis forensik dan potensi keterlibatan penegak hukum. 
  • Terapkan protokol respons insiden dan ikuti plan yang telah ditentukan. 
  • Menilai tingkat serangan, termasuk mengidentifikasi jenis ransomware. 
  • Evaluasi sistem cadangan untuk opsi pemulihan data. 
  • Konsultasikan dengan pakar keamanan internet dan pertimbangkan untuk melibatkan otoritas penegak hukum. 

Perusahaan Harus Siap Menghadapi Serangan Siber 

Lalu untuk mencegah ransomware dan serangan siber lainnya, perusahaan harus menerapkan pertahanan berlapis untuk keamanan internet.  

  • Mendidik karyawan secara rutin tentang praktik terbaik keamanan siber, termasuk kesadaran akan email phishing dan teknik rekayasa sosial/social engineering. 
  • Terapkan kontrol akses yang kuat, kata sandi, dan autentikasi multifaktor. 
  • Selalu perbarui semua perangkat lunak, sistem operasi, dan aplikasi dengan patch dan pembaruan keamanan terbaru. 
  • Gunakan perangkat lunak antivirus dan anti-malware terbaik dan selalu perbarui. 
  • Cadangkan data penting secara teratur dan verifikasi integritas cadangan. 
  • Terapkan segmentasi jaringan untuk mengisolasi sistem kritis dan membatasi dampak serangan. 
  • Lakukan audit keamanan dan penilaian kerentanan secara teratur. 
  • Tetapkan rencana respons insiden dan uji secara teratur melalui simulasi atau latihan. 
  • Pertimbangkan untuk melibatkan pakar keamanan siber pihak ketiga untuk melakukan pengujian penetrasi dan audit keamanan. 
Berita Terkait
TERKINI

Seluruh transaksi di acara JakCloth Ramadan 2024 akan menggunakan QRIS dan transfer bank melalui BI FAST....

internet | 14:12 WIB

PointStar menyatakan dukungannya terhadap misi pemerintah dengan memungkinkan integrasi seluruh proses bisnis organisasi...

internet | 17:09 WIB

Grab menjadi perusahaan teknologi pertama yang menerima Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPP...

internet | 17:15 WIB

Seminar di UI memfokuskan pada perkembangan terkini dalam ilmu data, komputasi super, AI generatif, dan etika AI....

internet | 21:26 WIB

Dalam acara ini, peserta bertukar pendapat mengenai tren saat ini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan....

internet | 16:31 WIB

Aplikasi Merchant BCA ini didesain sebagai solusi untuk memberdayakan bisnis dari berbagai skala....

internet | 09:36 WIB

Keberadaan CCTV selama ini nyatanya tak cukup mencegah aksi kejahatan....

internet | 12:24 WIB

Berdasarkan feedback pengguna, Samsung akan menyediakan opsi dan pengalaman yang semakin ditingkatkan melalui SamsungGal...

internet | 20:46 WIB

Nuon Digital Indonesia menjajakibisnis baru dan melakukan inovasi pada produk-produk andalannya....

internet | 17:48 WIB

Perubahan nama ini merupakan langkah strategis Google untuk menggabungkan chatbot Bard dan layanan AI lainnya di bawah s...

internet | 18:15 WIB

Program AI TEACH for Indonesia merupakan program pengembangan kapasitas yang bertujuan untuk mengembangkan lanskap pendi...

internet | 17:14 WIB

Pinhome mengumumkan kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dalam pengadaan proteksi keselamatan kerja bagi seluruh Rekan...

internet | 09:56 WIB

Didukung Kominfo dan universitas-universitas setempat, kampanye ini bertujuan mengeksplorasi lanskap AI dan mendiskusika...

internet | 11:44 WIB

Di 14 kota, ribuan driver Grab bersama keluarga nonton bareng film Srimulat: Hidup Memang Komedi...

internet | 08:56 WIB

Mengakses konten Premier League melalui situs web atau perangkat streaming tidak resmi akan membuat diri mereka rentan t...

internet | 08:46 WIB

Dell Technologies menyoroti tren-tren baru yang akan membentuk industri teknologi pada tahun 2024 dan di masa depan....

internet | 12:06 WIB

Meningkatkan sistem keamanan menjadi langkah yang baik, tetapi upaya tersebut hanya menjangkau permukaan penyalahgunaan ...

internet | 07:24 WIB
Tampilkan lebih banyak