288 Ribu Bintang Ditargetkan untuk Cari Bukti Kehidupan di Luar Bumi

Sebanyak 288.000 bintang dianalisis para ilmuwan.

Dinar Surya Oktarini
Minggu, 06 September 2020 | 08:30 WIB
Foto galaksi Bima Sakti. (Wikipedia Commons/NASA)

Foto galaksi Bima Sakti. (Wikipedia Commons/NASA)

Hitekno.com - Untuk mencari bukti kehidupan di luar Bumi yang disebut Breakthrough Listen Initiative yang merupakan program penelitian ilmiah terbesar terbesar merilis katalog tentang pencarian kecerdasan luar angkasa (SETI). 

Mencari sinyal radio atau tanda teknologi, kegiatan ini mengamati 1.327 bintang individu yang terletak dalam 160 tahun cahaya dari Bumi. 

Namun tim ilmuwan menyadari bahwa katalog ini dapat diperluas tanpa memerlukan pengamatan baru. 

Baca Juga: Viral Fenomena Alam Unik Awan Berwarna Kuning di Wonosobo, Ini Kata BMKG

Pengamatan radio asli dilakukan dengan Green Bank Telescope (GBT) di West Virginia dan CSIRO Parkes Radio Telescope di Australia. Para ilmuwan dari University of Manchester menemukan bahwa dengan menggabungkan data tadi dan pengamatan dari observatorium Gaia, para ahli bisa meningkatkan jumlah bintang di katalog hampir 220 kali lipat, dari 1.327 bintang yang dianalisis menjadi lebih dari 288.000.

Pencarian teleskop tidak menutupi area yang luas di langit, tetapi setelah para ahli mempertimbangkan seberapa jauh sinyal bisa datang, tim ilmuwan memiliki kedalaman yang cukup banyak. Gaia mengukur jarak hingga hampir 1 miliar bintang sehingga para ilmuwan mencocokkan lokasi ini dengan wilayah yang diselidiki oleh teleskop radio.

Katalog baru telah memperluas jumlah bintang yang dianalisis menjadi total 288.315 bintang dengan jarak hingga 33.000 tahun cahaya. Penetapan ini memungkinkan para ilmuwan untuk menetapkan beberapa nilai yang ketat tentang seberapa umum kehidupan kerakal di luar sana.

Baca Juga: Hari Kedua MPL Indonesia Season 6, Bigetron Alpha Taklukan Geek Fam

Breakthrough Listen [Danielle Futselaar via IFL Science].
Breakthrough Listen [Danielle Futselaar via IFL Science].

"Hasil kami membantu memberikan batasan yang berarti pada prevalensi pemancar yang sebanding dengan apa yang kami sendiri dapat bangun menggunakan teknologi abad ke-21," kata Bart Wlodarczyk-Sroka, penulis utama, seperti dilansir IFL Science pada Sabtu (5/9/2020).

Temuan ini telah dirinci dalam pracetak di ArXiv yang diterima untuk publikasi di Pemberitahuan Bulanan dari Royal Astronomical Society.

Menurut para ahli, penelitian ini menunjukkan nilai penggabungan data dari teleskop yang berbeda. Memperluas pengamatan untuk menjangkau hampir 220 kali lebih banyak bintang akan membutuhkan investasi waktu teleskop yang signifikan.

Baca Juga: Murah Kaya Tarif Parkir, Mie Goreng Viral Ini Cuma Dijual Rp 2 Ribuan

Dengan memanfaatkan fakta bahwa para ahli telah memiliki pindaian radio bintang di latar belakang target utama dan dengan membaca posisi serta jarak dari katalog Gaia, analisis Bart telah mengekstrak informasi tambahan dari kumpulan data yang ada.

Penelitian tersebut akan membawa para ahli selangkah lebih dekat untuk mengetahui apakah manusia hanya satu-satunya kehidupan di alam semesta ini.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Baca Juga: Peta Interaktif Ini Ungkap Keadaan Bumi 750 Tahun yang Lalu

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak