Lapan Pantau Cuaca Antariksa, Bisa Berdampak pada Kehidupan Manusia

Lapan perlu memperhatikan cuaca antariksa karena Matahari dan bintang di pusat tata surya terkadang dapat melontarkan partikel-partikel yang akan dengan jelas mempengaruhi Bumi.

Agung Pratnyawan
Rabu, 02 September 2020 | 06:30 WIB
Logo LAPAN. (LAPAN)

Logo LAPAN. (LAPAN)

Hitekno.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus memantau dinamikan cuaca antariksa, karena mewaspadai adanya kemungkinan berdampak pada Bumi dan peradaban manusia.

Karena dinamikan cuaca antariksa yang terdampak dari Matahari dan Bintang, dipercayai dapat mempengaruhi pada Bumi tempat kita tinggal.

"Karena cuaca antariksa itu juga suatu fenomena astronomis yang sangat mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap sistem teknologi yang berbasis antariksa dan ground segment di ruas Bumi," kata Kepala Pusat Sains Antartika Lapan, Clara Y. Yatini dalam konferensi pers yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta, Senin (31/8/2020).

Baca Juga: Ditempatkan di ISS, Rusia Siapkan Robot Antariksa Baru

Ia mengatakan bahwa Lapan perlu memperhatikan cuaca antariksa karena Matahari dan bintang di pusat tata surya terkadang dapat melontarkan partikel-partikel yang akan dengan jelas mempengaruhi Bumi.

Contohnya, jelas Clara, adalah lontaran partikel yang akan dapat mempengaruhi Bumi, yaitu yang disebut dengan coronal mass ejection (CME) atau lontaran massa corona.

Bintik Matahari salah satu fenomena cuaca antariksa. [NASA]
Bintik Matahari salah satu fenomena cuaca antariksa. [NASA]

Jika lontaran massa corona tersebut sampai ke Bumi, partikel-partikel tersebut akan mengakibatkan gangguan di bidang geomagnetik dan akan mempengaruhi medan magnet Bumi.

Baca Juga: Bukan Satu, Astronom Deteksi 4 Objek Misterius di Antariksa

Fenomena cuaca antariksa yang disebut dengan solar flares atau semburan Matahari yang dapat melontarkan radiasi energi tinggi yang bisa berpengaruh terhadap teknologi komunikasi manusia.

Selain itu ada pula bintik Matahari, yang menurut dia meski tidak berpengaruh langsung terhadap Bumi, tetapi punya keterkaitan erat dengan semburan Matahari sehingga perlu diwaspadai.

"Apabila di atasnya kemudian terjadi ledakan, maka akan berpengaruh terhadap kondisi antariksa yang ada di atas Bumi," beber Clara.

Baca Juga: Terpantau dari Antariksa, Hutan Amazon Tidak Bisa Hidup Tanpa Gurun Sahara

Sementara itu, dampak semburan partikel maupun radiasi yang berasal Matahari, kata dia, dapat berpengaruh terhadap satelit, akan ada hambatan yang lebih besar.

"Kemudian, ada juga gangguan gelombang radio, sintilasi dan bisa juga ada radiasi terhadap penumpang pesawat," katanya, "Dan ini yang sedang kami teliti, bagaimana radiasi partikel ini berpengaruh terhadap penumpang pesawat, terutama yang melewati kutub."

Itulah kenapa Lapan mengawasi dan mewaspadai dinamika cuaca antariksa yang bisa berdampak pada kehidupan manusia di Bumi. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Baca Juga: Wahana Antariksa Eropa Sukses Mendekati Matahari, Ini yang Dilakukan

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak