Terpantau dari Antariksa, Hutan Amazon Tidak Bisa Hidup Tanpa Gurun Sahara

Penelitian mengenai perjalanan debu Gurun Sahara ini dipaparkan menggunakan radar dengan laser bernama lidar.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia
Senin, 29 Juni 2020 | 15:15 WIB
Debu Gurun Sahara menuju Hutan Amazon. (youtube/NASA)

Debu Gurun Sahara menuju Hutan Amazon. (youtube/NASA)

Hitekno.com - Video lawas NASA hasil pengamatan dari Antariksa mengenai kehidupan di Bumi yang saling berhubungan baru-baru ini membuat siapa saja berdecak kagum. Fakta mengejutkan, rupanya Hutan Amazon tidak bisa hidup tanpa Gurun Sahara.

Berada di dua daerah yang berbeda dengan jarak 3000 mill, siapa sangka jika dua hal penting di Bumi ini punya hubungan yang saling melengkapi satu sama lain.

Di pantau dari Antariksa menggunakan satelit, setiap tahunnya, debu Gurun Sahara terbawa angin dan menyeberangi benua untuk kemudian jatuh ke Hutan Amazon. Penampakan debu Gurun Sahara bahkan begitu nampak dalam citra satelit.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Seperti Ini Awal Pembentukan Planet Pluto

Mengutip Wired.com, debu Gurun Sahara diketahui mengandung zat fosfor yang menjadi unsur penting bagi kesuburan tanaman. Dengan kata lain, bagi Hutan Amazon, debu Gurun Sahara merupakan pupuk alami.

Dalam video NASA tersebut dijelaskan bahwa ada sekitar 27,7 ton debu Gurun Sahara yang terbang menuju Hutan Amazon. 22 juta dari 27,7 ton debu mengandung fosfor yang sangat bermanfaat.

Debu Gurun Sahara menuju Hutan Amazon. (youtube/NASA)
Debu Gurun Sahara menuju Hutan Amazon. (youtube/NASA)

Menggunakan citra satelit, penelitian mengenai perjalanan debu Gurun Sahara ini dipaparkan menggunakan radar dengan laser bernama lidar. Radar ini bisa mendeteksi gelombang radio frekuensi ultra tinggi untuk melakukan pemindaian objek.

Baca Juga: Bisakah Mendapat Energi dari Lubang Hitam? Ini Teori Ilmuwan

Data lidar lalu dikumpulkan oleh satelit Cloud-Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder Satellite Observation atau CALIPSO selama 2007 hingga 2013 lalu. Data ini lalu ditampilkan dalam video 3D yang diunggah NASA.

Walaupun debu begitu kecil, namun saat terbang menuju Hutan Amazon, debu Gurun Sahara ini nampak jelas dari citra satelit yang ditampilkan.

Baca Juga: Gunakan Gen Manusia, Ilmuwan Berhasil Memperbesar Otak Monyet

Namun, para ilmuwan menjelaskan bahwa jumlah debu dari Gurun Sahara ke Hutan Amazon berbeda dari waktu ke waktu. Banyak hal yang lalu diprediksi menjadi penyebab hal ini terjadi.

Ilmuwan percaya bahwa memantau pergerakan debu Gurun Sahara yang tidak hanya ke Hutan Amazon setiap tahunnya melalui citra satelit adalah hal penting guna mengetahui perubahan iklim di masa mendatang.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Fakta Baru Bulan Terbesar Saturnus, Punya Kawah Vulkanik

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak