Benarkah Ilmuwan Sebut Senyawa dalam Ganja Bisa Lemahkan Virus Corona?

Keyakinan ilmuwan ini didasari pendapat bahwa senyawa dalam ganja yaitu Cannabidiol (CBD) yang punya banyak manfaat.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Kamis, 02 April 2020 | 10:10 WIB
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Hitekno.com - Di saat dunia sedang berperang melawan pandemi virus corona COVID-19, ilmuwan berupaya mencari cara untuk menangkalnya. Termasuk mencari obat virus corona yang manjur.

Para ilmuwan saat ini telah mencoba untuk menggunakan senyawa dalam ganja sebagai penanganan virus corona yang kian hari kian mewabah. Benarkah senyawa tersebut mampu melemahkan virus corona?

Keyakinan ilmuwan ini didasari pendapat bahwa senyawa dalam ganja yaitu Cannabidiol (CBD) mampu melemahkan virus corona.

Baca Juga: Sembuh dari Pemanasan Global, Lubang Ozon Bumi Mulai Tertutup

Tim peneliti dari University of Southern Denmark yang sedang tekun melakukan penelitian untuk mengetahui senyawa dalam ganja yang mampu melemahkan bakteri dan memiliki banyak manfaat.

Senyawa ini disebut senyawa penolong yang mampu meningkatkan kemampuan dan tingkat manjurnya antibiotik. Cannabidiol ini lalu hanya ditemukan dalam tanaman ganja.

Para ilmuwan berpendapat bahwa senyawa Cannabidiol dan antibiotik yang tercampur memiliki efek kuat yang membuat antibiotik lebih manjur.

Baca Juga: Dari Foto NASA, Pemburu Alien Klaim Temukan Fosil Penghuni Planet Mars

Kekuatan yang dihasilkan ini yang membuat para ilmuwan berpendapat bahwa Cannabidiol dapat membunuh berbagai bakteri. Namun bisakah dengan virus corona?

Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)
Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)

Lebih lanjut, Cannabidiol diketahui dapat meningkatkan efek bacitracin antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus Aureus yang merupakan patogen manusia yang menyebabkan penyakit dari rumah sakit.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa pencampuran antara Cannabidiol dan antibiotik mampu menjadi pengobatan terbaru pada infeksi dengan mengandalkan bakteri resisten antibiotik.

Baca Juga: Disangkan UFO, Ternyata Ini Obyek Misterius yang Dipotret NASA

Saat Cannabidiol dan antibiotik bercampur, bakteri tersebut tidak mampu membelah secara normal, pembelahan sel dalam bakteri menurun, hingga membran bakteri menjadi tidak stabil.

Karena kemampuannya ini, para ilmuwan menduga jika senyawa dalam ganja mampu melemahkan virus corona yang kini begitu mengancam kehidupan manusia.

Namun, perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan ganja sebagai salah satu hal yang mampu melemahkan virus corona. Hingga kini, hal tersebut masih menjadi bahan penelitian para ilmuwan.

Baca Juga: Dampak Virus Corona, Rencana NASA ke Bulan Bisa Terhambat

Cannabidiol (CBD) Tidak Bisa untuk Penanganan Virus Corona COVID-19

Seperti dimuat AnalyticalCannabis.com, Cannabidiol (CBD) telah mendapatkan reputasi sebagai sesuatu yang dapat menyembuhkan banyak hal. Sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan analgesiknya telah melihat kanabinoid, dan kanabis itu sendiri, menjadi obat yang umum disarankan untuk segala macam penyakit, mulai dari nyeri kronis, kecemasan, hingga banyak lagi .

Sayangnya, belum ada bukti klinis atau penelitian yang secara persis bisa membuktikan kalau Cannabidiol dapat menjadi obat virus corona COVID-19.

Pimpinan sains dalam Association for the Cannabinoid Industry, Dr Andy Yates mengatakan tidak ada bukti bahwa CBD dapat berperan untuk mencegah virus Corona atau COVID-19.

"Saat ini sama sekali tidak ada bukti bahwa CBD dapat berperan dalam mengubah jalannya penyakit coronavirus (COVID-19) dan saya akan sangat mendesak industri CBD untuk tidak memberikan saran, betapa pun halus, bahwa hal itu terjadi," kata Dr Andy Yates.

Meski bebera pihak percaya senyawa dalam ganja ini bisa menyembuhkan sejumlah penyakit, namun belum ada pembuktian bisa menjadi obat untuk pasien virus corona COVID-19.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak