Mengerikan! Hewan Laut Dalam Mengalami Mutasi Karena Ini

Hewan laut dalam menjadi berwarna hitam dan banyak tumor di tubuhnya.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Jum'at, 27 September 2019 | 08:00 WIB
Ilustrasi kepiting laut dalam. (Pixabay/ WikiImages)

Ilustrasi kepiting laut dalam. (Pixabay/ WikiImages)

Hitekno.com - Ilmuwan baru saja menemukan sebuah fakta mencengangkan mengenai mutasi hewan laut dalam. Terletak ribuan meter di bawah laut, hewan laut dalam mengalami mutasi karena tumpahan minyak pada kilang di atasnya.

Ilmuwan menerjunkan kendaraan robot bawah laut atau Remotely Operated Vehicle (ROV) ke dalam 6.000 kaki atau 1.828 meter bawah laut.

Mereka menyelidiki keadaan fauna bawah laut di sekitar Teluk Meksiko, sebuah daerah yang berada di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

Baca Juga: Sedang Mancing, Pria Ini Temukan Ikan Laut Dalam Mirip Alien

Ilmuwan yang tergabung di dalam Louisiana University Marine Consortium (LUMCON) meneliti mengenai dampak tumpahan minyak dari lokasi kecelakaan Deepwater Horizon.

Pada tahun 2010, sekitar empat juta barel minyak menjadikan Teluk Meksiko mengalami "kiamat minyak".

Meski hampir 10 tahun berlalu, dampak tumpahan minyak ternyata masih berpengaruh di kehidupan laut dalam.

Baca Juga: Bisa Menyala di Kegelapan, Ini Spesies Hiu Baru Laut Dalam yang Ditemukan

Penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science yang bisa diakses secara gratis oleh publik.

Kepiting dan udang mengalami mutasi. (Lousiana Universities Marine Consortium)
Kepiting dan udang mengalami mutasi. (Lousiana Universities Marine Consortium)

Sangat mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa banyak udang dan kepiting laut dalam mengalami mutasi.

Sebagian tubuh mereka ikut menjadi hitam, bahkan beberapa di antaranya menjadi bengkak.

Baca Juga: Kejamnya Laut Dalam, Hiu Bisa Dimakan oleh Hewan Menyeramkan Ini

Terdapat benjolan tumor, capit yang bengkak, dan beberapa bagian tubuh yang dilapisi dengan parasit.

Salju laut (marine snow) yang biasanya putih bahkan berubah menjadi hitam legam karena polusi tumpahan minyak.

Penelitian dilakukan di Teluk Meksiko. (Jurnal Royal Society Open Science)
Penelitian dilakukan di Teluk Meksiko. (Jurnal Royal Society Open Science)

Dikutip dari Futurism, Clifton Nunnally, seorang peneliti dari Louisiana University Marine Consortium, menjelaskan bahwa tumpahan minyak ternyata dapat menarik perhatian fauna laut dalam.

Baca Juga: Pamerkan Ikan Laut Dalam Mengerikan, Orang Ini Punya Setengah Juta Follower

"Susunan kimiawi minyak mirip dengan minyak yang ada secara alami pada krustasea. Mereka tertarik ke lokasi minyak, tetapi semuanya menjadi buruk bagi mereka begitu mereka berada di daerah itu," kata Nunnally.

Kepiting biasanya mempunyai lima pasang kaki sehingga jumlah kakinya ada 10.

Namun kepiting yang mengalami mutasi justru kebanyakan mengalami kehilangan pada kakinya.

Beberapa di antaranya mempunyai 8 kaki bahkan ada yang hanya mempunyai 4 hingga 5 kaki.

Kepiting di bawah Teluk Meksiko mengalami mutasi dan terdapat tumor di bagian tubuhnya. (Lousiana Universities Marine Consortium)
Kepiting di bawah Teluk Meksiko mengalami mutasi dan terdapat tumor di bagian tubuhnya. (Lousiana Universities Marine Consortium)

Sebagian udang memiliki punuk kecil di punggungnya. Peneliti memprediksi bahwa itu adalah tumor yang ada di bagian tubuh hewan.

Penelitian mengenai hewan laut dalam yang mengalami mutasi ini sangat penting mengingat tumpahan minyak ternyata dapat merusak dan merugikan fauna laut dalam jangka panjang.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak