Makhluk Laut Raksasa Pernah Menempati Sahara, Bentuknya Menyeramkan!

Makhluk laut di Sahara mempunyai ukuran raksasa pada 50 juta hingga 100 juta tahun lalu.

Vika Widiastuti | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 13 Juli 2019 | 12:00 WIB
Lele kuno raksasa yang ditemukan telah menjadi fosil di bebatuan. (Jurnal American Museum of Natural History)

Lele kuno raksasa yang ditemukan telah menjadi fosil di bebatuan. (Jurnal American Museum of Natural History)

Hitekno.com - Di balik gersang dan tandusnya gurun Sahara, tempat itu dulunya merupakan lautan yang didiami makhluk laut menyeramkan. Untuk sekadar diketahui, hewan laut prasejarah rata-rata memang memiliki bentuk besar dan menyeramkan.

Penelitian tentang makhluk laut yang mendiami Sahara telah diterbitkan di jurnal American Museum of Natural History yang dapat diakses publik.

Ilmuwan mengungkapkan bahwa pada 100 juta hingga 50 juta tahun lalu, Sahara yang kita kenal merupakan sebuah lautan yang sangat besar dan luas.

Baca Juga: Kejamnya Laut Dalam, Hiu Bisa Dimakan oleh Hewan Menyeramkan Ini

Peneliti menyebut daerah itu sebagai Trans-Sahara Seaway, sebuah lautan kuno yang meliputi seluruh bagian Afrika Barat.

Selama dua dekade, para ilmuwan meneliti fosil dan endapan di Mali.

Dengan penelitian tersebut, ilmuwan dapat membentuk gambaran akurat tentang seperti apa lingkungan prasejarah saat itu.

Baca Juga: Serem Banget, Hewan Berkaki 14 Ini Bisa Memangsa Buaya dengan Kejam

Gambaran gurun Sahara ketika masih menjadi laut. (Jurnal American Museum of Natural History)
Gambaran gurun Sahara ketika masih menjadi laut. (Jurnal American Museum of Natural History)

Mereka menyimpulkan bahwa Trans-Sahara Seaway merupakan perairan yang hangat dan dangkal, serta dihuni makhluk menyeramkan termasuk lele laut kuno dan ular laut raksasa.

Spesimen lele laut kuno diperkirakan memiliki panjang 1,6 meter sementara ular laut kuno berukuran 12 meter.

Tentunya ukuran hewan di atas sangat mengesankan jika dibandingkan dengan spesies ular laut dan lele modern.

Baca Juga: Sangat Mencintai Anjing, Manusia Prasejarah Membawanya Sampai Liang Kubur

Dilansir dari CNN, peneliti menjelaskan bahwa Trans-Sahara Seaway membentang dari utara ke selatan dari tempat yang sekarang disebut Aljazair hingga Nigeria.

Salah satu makluk kuno di gurun Sahara 50 juta tahun lalu. (Jurnal American Museum of Natural History)
Salah satu makluk kuno di gurun Sahara 50 juta tahun lalu. (Jurnal American Museum of Natural History)

"Ekosistem Mali kuno memiliki banyak predator puncak termasuk Crocodyliformes, Serpentes, dan Amiidae, beberapa di antaranya adalah spesies terbesar dalam kelompok organisme mereka," tulis peneliti di dalam jurnal penelitiannya.

Dalam bahasa biasa, istilah di atas berarti banyak buaya, ular, dan ikan menyeramkan yang mendiami daerah tersebut.

Baca Juga: Hashtag Sudah Ada di Zaman Prasejarah, Simbol Berusia 40 Ribu Tahun

Trans-Sahara Seaway merupakan daerah isolasi yang terputus-putus dari laut lepas sehingga menciptakan endemisme akuatik.

Endemisme terjadi ketika suatu spesies mempunyai jumlah terbatas pada area tertentu.

Ukuran lele modern digambarkan dengan huruf G sementara lele kuno Mali digambarkan dengan huruf J. (Jurnal American Museum of Natural History)
Ukuran lele modern digambarkan dengan huruf G sementara lele kuno Mali digambarkan dengan huruf J. (Jurnal American Museum of Natural History)

Isolasi semacam itu memungkinkan spesies di sana memiliki predator terbatas dan memastikan sumber daya makanan selalu tersedia.

Hal di atas merupakan resep sempurna bagi spesies untuk tumbuh menjadi ukuran raksasa.

Penelitian mengenai makhluk laut prasejarah yang menyeramkan di Sahara sangat menarik mengingat sangat sedikit yang kita ketahui tentang masa lalu gurun gersang tersebut.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak