Kejamnya Laut Dalam, Hiu Bisa Dimakan oleh Hewan Menyeramkan Ini

Hewan menyeramkan di laut dalam ini ternyata dapat melahap hiu hidup-hidup

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 11 Juli 2019 | 14:30 WIB
Salah satu ikan laut dalam, wreckfish, juga ikut bergabung dalam sebuah 'makan malam'. (NOAA)

Salah satu ikan laut dalam, wreckfish, juga ikut bergabung dalam sebuah 'makan malam'. (NOAA)

Hitekno.com - Ilmuwan dibuat terkejut setelah mengunggah salah satu hasil dari sebuah penelitian dan ekspedisi di laut dalam. Mereka berhasil merekam betapa kejam dan laparnya hewan menyeramkan di laut dalam sehingga hiu pun menjadi santapan.

Ilmuwan yang meneliti tersebut tergabung dalam sebuah lembaga resmi penelitian Amerika Serikat, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration).

Lembaga tersebut meluncurkan sebuah ekspedisi di laut dalam dengan nama Windows to the Deep 2019.

Baca Juga: Pamerkan Ikan Laut Dalam Mengerikan, Orang Ini Punya Setengah Juta Follower

Ilmuwan menggunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) atau kendaraan robot bawah laut yang disebut Deep Discoverer (D2).

Dengan bantuan D2, ilmuwan dapat meneliti penampakan laut dalam yang ada di perairan sebelah tenggara Amerika Serikat.

Dalam video berdurasi 2 menit 28 detik yang berhasil direkam oleh D2, ilmuwan dibuat kaget melihat betapa laparnya hewan menyeramkan di laut dalam.

Baca Juga: Cumi-cumi Raksasa Berukuran 3,7 Meter Terekam Kamera di Laut Dalam

Ikan hiu sedang memakan ikan pedang atau swordfish di laut dalam. (NOAA)
Ikan hiu sedang memakan ikan pedang atau swordfish di laut dalam. (NOAA)

Alat perekam yang ditempelkan pada ROV dibawa ke bawah laut dengan kedalaman sekitar 450 meter.

Pada penampakan pertama, sebuah pemandangan luar biasa terekam yaitu seekor ikan todak atau ikan pedang (Xiphias gladius) yang terlihat mati di dasar laut.

Ikan dengan panjang 2,5 meter dan diprediksi memiliki berat 250 kilogram itu terlihat menjadi santapan 11 ikan hiu.

Baca Juga: Berwajah Menyeramkan, Ikan Laut Dalam Ini Juga Punya Gigi Transparan

Predator yang menyantap ikan pedang tersebut diketahui merupakan hiu lumpur atau dikenal sebagai spiny dogfish (Squalus acanthias).

Jika kita menjadi makhluk penghuni laut dalam, kita sepertinya harus ekstra waspada.

Swordfish bisa langsung habis dalam waktu sekejap karena dihabisi dengan ikan hiu. (NOAA)
Swordfish bisa langsung habis dalam waktu sekejap karena dihabisi dengan ikan hiu. (NOAA)

Dalam situs resmi NOAA, ilmuwan menjelaskan bahwa terdapat hewan menyeramkan yang bergabung dengan "makan malam" yang sangat ramai.

Baca Juga: Masih Hidup, Dua Ikan Laut Dalam Menyeramkan Kembali Ditemukan

Terlihat ikan wreckfish (Polyprion americanus) ikut bergabung dan bahkan sempat memakan hiu lumpur yang masih kecil.

Ikan wreckfish diberi nama seperti itu karena mereka sering mendiami bangkai kapal karam atau gua di laut dalam.

Ia terlihat sangat cepat dalam menyergap ikan hiu lumpur yang masih kecil.

Penampakan ikan wreckfish saat memakan hiu dogfish kecil. (NOAA)
Penampakan ikan wreckfish saat memakan hiu dogfish kecil. (NOAA)

Jika kamu ingin melihat videonya, kamu bisa mengunjungi situs resmi NOAA di link ini.

Seorang ilmuwan dari University of Connecticut, Peter Auster, memberikan penjelasan bahwa rombongan hiu yang makan malam bersama tersebut menempuh perjalanan cukup jauh untuk menemukan ikan todak.

Para ilmuwan menyebutnya sebagai "musim gugur" di mana beberapa hewan besar termasuk paus, bisa mati dan menjadi santapan hewan laut dalam.

"Ketika makanan besar jatuh, seperti todak yang memiliki berat 250 kilogram ini, kemampuan hiu untuk mendeteksi dan menemukannya kemudian memaksimalkan asupan makanan adalah kunci kelangsungan hidup mereka," komentar Auster, dikutip dari CNN.

Ilmuwan masih akan melanjutkan ekspedisi di laut dalam sehingga diharapkan kita bisa menemui karakter hewan menyeramkan lainnya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak