Meski Memesona, Kumpulan Organisme Biru Ini Ternyata Mematikan

Noctiluca scintillans atau kilau laut sangat mematikan bagi ekosistem di sekitarnya.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 19 Juni 2019 | 08:45 WIB
Penampakan Noctiluca scintillans di pantai Taiwan (YouTube/ AGU)

Penampakan Noctiluca scintillans di pantai Taiwan (YouTube/ AGU)

Hitekno.com - Pada salah satu sudut pantai di Kepulauan Matsu, Taiwan, terdapat sebuah pemandangan yang sering disebut sebagai "blue tears" atau "air mata biru". Meski memesona, organisme berwarna biru atau kilau laut di pantai Taiwan tersebut ternyata juga dapat mematikan dan membahayakan.

Organisme itu disebut dengan Noctiluca scintillans (NS) atau dikenal sebagai sea sparkle (kilau laut).

Noctiluca scintillans adalah makhluk sejenis dinoflagelata yang memiliki kemampuan bioluminescence (mengeluarkan cahaya secara alami).

Baca Juga: Dianggap Urban Legend, Hewan Ini Malah Nongol di Depan Kamera

Berkat kemampuannya tersebut, NS akan membuat suasana pantai menjadi sangat romantis.

Namun tunggu dulu, organisme kilau laut ini ternyata dapat mematikan.

Penampakan Noctiluca scintillans dilihat dari jauh. (YouTube/ AGU)
Penampakan Noctiluca scintillans dilihat dari jauh. (YouTube/ AGU)

Efek mematikan tersebut bukan untuk manusia, namun lebih kepada hewan laut lainnya.

Baca Juga: Serem Banget, Hewan Berkaki 14 Ini Bisa Memangsa Buaya dengan Kejam

Awalnya, ilmuwan telah melacak keberadaan NS yang bertambah melimpah menggunakan bantuan satelit dari NASA.

Meski nampak indah, keberadaan NS ternyata dapat membahayakan ekosistem laut jika populasinya tumbuh tak terkendali.

"Noctiluca scintillans sendiri tidak beracun atau menghasilkan racun. Namun pada konsentrasi tinggi, mereka dapat menghalangi sinar Matahari, menguras oksigen, atau melepaskan amonia. Hal itu dapat menciptakan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat bagi hewan laut," komentar Chuanmin Hu, seorang peneliti dari University of South Florida.

Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Merekam Hewan Langka, Spesies Baru Paus Pembunuh?

Peneliti mengungkapkan bahwa kemampuan hidup NS di pantai Taiwan mengalami kekebalan adaptasi yang meningkat.

Hasilnya menunjukkan bahwa makhluk itu dapat hidup di perairan dengan suhu sekitar 28 derajat Celcius.

Baca Juga: Ilmuwan Takjub, Ada Hewan Kecil di Kedalaman Danau Antartika

Terdapat peningkatan 2 hingga 8 derajat Celcius dari perkiraan sebelumnya.

Dikutip dari IFLScience, pada rekaman penelitian di tahun 2017, NS terlihat bermekaran secara penuh dan dapat bertahan dari pertengahan April hingga Juli.

Gambar yang diambil dari satelit ketika NS bermekaran. (NASA)
Gambar yang diambil dari satelit ketika NS bermekaran. (NASA)

Peneliti mencurigai bahwa kemampuan NS yang meningkat ada hubungannya dengan perubahan iklim serta aktivitas manusia di sekitarnya.

Peningkatan kilau laut sebenarnya berimbas baik bagi pariwisata Taiwan.

Namun bak pisau bermata dua, NS justru dapat membahayakan bahkan bisa membunuh hewan laut di sekitarnya.

Penelitian tentang semakin masifnya kilau laut atau Noctiluca scintillans di pantai Taiwan telah diterbitkan di jurnal Geophysical Research.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak