Penelitian Genetik Ungkap Siapa Pembuat Stonehenge Sebenarnya

Stoneheng ternyata dibangun oleh imigran yang membawa sistem pertanian.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 17 April 2019 | 20:30 WIB
Stonehenge. (Pixabay/ TheDigitalArtist)

Stonehenge. (Pixabay/ TheDigitalArtist)

Hitekno.com - Perkiraan penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa pembuat Stonehenge adalah orang-orang Inggris pada zaman Neolitik Awal.

Sebuah penelitian genetik terbaru justru membuat ilmuwan tercengang karena pembuat Stonehenge bukanlah orang yang selama ini kita kira (leluhur Inggris).

Sekitar 6.000 tahun yang lalu, gerombolan petani dari pantai Aegean (sekarang Turki) melakukan perjalanan melintasi daratan Eropa.

Baca Juga: Struktur Dinding Berusia 8 Ribu Tahun Ini Ungkap Kejayaan Suku Kuno

Mereka tinggal di Mediterania untuk sementara waktu kemudian berjalan ke Inggris.

Di tempat itu mereka menginisiasi munculnya pertanian di pulau tersebut.

Dalam hitungan abad, mereka hampir sepenuhnya menggantikan populasi pemburu-pengumpul asli Inggris.

Baca Juga: Ditemukan Selai 3.500 Tahun, Apakah Suku Kuno Telah Pakai Lemari Es?

Berdasarkan penelitian, teori di atas adalah benar. Orang yang membangun Stonehenge mungkin saat ini akan disebut imigran Turki.

Ilustrasi Stonehenge. (Pixabay/ Sciencefreak)
Ilustrasi Stonehenge. (Pixabay/ Sciencefreak)

Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Nature: Ecology & Evolution pada hari Senin (15/04/2019).

Ilmuwan menganalisis DNA kuno dari puluhan orang yang tinggal di Inggris antara 8500 SM dan 2500 SM.

Baca Juga: Suku Kuno Ini Membantai 137 Anak Untuk Ritual, Pengorbanan Massal Terbesar

Enam di antaranya adalah pemburu-pengumpul (hunter-gatherers) Mesolithik yang berasal antara tahun 6.000 sampai 11.600 tahun lalu.

Pemburu-pengumpul merupakan istilah di zaman kuno ketika orang berburu, memancing, dan mengumpulkan makanan liar serta belum mengenal pertanian.

Batuan Stonehenge yang penuh misteri. (Pixabay/ Walkerssk)
Batuan Stonehenge yang penuh misteri. (Pixabay/ Walkerssk)

Mereka juga meneliti DNA kuno dari 47 petani Neolitik yang berasal dari 4.500 hingga 6.000 tahun lalu.

Baca Juga: Misteri Cat Loreng di Suku Kuno Terpecahkan, Pengusir Makhluk Ini

Bukti genetik menunjukkan bahwa sebagian besar populasi pemburu-pengumpul di Inggris digantikan oleh populasi yang baru.

Mereka terganti dari petani yang membawa keturunan dari Pantai Aegean.

Hal itu diketahui karena susunan genetisnya lebih dekat dengan populasi saat ini di Spanyol dan Portugal.

Mark Thomas, pemimpin penelitian sekaligus Profesor Genetika, Evolusi & Lingkungan di University College London, menjelaskan bahwa pergantian populasi membuat adanya sistem pertanian baru.

Sebelah kiri adalah orang Mesolitik sedangkan sebelah kanan adalah orang Inggris Neolitik 5600 tahun lalu. (Royal Pavilion and Museums/ Brighton & Hove)
Sebelah kiri adalah orang Mesolitik sedangkan sebelah kanan adalah orang Inggris Neolitik 5600 tahun lalu. (Royal Pavilion and Museums/ Brighton & Hove)

''Studi kami sangat mendukung pandangan bahwa petani imigran memperkenalkan pertanian ke Inggris dan sebagian besar menggantikan populasi pemburu-pengumpul asli,'' kata Mark Thomas dikutip dari IFLScience.

Seperti kebanyakan pemburu-pengumpul Eropa lainnya, warga Inggris Mesolitik memiliki kulit gelap dan mata biru.

Gen-gen ini segera musnah setelah kedatangan para petani Aegean.

Itu membuat penduduk asli yang relatif kecil segera berbaur dengan imigran sehingga menghasilkan bentuk tubuh yang berbeda.

Penelitian Genetik mengenai pembuat Stonehenge membuktikan bahwa pewarisan genetik sangat rumit dan di masa lalu, suku kuno bisa berlayar ke mana saja.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak