Awan di Bumi Bisa Hilang dalam Satu Abad, Ini yang Terjadi

Selain indah awan di Bumi ternyata mencegah kepunahan massal.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 27 Februari 2019 | 06:00 WIB
Ilustrasi awan yang mulai menghilang. (Pixabay/ Bess-Hamiti)

Ilustrasi awan yang mulai menghilang. (Pixabay/ Bess-Hamiti)

Hitekno.com - Ilmuwan baru saja menemukan sebuah teori dan skenario terburuk yang pernah ada. Mereka menemukan bahwa suatu saat nanti, awan di Bumi bisa menghilang.

Hampir setiap orang pernah mengalami kegembiraan ketika mereka berbaring di rumput dan memandangi awan di langit.

Namun dalam satu abad lagi, jika pemanasan global terus memburuk, awan akan menghilang sehingga anak cucu kita tak dapat menikmatinya lagi.

Baca Juga: Fenomena Tsunami Salju Menerjang Pesisir AS, Warga New York Waspada

Dampak dari hilangnya awan juga cukup mematikan, akan ada kepunahan massal yang menyelimuti planet Bumi.

Penelitian ini telah diterbitkan pada Senin (25/02/2019) di jurnal Natural Geoscience.

Tapio Schneider, peneliti utama proyek yang tergabung di California Institute of ology dan NASA Jet Propulsion Laboratory mengemukakan sebuah skenario terburuk.

Baca Juga: Sedih Banget, Mamalia Imut Ini Resmi Punah pada 2019 karena Perubahan Iklim

Secara khusus, perhitungan superkomputer yang baru menemukan bahwa begitu konsentrasi karbon dioksida atmosfer mencapai 1200 PPM (Part Per Million), skenario terburuk akan terjadi.

Ketika mencapai kondisi itu, awan di Bumi akan lenyap, dan dunia akan cepat memanas.

Baca Juga: NASA Ungkap Letusan Gunung Agung Bisa Selamatkan Bumi dari Perubahan Iklim

Peristiwa kepunahan massal yang terjadi sekitar 56 juta tahun yang lalu dapat terulang kembali.

Saat ini, karbon dioksida atmosfer Bumi rata-rata berada pada 410 PPM.

Namun berdasarkan ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil, atmosfer kita dapat mencapai ambang batas 1.200 PPM dalam satu abad.

Baca Juga: Di Luar Dugaan, Pohon Bisa Atasi Perubahan Iklim Lebih Kuat

Saat karbon terakumulasi di atmosfer, ia memecah awan stratocumulus yang diketahui dapat mendinginkan planet Bumi.

Awan-awan lain seperti stratus, cirrus tipis, dan nimbus juga dapat terurai ketika karbon dioksida memuncak.

Ilustarsi awan di Bumi. (Pixabay/ Zsoravecz)
Ilustarsi awan di Bumi. (Pixabay/ Zsoravecz)

Dikutip dari Quanta Magazine, dengan hilangnya awan-awan di Bumi, suhu global akan dengan cepat melonjak hingga 8 derajat Celcius.

Peningkatan suhu sebesar itu akan membuat daerah di dekat garis khatulistiwa tidak dapat dihuni.

Buaya juga dapat berenang dengan leluasa di Samudra Arktik karena bongkahan es raksasa sudah mencair dan menjadi hangat.

Namun hilangnya awan di Bumi dan bencana di atas dapat dihindari apabila semua negara bisa bekerja sama menekan pemanasan global dengan menghindari bahan bakar fosil.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak