Virus dari Permafrost Siberia Masih Bisa Hidup Lagi dan Berbahaya bagi Manusia

Virus yang lama tidur di tempat beku permanen di belahan Bumi Utara ini bisa bangkit lagi, kata ilmuwan.

Cesar Uji Tawakal
Senin, 13 Maret 2023 | 17:51 WIB
Ilustrasi Salju. (Pixabay/Free-Photos)

Ilustrasi Salju. (Pixabay/Free-Photos)

Hitekno.com - Permafrost mencakup seperlima dari Belahan Bumi Utara, termasuk bagian dari Alaska, Kanada, dan Rusia. Kombinasi dingin, kekurangan oksigen, dan cahaya memungkinkan sisa-sisa organisme hidup bertahan dengan baik di lapisan es. Virus mungkin juga termasuk di antara organisme ini.

Dilansir dari Sputnik News, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Profesor Jean-Michel Claverie dari Universitas Aix-Marseille Prancis telah menentukan bahwa virus purba yang dihidupkan kembali yang ditemukan di lapisan es masih bisa terbukti berbahaya bagi hewan dan manusia.

Sejumlah virus purba diidentifikasi dalam sampel permafrost yang diambil dari tujuh wilayah berbeda di Siberia. Yang tertua bertanggal 48.500 tahun. Itu ditemukan dalam sampel tanah yang diekstraksi dari danau bawah tanah pada kedalaman 16 meter.

Baca Juga: Windows 12 Mau Meluncur Kapan? Begini Bocorannya, Lengkap dengan Rumor Fitur Baru dan Spesifikasi Minimal

Virus termuda, yang diperkirakan berasal dari sekitar 27.000 tahun yang lalu, ditemukan di bangkai mammoth berbulu.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi lima keluarga baru virus archaeal, selain dua yang sudah diketahui. Menggambarkan patogen sebagai "virus zombie," para peneliti telah memperingatkan kemungkinan ancaman terhadap kesehatan masyarakat.

"Kami memandang virus yang menginfeksi amuba ini sebagai pengganti semua kemungkinan virus lain yang mungkin ada di lapisan es," kata Claverie kepada media AS.

Baca Juga: Kasus Korupsi Proyek BTS, Kejagung Akan Periksa Johnny G Plate Lagi

"Kami melihat jejak banyak, banyak, banyak virus lainnya. Jadi kami tahu mereka ada di sana. Kami tidak tahu pasti bahwa mereka masih hidup.

Tetapi alasan kami adalah bahwa jika virus amuba masih hidup, tidak ada alasan mengapa virus lain tidak akan tetap hidup, dan mampu menginfeksi inangnya sendiri."

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan semakin berbicara tentang ancaman yang ditimbulkan oleh virus dan bakteri kuno yang disimpan dalam lapisan es selama puluhan ribu tahun.

Baca Juga: Adik Menkominfo Johnny G Plate Menikmati Fasilitas Proyek BTS

Namun, sekarang setelah lapisan es mencair, patogen kemungkinan akan dilepaskan ke atmosfer dengan konsekuensi yang tidak diketahui.

"Risikonya pasti akan meningkat dalam konteks pemanasan global," kata Claverie, "di mana pencairan lapisan es akan terus meningkat, dan lebih banyak orang akan mengisi Arktik setelah usaha industri."

Studi, "An Update on Eukaryotic Viruses Revived from Ancient Permafrost," diterbitkan dalam edisi Februari Virus.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak