Ilustrasi pohon tua. [Unsplash/Bernhard Dinger]
Hitekno.com - Salah satu pohon tertinggi di dunia, yang dikenal sebagai Doerner Fir, kini sedang mengalami kebakaran di wilayah pesisir Oregon, Amerika Serikat. Pohon cemara yang sangat tua ini, yang telah berdiri selama berabad-abad, merupakan spesimen luar biasa dari jenis Douglas fir atau Pseudotsuga menziesii, yang memang menjadi pohon paling umum tumbuh di negara bagian tersebut.
Namun, Doerner Fir bukanlah Douglas fir biasa. Dengan tinggi menjulang mencapai sekitar 99,1 meter dan diameter batang mencapai sekitar 3,5 meter, pohon ini termasuk dalam jajaran pohon tertinggi dan terbesar tidak hanya di Oregon, tetapi juga di dunia. Bahkan, pohon ini disebut sebagai salah satu pohon cemara pesisir terbesar yang diketahui manusia hingga kini.
Dilansir dari Live Science pada Jumat (22/8/2025), pohon ini tumbuh di kawasan berhutan di sebelah timur kota kecil Coquille, Oregon, dan wilayah tersebut berada di bawah pengelolaan Bureau of Land Management (BLM) atau Biro Pengelolaan Lahan AS.
Doerner Fir diperkirakan telah hidup selama sedikitnya 450 tahun, menjadikannya saksi bisu sejarah panjang wilayah tersebut dan perubahan ekosistem selama berabad-abad.
Kebakaran pertama kali diketahui oleh Asosiasi Perlindungan Hutan Coos (Coos Forest Protective Association atau Coos FPA) melalui unggahan mereka di media sosial pada 17 Agustus.
Menurut laporan tersebut, api mulai muncul sehari sebelumnya, pada 16 Agustus, dan secara khusus hanya mengenai pohon cemara legendaris ini. Api dilaporkan bermula dari bagian atas pohon, lalu menjalar ke bagian batang yang besar. Meskipun berada di hutan, Doerner Fir adalah satu-satunya pohon yang terkena dampak langsung dari kebakaran tersebut.
Tim pemadam kebakaran dari Coos FPA segera bergerak cepat dalam menangani situasi ini. Mereka membangun garis batas di sekitar pangkal pohon untuk mencegah api merambat lebih jauh.
Selain itu, mereka menyiram bagian bawah batang dengan air untuk menahan penyebaran api dari bawah, sementara helikopter digunakan untuk menjatuhkan air dari udara ke bagian puncak pohon guna menanggulangi kobaran api di bagian atas.
Teknologi canggih juga dilibatkan dalam upaya pemadaman ini. Drone milik BLM diterbangkan untuk memantau kondisi pohon dari udara dan mengumpulkan citra dari bagian pucuk. Gambar-gambar tersebut digunakan sebagai bahan analisis untuk merancang strategi pemadaman api secara lebih efisien dan menyeluruh.
Pada 19 Agustus malam, nyala api sudah tidak lagi terlihat secara kasat mata. Tetapi, hasil pencitraan inframerah dari drone menunjukkan bahwa masih ada titik panas di dalam batang, tepatnya pada ketinggian sekitar 76 meter dari permukaan tanah. Titik panas ini menandakan bahwa api masih membara secara internal dan belum sepenuhnya padam.
Baca Juga: Alasan Samsung Pilih Exynos 2600 Daripada Snapdragon 8 Elite 2 di Galaxy S26
Sementara itu, cuaca diperkirakan akan menjadi semakin panas dan kering dalam beberapa hari ke depan. Hal ini meningkatkan risiko penyebaran api ke pepohonan dan vegetasi lain di sekitarnya.
Oleh karena itu, para petugas pemadam kebakaran tetap bersiaga dan memantau perkembangan dengan sangat ketat agar kebakaran tidak meluas dan merusak ekosistem hutan yang lebih luas.
Dampak kebakaran ini pun telah terlihat secara fisik. Menurut pernyataan dari juru bicara BLM, Megan Harper, sekitar 15 meter dari bagian atas pohon telah hangus terbakar. Ini berarti ketinggian pohon tersebut telah berkurang secara signifikan dari ukurannya semula yang memecahkan rekor.
Meski begitu, Harper menyampaikan bahwa kemungkinan besar Doerner Fir masih bisa bertahan dari insiden ini. Ia menjelaskan bahwa karena ukuran pohon yang sangat besar dan volumenya yang luar biasa, api membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membakar seluruh bagian pohon tersebut secara total.
Hingga kini, penyebab pasti dari kebakaran masih dalam proses investigasi oleh pihak berwenang, termasuk Coos FPA dan instansi terkait lainnya.