WEDEW, Teknologi Penghasil Air Minum dari Udara

Teknologi ini akan sangat menolong manusia di masa depan.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 22 Oktober 2018 | 16:00 WIB
Ilustrasi teknologi WEDEW dan kontainer penyimpan air. (Skywater Alliance)

Ilustrasi teknologi WEDEW dan kontainer penyimpan air. (Skywater Alliance)

Hitekno.com - Ilmuwan dan sekelompok teknisi baru saja menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kekeringan. Disebut dengan WEDEW, teknologi ini bisa menghasilkan air minum dari udara.

Dengan teknologi tersebut, tim ilmuwan itu juga berhasil memenangkan kompetisi Water Abundance XPrice.

Kompetisi ini bertujuan untuk menciptakan alat yang dapat menghasilkan air bersih yang cukup untuk 100 orang dalam satu hari.

Baca Juga: Naik Taksi Online, Penumpang Tak Sengaja Minum Air Kencing Driver

Perangkat ini ditempatkan di dalam kotak kontainer dan dapat menghasilkan air bersih kapan dan dimana saja.

Teknologi WEDEW dan perangkat pelengkapnya akan diletakkan di atap gedung apartemen di daerah Nairobi.

Daerah itu terkenal sebagai zona bencana setelah terkena Badai Manila. Nairobi merupakan desa terpencil di Zimbabwe dan terkenal dengan cuaca yang kering.

Baca Juga: 5 Hobi Aneh Bos Teknologi, Salah satunya Hobi Membunuh?

Desainer dari teknologi WEDEW berasal dari Skywater Alliance dan berhasil menyabet hadiah sebesar 1,5 juta dolar AS atau Rp 22,3 miliar dalam kompetisi Water Abundance Xprize.

Pemimpin Water Abundance XPrice. (XPrice)
Pemimpin Water Abundance XPrice. (XPrice)

Dikutip dari Fast Company, kompetisi ini diluncurkan pada tahun 2016 dan meminta desainer atau ilmuwan untuk membangun perangkat khusus.

Perangkat harus bisa mengekstrak setidaknya dua ribu liter air per hari dari atmosfer menggunakan energi bersih dengan biaya tidak lebih dari 2 sen per satu liter.

Baca Juga: Deretan Adopsi Teknologi di Masa Depan, Investasi 8 Triliun Dolar

Teknologi WEDEW merupakan singkatan dari Wood-to-Energy Deployed Water. Teknologi ini didesain dengan menggabungkan dua sistem yang ada.

Salah satu perangkat yang digunakan adalah Skywater, kotak besar yang meniru cara terbentuknya awan.

Dibutuhkan udara hangat yang menghantam udara dingin untuk membentuk tetesan kondensasi yang dapat digunakan sebagai air minum.

Baca Juga: Kata Ilmuwan Susu Kecoa Bisa Jadi Minuman Masa Depan

Air disimpan di dalam kotak kontainer kemudian dialirkan ke stasiun pengisian botol atau keran.

Ilustrasi teknologi WEDEW dan kontainer penyimpan air. (Skywater Alliance)
Ilustrasi teknologi WEDEW dan kontainer penyimpan air. (Skywater Alliance)

Proses ini membutuhkan energi listrik dalam jumlah besar sehingga peneliti mengakalinya dengan menggunakan gassifier biomassa.

Dengan menggunakan gassifier tersebut maka biaya sumber energi bisa ditekan menjadi semurah mungkin.

Gassifier akan diisi dengan serpihan kayu, batok kelapa, atau biomassa apa pun yang tersedia secara lokal.

Bahan-bahan kemudian diproses (proses pirolisis) sehingga menguapkan bahan tersebut.

Itu membuat sistem menjadi panas sehingga tercipta kondisi yang ideal untuk menjalankan mesin air-to-water (mesin penyedot air bersih dari udara).

Penemuan teknologi WEDEW sangat diapresiasi karena nantinya teknologi penghasil air minum ini bisa digunakan di daerah rawan bencana atau daerah yang kerap dilanda kekeringan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak