Ngeri, Pria Ini Tewas karena Amoeba Pemakan Otak

Hati-hati kalau berendam di tempat seperti ini.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 16 Oktober 2018 | 14:00 WIB
Ilustrasi amoeba pemakan otak. (Gizmodo)

Ilustrasi amoeba pemakan otak. (Gizmodo)

Hitekno.com - Seorang pria asal New Jersey diketahui meninggal karena terdapat amoeba pemakan otak yang ditemukan di dalam kepalanya.

Infeksi yang disebut amebic meningoencephalitis dideritanya pasca mengunjungi BSR Cable Park dan Surf Resort di Waco, Texas.

Ia berencana melakukan liburan musim panas di tempat itu, namun sayangnya pria itu justru menderita penyakit yang mematikan.

Baca Juga: Gawat, Penyakit Tikus Pertama Kali Ditemukan di Manusia

Departeman Kesehatan Waco-McLennan menemukan bukti Naegleria fowleri ditemukan di dalam sampel air yang berasal dari tempat tersebut.

Naegleria fowleri adalah amoeba yang dapat menyembabkan infeksi di dalam otak atau sering disebut sebagai amoeba pemakan otak.

Pria malang tersebut bernama Fabrizio Stabile yang masih berumur 29 tahun. Ia terdeteksi mendeteksi gejala mematikan amoeba pemakan otak pada bulan September 2018.

Baca Juga: Rakun Zombie Ditemukan di New York, Masih Diteliti Ilmuwan

Amoeba Naegleria fowleri. (Popular Science)
Amoeba Naegleria fowleri. (Popular Science)

Situs GoFundMe yang mengampanyekan donasi pengobatan untuk Stabile segera dilakukan oleh orang-orang terdekat setelah pria tersebut menderita gejala mematikan.

Dalam kampanye tersebut disebutkan bahwa ia menderita sakit kepala parah saat sedang memotong rumput di halaman rumahnya.

Namun sakit kepala yang dia derita tak kunjung sembuh pada keesokan harinya. Gejalanya bertambah parah hingga dia tidak dapat berbicara atau bangun dari tempat tidur.

Baca Juga: Ilmuwan Kaget, Ada Kehidupan di 600 Meter Bawah Bumi

Stabile dilarikan di rumah sakit dan dokter menemukan amoeba di dalam cairan pada tulang belakangnya.

Di dalam situs tersebut tertulis ''skenario terburuk terjadi di depan mata kami''.

Fabrizio Stabile semasa masih hidup. (GoFundMe)
Fabrizio Stabile semasa masih hidup. (GoFundMe)

Dikutip dari CNN, Departemen Kesehatan setempat menyimpulkan bahwa penilaian epidemiologi dan lingkungan menunjukkan bahwa paparan kemungkinan terjadi di tempat yang pernah dikunjungi oleh pria tersebut.

Baca Juga: Waspada, Ini Penyakit yang Mengintai Generasi Milenial

Meskipun amoeba tidak secara langsung ditemukan di dalam sampel air, namun indikator yang ada memperkuat pertumbuhan organisme tersebut.

Kehadiran organisme indikator tinja, kekeruhan tinggi, kadar klorin yang rendah, dan amoeba lain menunjukkan kondisi yang menguntungkan untuk pertumbuhan N. fowleri.

Tes ini diambil dari taman Surf Resort, Royal Flush, dan Lazy River. Daerah-daerah tersebut akan ditutup sampai pihak berwenang menilai masalah kesehatan dan keselamatan sudah ditangani secara tepat.

Terdapat sembilan kasus meningoencephalitis ameba di Texas sejak tahun 2005. Naegleria fowleri ditemukan di dalam air segar hangat seperti danau dan sumber air panas.

Penggalangan donasi saat Stabile masih berjuang dengan penyakitnya. (GoFundMe)
Penggalangan donasi saat Stabile masih berjuang dengan penyakitnya. (GoFundMe)

Amoeba jenis ini bisa menginfeksi orang dengan memasuki hidung dan membuat jalan ke otak. Penyakit yang diakibatkan oleh amoeba pemakan otak hampir selalu berakibat fatal dan hanya segelintir orang yang bisa selamat.

Ilmuwan dan juga Departemen Kesehatan setempat menyarankan untuk menutup hidung ketika berenang di air tawar hangat.

Apabila tak bisa memegang hidung kamu terus menerus, kamu bisa menggunakan klip hidung atau menjaga hidung tetap di atas air.

Peneliti yang menyelidiki amoeba jenis ini mengatakan bahwa organisme ini memilih suhu terbaik untuk hidup pada suhu 46 derajat Celcius.

Kemungkinan organisme ini hidup di suhu yang lebih rendah dari suhu tersebut sangat minim.

Terkait dengan amoeba pemakan otak, para peneliti menganjurkan bahwa meski jarang, namun kita mesti berhati-hati untuk menjaga hidung agar amoeba tak masuk.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak