Perubahan Iklim Makin Parah dan Krisis Besar Dimulai Tahun 2040

Banyak negara harus merundingkan masalah besar ini!

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 10 Oktober 2018 | 10:00 WIB
Ilustrasi perubahan iklim di Kutub Utara. (Pixabay)

Ilustrasi perubahan iklim di Kutub Utara. (Pixabay)

Hitekno.com - Perubahan iklim sudah sejak lama diperingatkan oleh para ilmuwan. Para ahli memperingatkan bahwa kita akan menghadapi dunia baru yang penuh dengan krisis.

Bahkan jika negara-negara berpegang pada perjanjian Paris dan menjaga pemanasan global di bawah dua derajat, itu masih akan menjadi suatu bencana.

Laporan terbaru dari PBB mengeluarkan penelitian yang menggegerkan tentang perubahan iklim.

Baca Juga: Menurut NASA, 5 Planet Ini Mirip Bumi

Jika pemerintah di tiap negara tak mengambil langkah besar dalam dekade selanjutnya, maka kita akan mengalami krisis besar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan, manusia akan mengalami kekurangan makanan yang parah, kebakaran hutan meningkat, dan kematian terumbu karang skala besar pada tahun 2040.

Laporan ini juga memprediksi masalah yang lebih serius, termasuk potensi migrasi puluhan juta orang dan juga berpotensi meningkatkan risiko perang di masa depan.

Baca Juga: Ini 5 Pelopor Hacker yang Ada Saat Teknologi Komputer Baru Lahir

Sumber: University of Washington/I. Joughin
Efek pemanasan global, banyak es di kutub utara mulai mencair. (University of Washington/I. Joughin)

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menemukan bahwa kenaikan suhu 0,5 derajat Celcius akan menciptakan lebih banyak masalah, terutama di bagian termiskin dunia.

IPCC merupakan badan resmi PBB untuk melakukan penelitian ilmiah terkait dengan perubahan iklim. Organisasi ini didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada tahun 1988.

Tugas utama organisasi tersebut adalah melakukan penelitian ilmiah mengenai perubahan iklim dan risiko yang akan manusia terima di masa depan.

Baca Juga: Mulai Bermigrasi, Hewan di Arktik Kebingungan

Dalam situs resmi IPCC, jika emisi terus berlanjut pada tingkat saat ini, maka suhu akan menggagalkan batas perjanjian Paris pada tahun 2040.

Itu akan menyebabkan daerah garis pantai menjadi banjir dan badai akan lebih parah.

Lumut berubah warna dari tahun 2008 hingga 2013. (Nature Climate Change)
Suhu berubah, lumut berubah warna di Antartika dari tahun 2008 hingga 2013. (Nature Climate Change)

Perubahan iklim juga akan mengakibatkan kemiskinan yang lebih intensif di wilayah pesisir dan pulau-pulau, khususnya di daerah tropis.

Baca Juga: Arktik Tambah Subur, Kabar Buruk Bagi Bumi

Terjadi pergeseran musim hujan pada banyak daerah di Asia dan Afrika. Jika ditotal, biaya kerusakan akan mencapai 54 triliun dolar AS atau Rp 821 ribu triliun rupiah.

Efek akan makin membesar sehingga menyebabkan migrasi manusia dalam angka puluhan juta. Migrasi dan kemiskinan diprediksi akan menyebabkan konflik dan perang.

Ilustrasi pemanasan global. (Phys)
Ilustrasi pemanasan global. (Phys)

Risiko terkait pemanasan global bergantung pada tingkat dan durasi suhu yang ada. Secara agregat, efek akan menjadi lebih besar jika pemanasan global melebihi 1,5 derajat Celcius.

IPCC mengakui bahwa sebagian besar negara tidak berada di jalur untuk memenuhi batas dua derajat Celcius (batas maksimal) pada Perjanjian Paris.

Sangat sedikit negara yang mau memenuhi batas bawah suhu pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celcius.

Laporan dari para ilmuwan yang tergabung di IPCC harus mendapatkan perhatian lebih oleh banyak negara.

Perubahan iklim merupakan masalah yang akan kita hadapi bersama, kerja sama dan kesadaran manusia yang akan menjadi kuncinya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak