Lebih Panas dari Matahari, Suhu Reaktor Ini Mengagetkan

Baru-baru ini perusahaan swasta asal Inggris mengklaim telah menciptak reaksi fusi yang suhunya lebih panas dari Matahari. Yuk simak prosesnya di artikel di bawah ini.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 16 Juni 2018 | 10:00 WIB
Sumber: Tokamak Energy

Sumber: Tokamak Energy

Hitekno.com - Pada tanggal 6 Juni lalu, sebuah perusahaan swasta di Inggris mengklaim telah berhasil menguji prototipe reaktor fusi nuklirnya pada suhu yang lebih panas dari Matahari.

Mereka berharap dapat mulai mengkomersialkan pasokan energinya pada tahun 2030.

Perusahaan tersebut bernama Tokamak Energy perusahaan ini berbasis di Oxfordshire, Inggris.

Baca Juga: Sambut Piala Dunia 2018, Ini Deretan Game dengan Skin Sepak Bola

Perangkat fusi nuklir perusahaan asal Inggris tersebut sering dikenal sebagai ST40. Mesin itu adalah mesin ketiga yang berhasil dibuat oleh perusahaan sejauh ini.

sumber:
Sumber: National Geographic

Dilansir dari iflscience, Tokamak Energy mengungkapkan bahwa mereka telah mencapai suhu plasma 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit) di dalam perangkat mesin.

Baca Juga: Charby, Inovasi Kabel Charging 3 Kali Lebih Tangguh

"Kami mengambil langkah signifikan untuk mencapai energi fusi, melakukannya dengan kemampuan gesit sebuah perusahaan swasta, dan didorong untuk tujuan mencapai sesuatu yang akan memiliki manfaat besar di seluruh dunia," kata Jonathan Carling, CEO Tokamak Energy dalam sebuah pernyataan.

Dia juga menambahkan bahwa pencapaian 15 juta derajat tersebut merupakan indikator lain dari kemajuan perusahaan dan validasi lanjut dari pendekatan yang sudah kami rencanakan sebelumnya.

Tujuan perusahaanya adalah membuat energi fusi menjadi kenyataan dan dapat dikomersialkan pada skala industri pada tahun 2030.

Baca Juga: Viral di Instagram, Ini Video Tik Tok yang Failed Abis

sumber:
Sumber: Tokamak Energy

Sperti yang telah kita ketahui, suhu di permukaan matahari dapat mencapai 5500-6000 derajat Celcius dan suhu di inti Matahari sebesar 15 juta derajat Celcius.

Suhu yang diperoleh mesin ST40 sebesar 15 juta derajat Celcius telah menyamai inti matahari dan lebih panas dari permukaan matahari.

Baca Juga: GPU Turbo Huawei, Teknologi Pemuas Gamer Mobile

Hal itu patut diapresiasi karena dengan energi tersebut suatu saat akan berguna di masa depan.

Untuk mencapai suhu yang super tinggi, ST 40 menggunakan proses yang dikenal sebagai penggabungan kompresi.

Peristiwa tersebut itu melepaskan energi berbentuk cincin plasma yang bertabrakan dan menghasilkan medan magnet yang dikenal sebagai rekoneksi magnetik.

sumber:

Hidrogen Plasma (Sumber: Tokamak Energy)

Menggunakan desain yang lebih kompak, Tokamak Energy mengklaim dapat mencapai tekanan plasma yang lebih tinggi daripada tokamaks konvensional.

Ini bertujuan untuk mengontrol plasma dengan magnet superkonduksi suhu tinggi, dan akhirnya mulai menghasilkan energi yang berguna.

Prototipe pertama mereka, ST25, dibangun pada tahun 2013. Mereka membangun mesin yang kedua pada tahun 2015, dan berharap untuk mencapai suhu 100 juta derajat Celsius (180 juta derajat Fahrenheit) di ST40.

Pada tahun 2025 mereka berharap untuk mengembangkan perangkat energi skala industri, dan pada tahun 2030 mereka berharap untuk mulai memasok energi ke seluruh jaringan dari reaksi fusi.

Hitekno.com/ Rezza Dwi Rachmanta

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak