Awas, Es Antartika Terkikis dengan Cepat

Antartika kehilangan lapisan esnya semakin cepat dari tahun ke tahun. Hal ini patut menjadi perhatian karena perubahan iklim juga akan berdampak pada kehidupan manusia di masa depan.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 14 Juni 2018 | 13:17 WIB
Sumber: University of Washington/I. Joughin

Sumber: University of Washington/I. Joughin

Hitekno.com - Fenomena mencairnya es di Antartika meningkat sebesar tiga kali lipat sejak tahun 2012. Menurut penilaian iklim internasional yang didanai oleh NASA dan ESA (European Space Agency), permukaan laut global telah naik sebesar 0,12 inci (3 milimeter) dalam jangka waktu itu saja.

Kecepatan hilangnya es dari Antartika saat ini lebih cepat daripada waktu lainnya yang terjadi dalam 25 tahun terakhir. Hasil penelitian itu merupakan penelitian Ice Sheet Mass Balance Inter-comparison Exercise (IMBIE) yang diterbitkan hari Rabu lalu di jurnal Nature.

Antartika kehilangan es pada tingkat yang semakin cepat, menurut studi yang diterbitkan di Nature. Lebih dari 80 peneliti dari 42 organisasi Internasional mempresentasikan temuan yang menunjukkan antara 2012 dan 2017, lapisan es Antartika kehilangan 219 miliar ton es per tahun.

Baca Juga: Pesawat Tanpa Awak Nasa Terbang Solo Pertama Kali

Antara tahun 1992 dan 2017, kerugian es di wilayah tersebut berkontribusi pada kenaikan laut global 7,6 milimeter dengan 40 persen dari kenaikan itu terjadi dalam lima tahun terakhir saja.

Tim peneliti global menganalisis 24 perkiraan berbasis satelit dari lapisan es Antartika untuk menghitung angka ini.

sumber:
Sumber: Nature

Andrew Shephard, penulis utama studi dan seorang profesor di University of Leeds, mengatakan, "Menurut analisis kami, telah terjadi peningkatan sangat tinggi dari fenomena hilangnya es di Antartika selama dekade terakhir, dan benua itu menyebabkan permukaan laut naik lebih cepat hari ini daripada kapan saja dalam 25 tahun terakhir."

Baca Juga: Melempar iPhone X dari Ketinggian 300 Meter, Ini Hasilnya

Potensi kontribusi Antartika terhadap kenaikan permukaan laut global hampir 7,5 kali lebih besar daripada semua sumber es tanah lainnya di dunia yang digabungkan.

Benua ini menyimpan cukup banyak air beku untuk meningkatkan permukaan laut global dengan 190 kaki (58 meter), jika ingin mencair seluruhnya. Mengetahui berapa banyak es yang hilang adalah kunci untuk memahami dampak perubahan iklim sekarang dan langkah antisipasinya di masa depan.


Sumber: Youtube.com/NPG Press

Baca Juga: Romawi Kuno Membuat Beton yang Lebih Kuat dan Tahan Lama

Meskipun peneliti tidak dapat memastikan bahwa tingkat kehilangan es akan terus meningkat, para peneliti khawatir bahwa tren akan tetap naik.

"Saya tidak tahu apakah itu akan terus tiga kali lipat, tapi saya pikir itu memiliki banyak potensi untuk terus meningkat secara signifikan," kata Velicogna salah seorang peneliti yang terlibat.

Terlepas dari angka pastinya, temuan ini menekankan pentingnya upaya untuk memerangi perubahan iklim. Dengan semua data tersebut diharapkan seluruh penduduk dunia menjadi waspada dan ikut membantu memerangi perubahan iklim.

Baca Juga: Bantu Penyerbukan, Jepang Ciptakan Robot Lebah

Hal sederhana yang dapat dilakukan seperti memilih teknologi yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan AC, dan mendukung gerakan hijau.

Sumber: Youtube.com/ NPG press

Hitekno.com/ Rezza Dwi Rachmanta

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak