Binatang di Seluruh Dunia Terpapar Senyawa Bahan Teflon, Kecuali di Antartika

Senyawa ini tak mudah terurai dan bisa sebabkan kanker, kini menghinggapi lebih dari 330 spesies hewan.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Kamis, 23 Februari 2023 | 20:23 WIB
Ilustrasi penguin di Antartika. (Pixabay/ Hans Huijskes)

Ilustrasi penguin di Antartika. (Pixabay/ Hans Huijskes)

Hitekno.com - Makan ikan air tawar yang ditangkap di danau dan sungai AS setahun sekali sama dengan sebulan mengonsumsi air minum yang mengandung "bahan kimia PFAS," sebuah studi oleh organisasi nirlaba AS Kelompok Kerja Lingkungan (EWG) memperingatkan pada Januari.

Dilansir dari Sputnik News, lebih dari 330 spesies hewan di setiap benua kecuali Antartika terkontaminasi dengan bahan kimia sintetis yang dikenal sebagai PFAS, sebuah analisis dirilis oleh kelompok advokasi nirlaba menyatakan.

Jejak dari apa yang juga disebut sebagai "bahan kimia selamanya" diidentifikasi dalam darah hewan setelah studi mendalam terhadap lebih dari 100 studi peer-review baru-baru ini tentang kontaminasi PFAS oleh Kelompok Kerja Lingkungan (EWG).

Baca Juga: Seabrek Fakta Sains tentang Capybara: Doyan Makan Tebu, Bisa Kena Rabies dan TBC

"Kemungkinan di mana pun Anda menguji senyawa ini, Anda akan menemukannya. Saya pikir itulah yang sangat mengejutkan," kata David Andrews, seorang ilmuwan senior di kelompok yang berkontribusi pada laporan itu, seperti dikutip.

Temuan "serius" menawarkan daftar satwa liar mulai dari kutu kecil dan plankton, hingga harimau Siberia, beruang kutub, babi hutan, kuda, anjing, dan tiram - sebut saja.

Antartika. (Mashable)
Antartika. (Mashable)

"Butuh enam dekade penelitian pada manusia untuk benar-benar memahami bagaimana bahan kimia ini berdampak pada biologi kita dalam berbagai cara ... dan tidak ada alasan untuk percaya bahwa dampak yang sama tidak juga terjadi pada satwa liar," tambah Andrews.

Baca Juga: Dikenal Santuy, Capybara Ternyata Punya Banyak Musuh Alami: Ini Sederet Fakta Uniknya

Senyawa PFAS mendapat julukan "bahan kimia selamanya" karena ketahanannya terhadap kerusakan di alam atau di dalam tubuh manusia.

Dengan demikian, mereka dapat menumpuk dalam jangka waktu yang lama, tetap secara permanen di udara, tanah, air, dan di dalam tubuh.

Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan bahwa ini dapat menyebabkan kanker dan menyebabkan efek reproduksi, perkembangan, kardiovaskular, hati, dan imunologis negatif. Penggunaan ekstensif bahan kimia ini dalam manufaktur industri berasal dari tahun 1940-an, seringkali untuk membuat produk tahan air.

Baca Juga: Apa Makanan Buaya? Hewan Purba yang Bisa Telan 3 Kg Daging Per Hari

Senyawa PFAS (Per- and polyfluoroalkyl substances) adalah kelompok senyawa kimia sintetis yang digunakan dalam berbagai produk konsumen, seperti teflon, baju hujan, kemasan makanan, dan bahan kimia pemadam kebakaran.

PFAS terdiri dari atom fluorida dan karbon, dan memiliki sifat hidrofobik (tak mudah larut dalam air) dan tahan terhadap panas dan api.

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB