Fakta Sains Sesar dan Hubungannya dengan Gempa

Kenapa Sesar bisa menyebabkan gempa bumi?

Agung Pratnyawan
Sabtu, 17 Desember 2022 | 08:21 WIB
Ilustrasi gempa. (pixabay)

Ilustrasi gempa. (pixabay)

Hitekno.com - Belakangan ini Indonesia diguncang gempa skala kecil dan menengah. Bahkan beberapa waktu lalu, gempa 10 kali mengguncang Bali dan menyebabkan kerugian minimal.

Bicara soal gempa, ada sebuah fenomena alam yang bisa menyebabkan gempa. Fenomena tersebut bernama Sesar atau patahan.

Dilansir dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung, sesar adalah patahan atau bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif terhadap blok batuan lainnya. 

Baca Juga: Apa Itu Sesar Cugenang yang Dianggap pemicu Gempa Cianjur

Bidang sesar sangat bervariasi ukurannya, mulai dari beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer. Bidang ini terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng dan menghasilkan gaya pada batuan.

Sebagian besar Sesar menghasilkan perpindahan berulang dari waktu ke waktu geologis. 

Selama gempa bumi, batu di salah satu sisi patahan akan tiba-tiba tergelincir terhadap sisi lainnya. Permukaan patahan bisa horizontal atau vertikal atau beberapa sudut acak di antaranya.

Baca Juga: Bukan Sesar Cimandiri, BMKG Identifikasi Sesar Cugenang Picu Gempa Cianjur

Ilmuwan bumi menggunakan sudut patahan sehubungan dengan permukaan (dikenal sebagai kemiringan ) dan arah slip sepanjang patahan untuk mengklasifikasikan jenis patahan. 

Berikut ini adalah jenis-jenis Sesar yang perlu kamu tahu:

1. Sesar Normal

Baca Juga: Geger Sesar Lembang yang Berpotensi Sebabkan Gempa Besar, Patut Diwaspadai?

Ini adalah jenis Sesar yang paling umum. Sesar normal terbentuk ketika batu di atas bidang patahan miring bergerak ke bawah, meluncur di sepanjang batu di sisi lain patahan. 

Sesar normal sering ditemukan di sepanjang batas lempeng yang berbeda, seperti di bawah lautan tempat terbentuknya kerak baru. Lembah yang panjang dan dalam juga bisa menjadi hasil dari patahan normal.

2. Sesar Reverse atau Sesar Thrust 

Baca Juga: Gempa Sukabumi Terasa hingga Jakarta, BMKG: Ini Dipicu Sesar Cimandiri

Kebalikan dari Sesar normal, Sesar Reverse terbentuk ketika batuan di sisi "menanjak" dari bidang patahan miring naik di atas bebatuan di sisi lain. Patahan terbalik sering terbentuk di sepanjang batas lempeng konvergen.

3. Sesar Strike-slip

Jenis Sesar ini kadang-kadang juga disebut sebagai patahan lateral, jenis ini terbentuk ketika balok-balok batuan di kedua sisi patahan vertikal (atau hampir vertikal) bergerak melewati satu sama lain. 

Patahan ini digambarkan sebagai lateral kanan atau lateral kiri, tergantung ke arah mana gerakan itu pergi.

Kenapa Sesar bisa menyebabkan gempa bumi?

Ilustrasi gempa. (Unsplash/Shefali Lincoln)
Ilustrasi gempa. (Unsplash/Shefali Lincoln)

Sesar menyebabkan gempa bumi karena saat patahan terjadi, maka kondisi permukaan bumi jadi tidak stabil. Ini kemudian merambat ke berbagai arah yang masih satu jalur dengan area patahan tersebut. 

Gempa bumi biasanya terjadi ketika batuan bawah tanah tiba-tiba pecah dan ada gerakan cepat di sepanjang patahan. 

Ketika terjadi Sesar, maka akan ada pelepasan energi mendadak. Pelepasan energi secara tiba-tiba ini menyebabkan gelombang seismik yang membuat tanah bergetar. 

Selama dan setelah gempa bumi, lempengan atau bongkahan batu mulai bergerak dan terus bergerak sebelum akhirnya berhenti dengan sendirinya.

Tempat di bawah tanah tempat batu pecah pertama kali disebut fokus atau hiposenterdari gempa bumi. Tempat tepat di atas fokus (di permukaan tanah) disebut episentrum gempa.

Kontributor: Damai Lestari
Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak