Apa Itu Sesar Cugenang yang Dianggap pemicu Gempa Cianjur

Sebelumnya BMKG menduga gempa dasyat itu disebabkan oleh aktivitasSesar Cimandiriyang memanjang hingga ke Sukabumi. Ternyata Sesar Cugenang jadi pemicu Gempa Cianjur.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 09 Desember 2022 | 16:40 WIB
Ilustrasi gempa. (Pixaba)

Ilustrasi gempa. (Pixaba)

Hitekno.com - BMKG menyampaikan kalau pemicu Gempa Cianjur 21 November 2022 kemarin adalah patahan atau Sesar Cugenang. Namun sebenarnya apa itu Sesar Cugenang yang menjadi pemicu gempa tersebut?

Dikuti dari Suara.com, BMKG menyampaikan kalau gempa yang menewaskan 321 orang di Cianjur, Jawa Barat tersebut adalah Sesar Cugenang. Bukan Sesar Cimandiri yang menjadi dugaan awal.

Dilaporkan kalau Sesar Cugenang ini belum terpetakan sebelumnya, baru diketahui setelah gempa terjadi. Sebelumnya BMKG menduga gempa dasyat itu disebabkan oleh aktivitas Sesar Cimandiri yang memanjang hingga ke Sukabumi.

Baca Juga: Bukan Sesar Cimandiri, BMKG Identifikasi Sesar Cugenang Picu Gempa Cianjur

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam siaran persnya, menjelaskan bahwa Sesar Cugenang ditemukan di Kecamatan Cugenang. Patahan itu melintasi sembilan desa.

"Karena patahannya di wilayah Cugenang maka dinamakan Patahan Cugenang, patahan yang baru terbentuk atau ditemukan melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara," kata Dwikorita dimuat Suara.com.

Dari sembilan desa yang dilintasi Sesar Cugenang, delapan di antaranya termasuk Kecamatan Cugenang.

Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sukabumi, Terasa di Beberapa Wilayah Ini

Kedelapan desa itu adalah Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa terakhir, Nagrak, berlokasi dalam wilayah Kecamatan Cianjur.

Sementara itu Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan bahwa identifikasi Sesar Cugenang berdasarkan pada analisis focal mechanism serta memerhatikan posisi episenter gempa utama dan gempa susulan.

Logo BMKG. (BMKG)
Logo BMKG. (BMKG)

"Diketahui bahwa patahan pembangkit gempa bumi Cianjur merupakan patahan baru," kata Daryono.

Baca Juga: BMKG Ungkap Penyebab Gempa Garut, Ada Hubungan dengan Gempa Cianjur?

Lebih lanjut Daryono mengemukakan, berdasarkan analisis mekanisme pergerakan patahan dan episenter gempa utama serta susulan, patahan itu mengarah ke N 347 derajat timur dan kemiringan (dip) 82,8 derajat dengan mekanisme gerak geser menganan (dextral stike-slip).

Sebelumnya BMKG menduga bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh aktivitas Sesar Cimandiri, karena pusat gempa berlokasi di dekat sesar tersebut.

Tetapi dugaan ini diragukan oleh sejumlah ilmuwan di Tanah Air. Mereka menduga gempa mematikan pada 21 November itu dipicu oleh sesar misterius yang belum terpetakan.

Baca Juga: Ikan di Pantai Mutiara Naik ke Darat, BMKG: Akibat Angin Bukan Pertanda Gempa

Dikerubuti ribuan bangunan

Sayangnya, di atas zona berbahaya dari Sesar Cugenang ini sudah dibangun sekitar 1.800 rumah. Zona berbahaya ini memiliki luas 8,09 kilometer persegi.

BMKG merekomendasikan agar ribuan rumah ini dipindahkan dan tak boleh lagi ada bangunan didirikan di sana.

"Zona bahaya merupakan zona yang rentan mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan," kata Daryono.

Meski demikian zona itu masih bisa digunakan untuk bertani, kawasan konservasi, lahan resapan, hingga objek wisata dengan konsep ruang terbuka.

"Untuk konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan, sehingga ketika kembali terjadi gempa di titik yang sama tidak ada bangunan yang ambruk menimpa warga atau korban jiwa. Namun intinya di lahan tersebut terlarang dari bangunan," imbuh Dwikorita.

BMKG juga meminta pemerintah daerah untuk tetap siaga dan waspada terhadap sesar aktif yang melintasi wilayah Cianjur. Pihaknya telah memberikan peta sesar ke Pemkab Cianjur untuk menjadi acuan dan diwaspadai.

Itulah penjelasan BMKG soal apa itu Sesar Cugenang yang menjadi pemicu Gempa Cianjur. (Suara.com/ Liberty Jemadu)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak