Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai

Berikut ini penjelasan BMKG soal penyebab Gempa Mentawai dengan magnitudo M 6,9 kemarin.

Agung Pratnyawan
Rabu, 26 April 2023 | 19:05 WIB
Logo BMKG. (BMKG)

Logo BMKG. (BMKG)

Hitekno.com - Gempa tektonik berpotensi tsunami sempat terjadi di pantai barat Sumatera, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa (25/4/2023) 03.00 WIB. Apa penyebab Gempa Mentawai kemarin?

Dikutip dari Suara.com, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan apa penyebab Gempa Mentawai kemarin berdasarkan hasil analisisnya.

Menurut BMKG, penyebab Gempa Mentawai dengan magnitudo M 6,9 tersebut adalah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo Australia. 

Baca Juga: Koordinasi BMKG dan Provinsi Riau, Antisipasi Dini Karhutla saat Kemarau

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Hingga pukul 05.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya sepuluh aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar M 5,0.

Dalam keterangan resminya, BMKG mencatat episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,95° LS ; 98,36° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 Km baratlaut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.

Tak hanya apa penyebab Gempa Mentawai kemarin, dijelaskan juga dampak gempa dan rekomendasi BMKG kepada masyarakat.

Baca Juga: Tak Berpotensi Tsunami, Ini Penjelasan BMKG soal Gempa Gorontalo M 6,3

Dampak Gempa Bumi 

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI. Skala ini membuat getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak ringan.

Sementara itu intensitas lebih kecil dirasakan di daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam dan Padang dengan skala V MMI. Di sana, getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, dan bandul lonceng dapat berhenti. 

Baca Juga: Potensi Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Lakukan 7 Persiapan Ini

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini berpotensi tsunami. Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status waspada meliputi Nias Selatan dan Pulau Tanabala Sumatera Utara.

Rekomendasi Kepada Masyarakat

BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

Baca Juga: Terdapat Potensi Banjir Rob di 21 Wilayah Indonesia, BMKG Minta Masyarakat Waspada

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. BMKG akan terus melakukan monitoring muka air laut.

Masyarakat yang berada di wilayah potensi tsunami agar tetap tenang dan menjauhi pantai hingga BMKG menyampaikan peringatan dini tsunami berakhir. Agar tak termakan berita hoaks, masyarakat hanya perlu mengakses informasi dari sumber-sumber terpercaya, salah satunya adalah media yang dikelola oleh BMKG. 

Itulah penyebab Gempa Mentawai berdasarkan analisis BMKG, lengkap dengan keterangan dampak hingga rekomendasi kepada masyarakat. (Suara.com/ Nadia Lutfiana Mawarni) 

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak