Koordinasi BMKG dan Provinsi Riau, Antisipasi Dini Karhutla saat Kemarau

BMKG memprediksi musim kemarau di tahun 2023 akan jauh lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir.

Agung Pratnyawan
Kamis, 09 Februari 2023 | 15:14 WIB
Logo BMKG. (BMKG)

Logo BMKG. (BMKG)

Hitekno.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Pemprov Riau melakukan koordinasi guna antisipasi adanya potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati yang melakukan koordinasi dengan Pemprov Riau dengan menemui langsung Gubernur Riau Syamsuar.

Sebagai informasi, BMKG memprediksi musim kemarau di tahun 2023 akan jauh lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir (2020-2022).

Baca Juga: BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat pada Malam Tahun Baru 2023

"Diperkirakan Februari minggu ke 4 kemarau yang pertama, kemudian Maret April hujan lagi, kemudian Mei mengering, Juni sampai September itu kemarau kering," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat audiensi bersama Gubernur Riau Syamsuar di Rumah Dinas Gubernur Riau, baru-baru ini.

"Kondisi cuaca yang kering ini mengakibatkan potensi terjadinya karhutla akan semakin mudah terjadi. Sehingga pencegahan harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi," tambah dia.

Dwikorita menyebut, jika karhutla terjadi maka akan semakin sulit dipadamkan karena kemarau kering. Apalagi, kata dia, karakter tanah gambut yang mengandung bahan bakar berupa sisa tumbuhan sampai di bawah permukaan tanah, sehingga jika terjadi kebakaran, api akan menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat dan sulit dideteksi, serta menimbulkan asap tebal.

Baca Juga: Klarifikasi BRIN Soal Badai Dahsyat: Itu Pendapat Personal, Kami Mengacu BMKG

"Kebakaran yang terjadi di lahan gambut sulit dipadamkan sehingga bisa berlangsung berhari-hari. Api yang berada di bawah permukaan tanah akan sulit dideteksi pergerakannya. Karenanya butuh pencegahan sejak dini," imbuhnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati melakukan koordinasi dengan Pemprov Riau antisipasi dini karhutla saat kemarau kering. (dok. BMKG)
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati melakukan koordinasi dengan Pemprov Riau antisipasi dini karhutla saat kemarau kering. (dok. BMKG)

Dwikorita memaparkan, berdasarkan hasil monitoring BMKG, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini menunjukkan intensitas La Nina yang terus melemah dengan indeks per Januari 2023 dasarian pertama sebesar -0,80 dan lpada dasarian kedua adalah sebesar -0.65.

Kondisi La Nina ini, kata dia, diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi ENSO (El Nino - Southern Oscillation) Netral pada Februari - Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023.

Baca Juga: Potensi Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Lakukan 7 Persiapan Ini

Sedangkan untuk semester kedua tahun 2023 yang akan datang, lanjut Dwikorita, terdapat peluang sekitar 40-50% kondisi ENSO Netral akan bertahan hingga akhir tahun. Di sisi lain, juga terdapat peluang yang relatif sama bahwa kondisi ENSO Netral akan berkembang menjadi El Nino lemah terutama setelah periode Juni-Juli-Agustus 2023.

Dwikorita menuturkan, hingga enam bulan ke depan, BMKG memprediksi bahwa curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal. Meskipun, secara volume curah hujan bulanan tahun 2023 ini relatif menurun dibandingkan curah hujan bulanan selama tiga tahun terakhir (2020-2022-red).

Adapun curah hujan bulanan kategori diatas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari dan Maret 2023, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara pada Februari 2023 dan Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.

Baca Juga: Terdapat Potensi Banjir Rob di 21 Wilayah Indonesia, BMKG Minta Masyarakat Waspada

Sedangkan curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023 dan sebagian besar Sumatera dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar berharap di musim kemarau mendatang tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Pemprov Riau sendiri, kata dia, telah mempersiapkan berbagai kemungkinan untuk menghadapi potensi terjadinya karhutla.

Gubri menyampaikan terima kasih kepada Kepala BMKG yang telah memberikan informasi-informasi terkait musim kemarau yang akan terjadi tahun 2023 ini.

"Semoga apa yang disampaikan tidak terjadi di Bumi Melayu Lancang Kuning," ujarnya.

Turut hadir mendampingi Kepala BMKG dalam audiensi bersama Gubernur Riau yaitu Plt. Deputi Bidang Klimatologi Dr. Dodo Gunawan, Kepala Balai Besar Wilayah I Hendro Nugroho, Kepala Stasiun Sultan Syarif Kasim II Ramlan, Kepala Stasiun Klimatologi Riau Ayi Sudrajat dan Plt. Kepala Stasiun Meteorologi Rengat Dirjo Waluyo.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak