BMKG Menyarankan Masyarakat Tampung Air Hujan Jelang Kemarau

BMKG juga menyarankan agar sisa air hujan diresapkan ke tanah dan untuk kebutuhan lingkungan yang lebih luas.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 29 April 2023 | 15:34 WIB
Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Ilustrasi kekeringan. (Pixabay)

Hitekno.com - Menjelang musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyarankan masyarakat untuk menampung air hujan juga meresapkannya ke tanah.

Hal ini disampaikan oleh Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG RI Dodo Gunawan yang mengimbau masyarakat untuk menampung air hujan sebelum memasuki musim kemarau.

"Manfaatkan air terakhir di musim hujan, sebenarnya kita selalu mengimbau setiap masuk musim kemarau, manfaatkan air hujan itu dengan ditampung, agar suatu saat bisa digunakan saat musim kemarau," kata Dodo saat dihubungi di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Baca Juga: Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Sekarang, Ini Penjelasan BMKG

Selain ditampung, Dodo juga menyarankan agar sisa air hujan yang masih ada bisa diresapkan ke tanah dan untuk kebutuhan lingkungan yang lebih luas.

Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah terkait resapan air ini adalah biopori, yakni lubang resapan yang dibuat secara vertikal supaya air masuk dan tersimpan di dalam tanah untuk mengatasi genangan.

"Jangan air hujan mengalir begitu saja ke badan air, ke selokan, ke sungai, usahakan masuk ke dalam tanah. Untuk kebutuhan lingkungan itu bisa ditampung, dan untuk lebih luasnya lagi ya diresapkan," ujar Dia.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Penyebab Gempa Mentawai

Dodo mengatakan air yang ditampung atau diresapkan juga akan sangat bermanfaat untuk pertanian.

"Pertanian ya ditampung juga, entah di kolam-kolam penampungan, di pinggiran sungai-sungai dibuat cekungan-cekungan, nanti diupayakan dengan pompa, meskipun dipompa, tapi kan tetap ada sumbernya," kata Dodo.

Sedangkan untuk rumah tangga, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menampung menggunakan bak penampungan.

Baca Juga: Mengapa Gempa 14 April 2023 Terasa di Banyak Wilayah? Begini Penjelasan BMKG

"Misalnya, ada bak di dalam tanah yang cukup, digali, itu bisa dimanfaatkan paling tidak untuk kebutuhan masing-masing di rumah tangga selama musim kemarau," tutur Dodo.

Dodo menegaskan upaya menampung dan meresapkan air hujan ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah maupun BMKG sendiri. Perlu ada sosialisasi yang didukung dengan kelompok masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang seharusnya lebih berperan dalam mensosialisasikan gerakan memanfaatkan air hujan.

"BMKG secara khusus hanya sebagai sumber informasi, tetapi bersama-sama kita tentu bisa bergerak bersama agar masyarakat juga sadar dan mau memanfaatkan air hujan, harus ada gerakan yang masif," kata dia.

Baca Juga: Gempa Jumat 14 April Guncang Wilayah Luas, BMKG: Bukan Gempa Tuban, Ini Gempa Laut Jawa

Itulah imbauan BMKG yang menyarankan masyarakan untuk menampung air hujan menjelang musim kemarau tahun ini. (Suara.com/ Liberty Jemadu)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak