5 Fenomena Langit di November 2021, Bakal Ada Dua Kali Hujan Meteor

Jangan sampai lewatkan ada hujan meteor di November 2021 ini.

Agung Pratnyawan
Kamis, 04 November 2021 | 21:25 WIB
Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/OpenClipart)

Ilustrasi hujan meteor. (Pixabay/OpenClipart)

Hitekno.com - Setidaknya ada lima fenomena langit di November 2021 ini, beberapa di antaranya bisa kamu nikmati. Termasuk adanya hujan meteor di bulan ini.

Sebagai diketahui, Setiap bulan akan selalu ada fenomena langit yang pernah terjadi, entah dapat terlihat dengan jelas atau tidak.

Memasuki awal November 2021 marak dengan fenomena langit menarik lainnya.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit yang Terjadi pada Januari 2021, Termasuk Wolf Moon

Dilansir dari In The Sky, Kamis (4/11/2021) dan Info Astronomy, berikut ini lima fenomena langit di November 2021:

1. Konjungsi Bulan dan Venus

Konjungsi Bulan dan Venus November 2021. [In the Sky]
Konjungsi Bulan dan Venus November 2021. [In the Sky]

Satelit alami Bumi akan tampak berdekatan dengan Venus pada 8 November mendatang.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit Desember 2020, Jangan Sampai Terlewatkan

Pada saat itu, Venus akan berada pada jarak 1 derajat di sebelah utara Venus.

Pengamat dapat melihat kedua objek ini sekitar pukul 18:03 WIB dengan ketinggian 40 derajat di atas cakrawala barat daya.

Keduanya akan tenggelam menuju cakrawala sekitar pukul 21:09.

Baca Juga: Ada Ekuinoks, Ini 5 Fenomena Langit yang Bisa Diamati di September 2020

Bulan akan berada di mag -10.8 dan Venus di mag -4.5, di mana keduanya bisa ditemukan di konstelasi Sagitarius.

2. Konjungsi Bulan dan Saturnus

Setelah melakukan pendekatan dengan Saturnus, Bulan akan tampak berdekatan dengan planet bercincin pada 10 November 2021.

Baca Juga: 5 Fenomena Langit yang Bisa Diamati Agustus 2020, Jangan Sampai Terlewat

Saturnus akan berada pada jarak 4 derajat di selatan Saturnus.

Pengamat dapat mulai melihat kedua objek ini pada pukul 18:03 WIB dengan ketinggian 72 derajat di atas cakrawala barat daya.

Bulan dan Saturnus kemudian tidak dapat diamati lagi setelah pukul 23:28 WIB.

Pada saat itu, Bulan akan berada di mag -11,7 dan Saturnus di mag 0,4. Keduanya dapat ditemukan di di konstelasi Capricornus.

Jika pengamat ingin melihat cincin Saturnus dengan jelas, disarankan untuk menggunakan bantuan teleskop dengan pembesaran minimum 175 kali.

3. Hujan meteor Taurid Utara

Hujan meteor Taurid Utara. [In the Sky]
Hujan meteor Taurid Utara. [In the Sky]

Hujan meteor Taurid Utara telah aktif sejak 20 Oktober dan terus berlangsung hingga 10 Desember. Namun, hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada 12 November.

Selama periode tersebut, pengamat memiliki peluang melihat meteor Taurid Utara di konstelasi Taurus.

Pada puncaknya, pengamat mulai dapat melihat hujan meteor sekitar pukul 18:28 WIB, ketika titik pancarannnya naik di atas ufuk timur dan akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:03 WIB.

Pancuran tersebut kemungkinan akan menghasilkan tampilan terbaiknya pada sekitar pukul 00:00 WIB, saat titik pancarannya paling tinggi di langit.

Diperkirakan pengamat bisa mengamati sekitar lima meteor per jam.

Namun, intensitas pancaran ini berlaku jika langit lokasi pengamatan sangat gelap dan bebas dari polusi cahaya.

4. Hujan meteor Leonid

Hujan meteor Leonid. [In the Sky]
Hujan meteor Leonid. [In the Sky]

Hujan meteor Leonid akan aktif mulai 6-30 November 2021. Namun, hujan meteor ini akan menghasilkan tingkat puncak meteor pada 17 November mendatang.

Sesuai namanya, pengamat bisa melihat pancaran meteor Leonid dari konstelasi Leo.

Pengamat dapat mulai mengamati hujan meteor pada sekitar pukul 00:24 WIB, ketika titik pancarannya naik di atas ufuk timur.

Kemudian akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:04 WIB.

Titik pancaran memuncak setelah fajar, sekitar pukul 06:00 WIB, sehingga hujan meteor kemungkinan akan menghasilkan tampilan terbaiknya sesaat sebelum fajar, ketika titik pancarannya paling tinggi.

Diprediksi pengamat dapat melihat sekitar 12-15 meteor per jam jika melakukan pengamatan di lokasi yang sangat gelap dan bebas polusi cahaya.

5. Gerhana Bulan Parsial

Gerhana Bulan Parsial. [Shutterstock]
Gerhana Bulan Parsial. [Shutterstock]

Gerhana Bulan parsial akan terjadi pada 19 November 2021 dan Indonesia akan menjadi salah satu wilayah yang dapat mengamati fenomena tersebut.

Saat gerhana Bulan parsial terjadi, hanya sebagian wajah Bulan yang tertutupi bayangan Bumi, sehingga tidak akan muncul warna kemerahan. Sebaliknya, Bulan akan tampak seperti tergigit.

Meski begitu, diprediksi gerhana Bulan parsial ini akan menutupi sekitar 97 persen dari permukaan Bulan.

Gerhana Bulan parsial akan dapat diamati mulai sekitar pukul 13:03 WIB (15.02 WIT/14.02 WITA). Sayangnya, hari masih siang di Indonesia sehingga pengamat tidak dapat mengamatinya.

Namun, puncak Gerhana Bulan parsial akan terjadi pada 16.02 WIB (18.02 WIT/17.02 WITA).

Pada saat ini, pengamat yang tinggal di Indonesia bagian timur dapat mulai melihat Gerhana Bulan parsial.

Gerhana Bulan parsial akan berakhir sekitar pukul 17.47 WIB (19.47 WIT/18.47 WITA), di mana pengamat yang tinggal di Indonesia bagian tengah bisa melihat Bulan rendah di langit timur.

Gerhana akan benar-benar berakhir sekitar pukul 18.03 WIB (21.03 WIT/19.03 WITA).

Secara keseluruhan, gerhana Bulan parsial akan terjadi selama 6 jam 2 menit.

Selain di Indonesia, gerhana Bulan parsial ini juga dapat diamati di Oseania, Amerika, Asia Timur, dan Eropa Utara.

Itulah lima fenomena langit di November 2021 termasuk ada dua hujan meteor dan gerhana bulan parsial. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak