Menurut Ilmuwan, Ini Penyebab Mars Jadi Kering Kerontang

Kenapa planet Mars bisa kering seperti sekarang? Ini penjelasan para ilmuwan.

Agung Pratnyawan
Rabu, 25 Agustus 2021 | 06:00 WIB
Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Planet Mars. (Wikipedia/NASA)

Hitekno.com - Mars selama ini dikenal sebagai planet merah yang kering koronta. Namun bagaimana bisa kondisinya seperti itu menjadi penelitian para ilmuwan.

Paling baru, para ilmuwan mengklaim telah menemukan bagaimana permukaan Mars bisa kering seperti yang kita lihat sekarang ini.

Menurut data dari tiga pengorbit Mars, badai debu kecil rupanya memainkan peran kunci dalam mengeringkan Planet Merah.

Baca Juga: Percobaan Pertama NASA Kumpulkan Sampel Batuan Mars Gagal

Badai debu Mars dapat menyebar ke seluruh planet. Dalam jangka waktu yang lama, badai raksasa tersebut menjadi penyebab mengapa air menghilang di Mars.

Dalam penelitian terbaru, para ahli mengungkapkan bahwa tidak hanya badai raksasa yang dapat menghilangkan air, tetapi juga badai debu Mars yang lebih kecil.

"Badai debu regional mempermainkan uap air di atmosfer Mars, menghangatkannya, dan memperlambat transisinya," kata Geronimo Villanueva, ilmuwan planet di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

Baca Juga: Dugaan Ilmuwan, Danau Kutub di Mars Hanya Tanah Liat Beku

Menurutnya, badai debu juga menahan uap air lebih tinggi di atmosfer, di mana radiasi ultraviolet lebih mudah melepaskan atom hidrogen dari molekul air.

Curiosity, robot NASA di Mars. (NASA)
Curiosity, robot NASA di Mars. (NASA)

Dilansir dari Space.com, Selasa (24/8/2021), penelitian baru berfokus pada satu badai debu yang terjadi pada Januari dan Februari 2019.

Sebelum badai debu dimulai, para ilmuwan hanya dapat mengidentifikasi uap air di dekat permukaan Mars. Tetapi saat badai meningkat, para peneliti melihat suhu memanas dan uap air naik.

Baca Juga: Ada Bukti Keberadaan Gunung Berapi, Mars Makin Layak Huni?

Ketika uap naik lebih dekat ke sinar ultraviolet, tim ahli melihat gelombang hidrogen sebagai tanda bahwa molekul air pecah.

Sayangnya, tidak ada satu pun pesawat ruang angkasa yang mengorbit di Mars dapat melacak semua karakteristik badai debu itu. Sebagai gantinya, para peneliti memasukkan data dari tiga probe yang berbeda.

Trace Gas Orbiter Badan Antariksa Eropa (ESA) mengukur konsentrasi uap air dan es di atmosfer yang lebih rendah, Mars Reconnaissance Orbiter NASA mengamati debu dan suhu, dan Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) memantau hidrogen di atmosfer bagian atas.

Baca Juga: Ternyata NASA Tak Gunakan Teknologi Canggih pada Penjelajah Mars Ini

Menurut para ahli, ini adalah kali pertama ketiga probe bekerja sama seperti ini dan memberikan pencapaian yang unik.

Itulah penyebab planet Mars menjadi kering seperti sekarang menurut hasil penelitian para ilmuwan terbaru. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak