Heboh Video "Lautan Terbakar", Aktivis Lingkungan Soroti Hal Ini

Peristiwa kebakaran di atas laut ini sudah ditonton oleh puluhan juta netizen.

Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 06 Juli 2021 | 08:30 WIB
Potret laut yang 'terbakar' ini viral di media sosial. (Twitter/ MLopezSanMartin)

Potret laut yang 'terbakar' ini viral di media sosial. (Twitter/ MLopezSanMartin)

Hitekno.com - Pada akhir pekan ini, terdapat dua kejadian mengenai "lautan terbakar" yang menghebohkan media sosial. Aktivis perubahan iklim serta pengamat turut mengomentari kejadian tersebut.

Perlu diketahui, kobaran api menyembur di atas laut pada sebelah barat semenanjung Yucatan, Meksiko, setelah pipa gas bawah air bocor pada hari Jumat (02/07/2021).

Sementara itu di sisi lain, tepatnya pada Laut Kaspia, bola api raksasa berkobar ke atas di ladang minyak dan gas lepas pantai Azerbaijan, Minggu (04/07/2021).

Baca Juga: Tak Ada Matahari, Ini 5 Hewan yang Bisa Ditemukan di Laut Dalam

Kebakaran di Teluk Meksiko terjadi di lokasi pengembangan minyak Ku Maloob Zaap, yang dioperasikan oleh perusahaan milik negara Meksiko, Pemex.

Menurut Reuters, Pemex mengatakan bahwa kebocoran gas terjadi sekitar pukul 05:15 waktu setempat pada hari Jumat, 2 Juli dan padam pada pukul 10:30 pagi.

Potret laut yang 'terbakar' ini viral di media sosial. (Twitter/ blkhan)
Potret laut yang 'terbakar' ini viral di media sosial. (Twitter/ blkhan)

Tidak ada cedera yang dilaporkan dan insiden itu diklaim tidak menumpahkan bahan bakar fosil ke lingkungan sekitarnya. Sebuah laporan mengklaim bahwa kecelakaan disebabkan oleh "badai listrik dan hujan lebat" yang mengganggu mesin di fasilitas tersebut.

Baca Juga: Menyala di Kegelapan, Hiu Baru Laut Dalam Ini Pemangsa yang Sadis

Pemex juga mencatat bahwa api dikendalikan dengan menyemprotkan nitrogen ke atasnya. Video kebakaran di atas laut pada Teluk Meksiko langsung viral setelah ditonton lebih dari 33 juta kali dan memperoleh 32 ribu Retweet.

Beberapa orang di Twitter menggunakan rekaman mengejutkan untuk menyoroti bahaya bahan bakar fosil dan hubungan manusia yang cukup buruk dengan lingkungan alam.

Baca Juga: Kejamnya Laut Dalam, Hiu Saja Tak Berdaya dengan Hewan Menyeramkan Ini

"Sementara itu orang-orang yang berkuasa menyebut diri mereka 'pemimpin iklim' ketika mereka membuka ladang minyak, jaringan pipa, dan pembangkit listrik tenaga batu bara. Mereka memberikan lisensi minyak baru untuk menjelajahi situs pengeboran minyak di masa depan. Inilah dunia yang mereka tinggalkan untuk kita," sindir aktivis lingkungan dan pemerhati perubahan iklim, Greta Thunberg dalam cuitannya untuk merespons video tersebut.

Dilansir dari IFLScience, hanya berselang dua hari kemudian, ledakan api lainnya menghantam Laut Kaspia di lepas pantai Azerbaijan sekitar 10 kilometer dari ladang gas Umid.

Associated Press melaporkan bahwa perusahaan minyak milik negara Azerbaijan, SOCAR, tidak yakin apa yang menyebabkan ledakan, tetapi informasi awal menunjukkan itu adalah gunung lumpur (mud volcano).

Baca Juga: Terkenal Sebagai yang Tercepat di Laut Dalam, Begini Kerangka Hiu Mako

Gunung lumpur bukanlah gunung berapi yang sebenarnya karena tidak menghasilkan lava. Sebaliknya, mereka biasanya menembakkan lumpur, air panas, dan gas.

Jika gunung lumpur dekat dengan sistem hidrokarbon aktif, seperti di Azerbaijan, mereka mengeluarkan minyak dan gas alam yang menyala ketika tersulut api.

Azerbaijan dan garis pantai Kaspia-nya adalah rumah bagi sekitar 400 gunung lumpur, hampir sepertiga dari gunung lumpur dunia.

Mark Tingay, seorang ahli gunung lumpur dan asisten profesor di University of Adelaide di Australia, mencuit bahwa ledakan itu “tentu saja bisa menjadi gunung lumpur” dan mungkin muncul dari gunung lumpur yang terkenal bernama Makarov Bank.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak