Mendeteksi Suara, Ilmuwan Temukan Populasi Paus Biru Baru di Samudra Hindia

Temuan ini bermula pada tahun 2017 ketika para ilmuwan dari African Aquatic Conservation Fund (AACF), mendeteksi suara nyanyian paus.

Dinar Surya Oktarini

Posted: Rabu, 30 Desember 2020 | 07:30 WIB
Ilustrasi paus biru. (pixabay/Lekies)

Ilustrasi paus biru. (pixabay/Lekies)

Hitekno.com - Populasi paus biru baru ditemukan para ilmuwan di Samudra Hinida bagian barat, paus biru ini mungkin mewakili subspesies berbeda.

Temuan ini bermula pada tahun 2017 ketika para ilmuwan dari African Aquatic Conservation Fund (AACF), mendeteksi suara nyanyian paus yang belum pernah terdengar sebelumnya di perairan antara Mozambik dan Madagaskar.

Nyanyian paus dapat dideteksi hingga sejauh 150 kilometer dalam kondisi baik, sehingga dengan menggunakan peralatan yang tepat akan jauh lebih mudah menemukannya daripada deteksi visual.

Menariknya, populasi paus biru ini memiliki dialek nyanyian yang sangat berbeda dengan nyanyian paus biru lainnya. Para ilmuwan menggunakannya untuk mengidentifikasi suku paus, tetapi suara nyanyian ini berbeda dari apa pun yang telah direkam sebelumnya.

Penemuan Paus Biru di Samudera Hindia. [Endangered Species Research]
Penemuan Paus Biru di Samudera Hindia. [Endangered Species Research]

Dr. Salvatore Cerchio dari AACF yang juga terlibat dalam mempelajari paus bungkuk di lepas pantai Oman, meninjau rekaman tersebut dan mengatakan mengenali nyanyian yang sangat mirip yang direkam beberapa tahun sebelumnya.

Berdasarkan kemiripan dengan jenis nyanyian lain, Cerchio menyimpulkan bahwa nyanyian ini berasal dari paus biru tetapi dari populasi yang sebelumnya tidak diketahui.

"Itu sangat luar biasa. Untuk menemukan nyanyian paus dalam data yang benar-benar unik, belum pernah dilaporkan, dan mengenalinya sebagai paus biru," kata Cerchio, seperti dikutip IFL Science, Selasa (29/12/2020).

Para ilmuwan dari Universitas New South Wales mendengar laporan Cerchio kepada Komite Ilmiah Komisi Perburuan Paus Internasional dan menyadari bahwa rekaman yang dibuat di timur Kepulauan Chagos di Samudra Hindia tengah memiliki nyanyian yang sama.

Dalam Endangered Species Research, ilmuwan dari kedua tim melaporkan temuan mereka dan menyajikan bukti bahwa populasi paus biru tersebut rupanya yang diburu oleh kapal penangkap ikan paus Soviet pada tahun 1960-an.

Dipercaya bahwa 1.294 paus biru ditangkap dalam perburuan tersebut dan mengurangi populasi hingga mendekati ambang kepunahan.

Baca Juga: Resmi Diumumkan, Ini Daftar HP Xiaomi yang Ikut Uji Coba MIUI 12.5

"Kami belum tahu berapa banyak paus yang memiliki nyanyian ini dan apakah jumlah mereka pulih dari pemusnahan sebelumnya. Fakta bahwa jenis nyanyian tersebut sebelumnya tidak terdeteksi menunjukkan populasi kecil yang sangat membutuhkan penilaian status dan tindakan konservasi," tulis para ilmuwan dalam penelitian.

Populasi ini kemungkinan besar merupakan bagian dari subspesies brevicauda yang juga dikenal sebagai paus biru kerdil.

Paus biru saat ini tidak lagi diburu untuk minyak atau daging, tetapi pau biru kini menghadapi ancaman pemanasan global dan tabrakan kapal.(Suara.com/Lintang Siltya Utami)

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB