Ilmuwan Intip Bagian Organ Dalam dan Otak Mumi Berusia 400 Tahun

Dari penelitian diduga proses mengawetkan jasad menggunakan campuran pengering disebut natron.

Dinar Surya Oktarini
Sabtu, 14 November 2020 | 06:45 WIB
Ilustrasi mumi. (pixabay/albertr)

Ilustrasi mumi. (pixabay/albertr)

Hitekno.com - Ilmuwan ungkap otak dan organ lain di dalam jasad mumi yang pertama kali ditemukan lebih dari 400 juta tahun lalu yang ditemukan di Mesir

Mumi yang berasal dari akhir abad ketiga hingga pertengahan abad keempat Masehi, ditempatkan dalam Periode Romawi akhir.

Setelah penggaliannya di awal abad ke-17 dan ke-19, dua dari mumi tersebut berpindah tangan dari koleksi Elector of Saxony dan King of Poland August II yang akhirnya mendarat di Dresden, Jerman, pada 1728.

Baca Juga: Moonton Buka Kesempatan Jadi Pro Player Lewat 2020 MDL Draft

Sementara mumi ketiga berasal dari sebuah koleksi museum Mesir. Ketiganya mewakili satu-satunya mumi potret terselubung plester yang diketahui dari kuburan Mesir kuno di Saqqara.

Mumi yang diselimuti plesteran ini memiliki keunikan dalam cara penguburannya. Prosesnya rumit, di mana mayat ditempatkan di papan kayu sebelum membungkusnya dengan tekstil, plester, emas, dan menghiasinya dengan potret seluruh tubuh.

Mumi dua perempuan hasil temuan 400 tahun lalu. Kiri (A) adalah sosok perempuan lebih tua, dari (B) perempuan lebih muda [S Zesch et al. PLOS One 2020, CC BY 4.0, via IFL Science].
Mumi dua perempuan hasil temuan 400 tahun lalu. Kiri (A) adalah sosok perempuan lebih tua, dari (B) perempuan lebih muda [S Zesch et al. PLOS One 2020, CC BY 4.0, via IFL Science].

Dilaporkan dalam jurnal PLOS ONE, investigasi dilakukan dengan menggunakan pemindaian tomografi terkomputasi (CT) dari mumi potret dan mengungkap jenis kelamin ketiganya. Yang pertama, seorang lelaki dewasa sekitar usia 25 hingga 30 tahun, mumi kedua seorang perempuan paruh baya berusia kira-kira 30 hingga 40 tahun, dan ketiga seorang perempuan muda berusia 17 hingga 19 tahun.

Baca Juga: Netizen Ini Jual Ayam Geprek Versi Sultan, Harganya Bikin Melongo

Kedua mumi perempuan dimakamkan dengan kalung dan jepit rambut yang indah, sementara ketiganya berisi artefak yang kemungkinan besar dimaksudkan sebagai pembayaran kepada Charon, dewa Romawi dan Yunani yang dipercaya akan membawa jiwa-jiwa melintasi Sungai Styx dalam perjalanan ke Dunia Bawah.

Meskipun ketiga mumi itu dilengkapi dengan kain kafan yang sama, namun kedua mumi dewasa kurang terawetkan dibandingkan dengan mumi perempuan yang lebih muda. Para ahli berpendapat itu bisa terjadi kemungkinan sebelum atau setelah ditemukan, mumi dibuka kembali pada 1615.

CT Scan mengungkapkan mumi perempuan yang lebih muda masih berisi sisa-sisa otaknya dan beberapa organ dalam lainnya, yang rupanya tidak dikeluarkan sebagai bagian dari proses mumifikasi.

Baca Juga: Perluas Jangkauan, Aplikasi WhatsApp Hadirkan Tombol Belanja

Otak mumi telah mengerut tetapi masih lengkap dengan batang otak di dasar tengkorak. Tidak ada bukti otak yang tertinggal pada mumi lelaki dewasa, tetapi anehnya juga tidak ada tanda-tanda bahwa otak telah terkuras melalui hidung atau penggunaan cairan pembalseman. Tim ahli menduga mumi hanya diawetkan menggunakan campuran pengering yang disebut natron.

Ilmuwan berpendapat bahwa seiring berjalannya waktu, metode untuk membuat mumi juga berubah sehingga kemungkinan berdampak pada mumi yang tidak dikeluarkan otaknya menggunakan teknik nasal scoop yang terkenal di Mesir kuno.

"Itu adalah praktik umum untuk membuang otak dan organ dalam terutama selama Dinasti ke-18 dan ke-20. Selama periode Mesir kuno selanjutnya, teknik perawatan tubuh yang diterapkan menunjukkan variasi yang lebih beragam. Investigasi radiologi sebelumnya dari mumi Periode Romawi telah mengungkapkan bahwa beberapa tidak menunjukkan bukti pengangkatan otak dan usus," kata Reiss Engelhorn, antropolog fisik dan ahli ilmu Mesir di Proyek Mumi Jerman, seperti dikutip IFL Science pada Jumat (13/11/2020).

Baca Juga: Pertama Kali, Ilmuwan Temukan Mumi Llama Berusia 500 Tahun

Penyebab kematian ketiga mumi tak bisa didiagnosis menggunakan CT, tetapi terdapat tanda-tanda seperti gigi berlubang hingga artritis pada saat pemindaian. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak