Jokowi Tolak Permintaan AS Jadikan Indonesia Pangkalan Pesawat Mata-mata

AS menginginkan pesawat mata-mata P-8 Poseidon berpangkalan di Indonesia,

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 21 Oktober 2020 | 06:30 WIB
Presiden Jokowi (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Hitekno.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan tegas menolak permintaan Amerika Serikat (AS) yang menginginkan INdonesia sebagai pangkalan pesawat mata-mata canggih, P-8 Poseidon.

Seperti diwartakan Suara.com, Selasa (20/10/2020) AS disebut telah melakukan pendekatan tingkat tinggi ke Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Indonesia, sebelum Presiden Jokowi menolak permintaan tersebut.

Permintaan dari AS itu disebut telah membuat Pemerintah Indonesia terkejut. Sejak lama Indonesia diketahui memiliki kebijakan luar negeri bebas-aktif dan tidak pernah mengizinkan Nusantara dijadikan pangkalan bagi militer asing.

Laut China Selatan

Permintaan itu diajukan AS di tengah meningkatnya ketegangan dengan China di Laut China Selatan. China juga disebut sedang gencar memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara.

Pesawat P-8 merupakan alat mata-mata kunci AS dalam memantau aktivitas militer China di Laut China Selatan, perairan yang kini diklaim oleh Beijing. Di lautan itu, China berebut klaim dengan Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Indonesia sendiri dalam beberapa insiden terlibat ketegangan dengan pasukan penjaga pantai China di perairan Natuna.

Perwakilan Istana, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Luar Negeri belum memberikan komentar terkait kabar ini. Departemen Luar Negeri AS dan Kedutaan Besar AS di Jakarta, yang dimintai keterangan oleh Reuters, juga enggan bicara.

Pesawat mata-mata canggih

P-8 Poseidon sendiri merupakan salah satu pesawat mata-mata paling canggih di dunia saat ini. Ia dilengkapi radar termutakhir, kamera berdefenisi tinggi, dan sensor akustik canggih.

Baca Juga: Kaesang Minta Mobil Lamborghini Rp 3,4 Miliar ke Jokowi, Netizen: Siapa Lo?

Selama setidaknya 6 tahun, pesawat ini telah digunakan untuk memantau pulau-pulau, area permukaan dan bawah air di Laut China Selatan.

Pesawat buatan Boeing ini juga bisa dipersenjatai dengan misil untuk menyerang kapal perang dan kapal selam dari jarak jauh. Ia juga memiliki sistem komunikasi yang bisa mengendalikan drone.

Baru-baru ini, AS diketahui telah menjadikan Singapura, Filipina, dan Malaysia sebagai pangkalan untuk mengoperasikan P-8 Poseidon di Laut China Selatan.

Itulah kabar penolakan Presiden Jokowi atas permintaan AS yang mengininkan Indonesia sebagai pangkalan pesawat mata-mata P-8 Poseidon. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait Berita Terkini

Ahli kimia memaparkan bahayanya menggunakan gas air mata yang sudah kedaluwarsa....

sains | 11:17 WIB

Sejumlah fakta tentang paus orca atau paus pembunuh....

sains | 17:31 WIB

Jika kalian melihat 9 makhluk di atas untuk segera menjauh dan segera keluar dari air untuk menyelamatkan diri dari sera...

sains | 15:06 WIB

Venus dan Jupiter akan terlihat saling berdekatan pada 12 Agustus 2025....

sains | 12:23 WIB

Eksoplanet masif ditemukan mengorbit berlawanan arah dalam sistem bintang ganda, menantang model pembentukan planet dan ...

sains | 09:00 WIB