Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan ijazah Jokowi asli. (Suara.com/Faqihj)
Hitekno.com - Polemik isu dugaan ijazah palsu mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi hingga kini belum menemukan titik terang. Banyak pihak yang menyoroti kejanggalan dalam ijazah Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Jokowi, beberapa di antaranya yang cukup vokal dalam kasus ini adalah Roy Suryo.
Terbaru, Roy Suryo bersama Yulianto Widirahardjo, membongkar kecurigaan atas foto Jokowi di ijazahnya yang rupanya telah terjadi sejak 2012. Yulianto Widirahardjo sendiri merupakan bagian dari Tim Sukses pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012.
Sebagaimana diketahui, PDIP mengusung Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012. Kala itu, pencalonan Jokowi juga didukung oleh Partai Gerindra.
Namun, menurut keterangan Yulianto Widirahardjo yang juga mantan Ketua Komisi Infomasi Provinsi (KIP) DKI Jakarta, sempat terjadi obrolan singkat tentang kejanggalan foto ijazah Jokowi. Hal itu disampaikannya dalam video yang tayang di kanal YouTube Sentana TV dengan judul "Ternyata Sudah Tau Dari Dulu! Kesaksian Tim Sukses Gubernur DKI 2012 Soal Ijazah Jokowi!".
Ia dan timnya curiga bahwa sosok yang ada di foto ijazah bukanlah Jokowi.
"Salah satu pemberkasan itu, muncul obrolan kayak gini, kok fotonya bukan seperti sosok Jokowi ya," ucap Yulianto Widirahardjo.
Roy Suryo kemudian menegaskan bahwa perbincangan tersebut terjadi pada 2012, bukan di masa sekarang ketika isu dugaan ijazah palsu Jokowi mencuat.
"Benar pernah terjadi tahun 2012 pembicaraan itu? Jadi bukan sekarang ya? Dari tahun 2012 saja orang-orang sudah curiga. Ini penting nih," tanya Roy Suryo.
Pertanyaan tersebut diiyakan oleh Yulianto Widirahardjo. Ia lalu menambahkan bahwa kecurigaan tersebut tidak diambil pusing lantaran partai harus mengusung calon.
"Cuma saat itu emang nggak peduli soal begitu. Yang penting waktu itu bagaimana PDIP bisa mengusung calon saja kan," jawab Yulianto Widirahardjo.
Baca Juga: Klaim Kode Redeem FC Mobile 22 Oktober 2025, Raih Ribuan Gems dan Pemain OVR Tinggi
Ia juga mengakui bahwa tim partai tidak melakukan verifikasi data ulang dengan cermat. Kala itu, hanya nama Joko Widodo yang tertera di ijazah yang dipedulikan.
"Memang artinya tim partai waktu itu tidak koreksi, tidak teliti ya. Yang dilihat hanya soal nama, cukup Joko Widodo, apalagi ketutup begini kan," tambahnya.
Pemilik podcast kemudian menanyakan perihal sejumlah informasi di ijazah Jokowi yang baru-baru ini diperoleh Roy Suryo dari KPU DKI Jakarta. Sebagaimana diketahui, ada beberapa informasi yang ditutup di dalam ijazah tersebut.
Menurut Yulianto Widirahardjo, tidak seharusnya seseorang menutup informasi apapun jika ingin menjadi pejabat publik. Pasalnya, publik berhak mengetahui data pribadi yang berkaitan dengan pejabat tersebut.
"Salah satu fungsi Komisi Informasi itu adalah mendorong adanya transparansi dan keterbukaan informasi publik. Ketika seseorang sedang berporses menuju jabatan publik, maka publik harus tahu track record daripada calon tersebut, termasuk soal ijazahnya. Dan memang ada beberapa pasal, Pasal 17 itu menyatakan informasi yang bersifat dikecualikan. Tetapi dikecualikan itu kan yang bersifat bisa mengganggu proses penegakan hukum, mengganggu proses pertahanan keamanan. Yang sifatnya data pribadi dalam ijazah itu bukan yang kedua sekalian," jelasnya.
Unggahan itu pun sontak menuai beragam komentar dari publik. Tak sedikit warganet yang mendesak agar pemerintah saat ini memperhatikan kasus dugaan ijazah palsu Jokowi agar tidak terus-menerus berlarut.
"Sepintar apapun Jokowi dan termul-termulnya sembunyikan kebohongan, pasti akan ketahuan juga," komentar @the******.
"Kita yang memperhatikan politik sudah tau lah, dulu waktu jadi Wali Kota Solo, Jokowi gelarnya Drs. Kalau sekarang ribut-ribut kan jejaknya ada, walaupun saat ini sudah berusaha ditutup-tutupi, tapi tidak ada kejahatan yang sempurna," tulis @heri******.
"Sebagai rakyat kami senang karena sekarang banyak orang pintar berani bicara," tambah @adi****.
"Kalau memang benar foto yang ada di ijazah bukan wajah Jokowi, maka Rektor Ova harus dilaporkan karena mengakui kalau itu ijazah Jokowi tapi fotonya bukan wajah Jokowi," sambung @inas*********.
"Partai yang mengusungnya harus bertanggung jawab karena ulah partai yang mengusung dia bisa jadi pejabat," timpal @jami******.