Ilmuwan Peringatkan Potensi Mega Tsunami, Ini Penyebabnya

Menurut para ilmuwan, bencana ini bisa terjadi karena adanya pencairan gletser Alaska.

Agung Pratnyawan
Selasa, 20 Oktober 2020 | 14:00 WIB
Ilustrasi tsunami. (Pixabay)

Ilustrasi tsunami. (Pixabay)

Hitekno.com - Para ilmuwan telah mengeluarkan peringatan akan potensi Mega Tsunami yang tak terduga-duga bisa terjadi. Karena apa?

Menurut para ilmuwan, bencana ini bisa terjadi karena adanya pencairan gletser Alaska.

Mega tsunami itu dipicu oleh longsoran batu tidak stabil setelah pencairan gletser, yang kemungkinan besar akan terjadi dalam dua dekade mendatang. Namun, para ahli khawatir bencana itu dapat terjadi dalam 12 bulan mendatang.

Baca Juga: BMKG Gelar Latihan Mitigasi Menghadapi Tsunami Raksasa di Selatan Jawa

Potensial bencana itu telah diperingatkan pada Mei oleh para ilmuwan yang menulis surat terbuka kepada Departemen Sumber Daya Alam Alaska (ADNR).

Para ahli mengkhawatirkan daerah bernama Prince William Sound yang terletak di sepanjang pantai selatan Alasa. Wilayah ini telah mengalami penyusutan gletser, yang menyebabkan ketidakstabilan di lereng gunung di Barry Arm, tepatnya di atas Gletser Barry.

"Kami, sekelompok ilmuwan dengan keahlian dalam perubahan iklim, tanah longsor, dan bahaya tsunami, telah mengidentifikasi lereng gunung yang tidak stabil di atas kaki Gletser Barry di Barry Arm, 60 mil sebelah timur Anchorage, yang berpotensi menimbulkan tsunami," tulis para ilmuwan dalam surat terbuka tersebut.

Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Fenomena Awan Berbentuk Tsunami di Aceh

Dilansir dari The Sun, Selasa (20/10/2020), tsunami tersebut dapat berdampak pada daerah yang sering dikunjungi wisatawan, kapal penangkap ikan, dan pemburu.

Ilustrasi tsunami (Shutterstock)
Ilustrasi tsunami (Shutterstock)

"Kami yakin tsunami yang diakibatkan oleh tanah longsor ini mungkin akan terjadi dalam tahun depan dan kemungkinan besar dalam 20 tahun," tambah para ilmuwan.

Citra satelit telah menunjukkan bagaimana pencairan es di gletser telah menyebabkan area berbatu yang luas terbuka.

Baca Juga: Heboh Awan Mirip Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Imbauan BMKG

Hal ini bisa berarti bahwa tanah longsor yang bergerak lambat sudah terjadi, tetapi jika sebagian besar lereng gunung runtuh, itu bisa menimbulkan konsekuensi yang lebih mengerikan.

Prince William Sound merupakan salah satu daerah terpencil di mana perairan di sekitarnya sering dikunjungi oleh perahu, termasuk kapal pesiar.

Para ilmuwan mencatat bahwa tanah longsor juga telah memicu gelombang raksasa di wilayah lain di Alaska dan Greenland selama dekade terakhir.

Baca Juga: Mengenal Awan Tsunami, Fenomena Alam yang Bikin Geger di Aceh

Pada 2015, kerusakan lereng yang terjadi di Taan Fiord menghasilkan tsunami setinggi 193 meter. Sementara di Karrat Fiord, Greenland bagian barat, tanah longsor yang terjadi pada Juni 2017 juga menghasilkan tsunami, menewaskan empat orang dan menghancurkan sebagian besar Kota Nuugaatsiaq.

Menurut para ahli, lereng yang tidak stabil di Barry Arm jauh lebih besar daripada contoh-contoh yang disebutkan sehingga itu berpotensi menghasilkan tsunami lebih besar dan dapat berdampak di seluruh Prince William Sound.

Ilustrasi Alaska. [Shutterstock]
Ilustrasi Alaska. [Shutterstock]

Ahli geofisika Chunli Dai dari Ohio State University mengatakan bahwa berdasarkan ketinggian endapan di atas air, volume tanah yang tergelincir, serta sudut kemiringan. Ia menghitung keruntuhan tersebut setidaknya akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing dan 11 kali lebih banyak energi daripada longsor yang terjadi di Teluk Lituya, Alaska, pada 1958.

Dai menambahkan bahwa peristiwa yang terjadi di Alaska pada 1958 tersebut pernah disamakan oleh saksi mata dengan ledakan bom atom.

Sejak rilis surat terbuka awal tahun ini, analisis lebih lanjut mencatat sedikit perubahan. Temuan para ilmuwan ini dapat dilihat melalui situs web ADNR.

Pemantauan yang berkelanjutan akan terus dilakukan sehingga para ilmuwan dapat melihat tanda-tanda peringatan tanah longsor dan tsunami susulan sebelum terjadi. Ilmuwan memperkirakan tsunami dapat berdampak hingga 16 kilometer, sehingga peringatan awal dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

Itulah peringata ilmuwan akan adanya potensi Mega Tsunami yang bisa terjadi karena mencarinya gletser Alaska. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak