Bukan Foto Sembarangan, Ini Penampakan Permukaan Matahari Beresolusi Tinggi

GREGOR, teleskop surya terbesar di Eropa, berhasil menangkap detail beresolusi tinggi dari Matahari.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Jum'at, 04 September 2020 | 10:30 WIB
Detail Sunspot atau spot di permukaan Matahari. (KIS)

Detail Sunspot atau spot di permukaan Matahari. (KIS)

Hitekno.com - Meski 2020 merupakan tahun pandemi, namun tahun ini pula ilmuwan juga berhasil mengabadikan pengamatan luar biasa terhadap Matahari. Teleskop GREGOR yang baru saja ditingkatkan dapat merekam detail beresolusi tinggi pada salah satu spot di permukaan Matahari.

GREGOR, teleskop surya terbesar di Eropa, mampu memecahkan detail sekecil 50 kilometer (31 mil) di permukaan Matahari.

Mengingat besarnya Matahari dan jaraknya dari kita, ini seperti mengamati jarum di lapangan sepak bola dalam resolusi tinggi dari ketinggian 1 kilometer.

Baca Juga: Teliti 35 Fosil Mastodon, Ilmuwan Temukan Migrasi Epik Hewan Purba

Peningkatan dan pengamatan luar biasa tersebut telah dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Bahkan salah satu ilmuwan yang tergabung pada penelitian serta pengamatan mengklaim bahwa ini adalah "gambar terbaik" pada proyek mereka.

Teleskop GREGOR. (KIS)
Teleskop GREGOR. (KIS)

"Ini adalah proyek yang sangat menarik, tetapi juga sangat menantang. Hanya dalam satu tahun kami benar-benar mendesain ulang optik, mekanik, dan elektronik untuk mencapai kualitas gambar terbaik," kata penulis utama penelitian, Dr Lucia Kleint, dalam sebuah rilis resmi.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Penampakan Embrio Dinosaurus untuk Pertama Kalinya

Dikutip dari IFLScience, teleskop adalah instrumen yang sangat kompleks sehingga meningkatkannya membutuhkan waktu lama.

Selama masa lockdown di kuartal pertama, ilmuwan memanfaatkan masa ini dengan meningkatkan kualitas teleskop di observatorium.

Waktu ekstra memungkinkan mereka untuk meningkatkan GREGOR dengan mengganti dua elemen optik yang telah dirancang dan dipoles hingga presisi 6-nanometer. Presisi tersebut kira-kira kurang dari 1 / 10.000 lebar rambut manusia.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Titik Leleh Lapisan Es Tercepat di Antartika

Struktur ini memang terlihat kecil, namun besar sebenarnya hampir seluas Texas, Amerika Serikat. (KIS)
Struktur ini memang terlihat kecil, namun besar sebenarnya hampir seluas Texas, Amerika Serikat. (KIS)

"Proyek ini agak berisiko karena pemutakhiran teleskop semacam itu biasanya memakan waktu bertahun-tahun, tetapi kerja tim yang hebat dan perencanaan yang cermat telah menghasilkan kesuksesan ini. Sekarang kami memiliki instrumen yang ampuh untuk memecahkan teka-teki tentang Matahari," kata peneliti lainnya bernama Dr Svetlana Berdyugina, seorang profesor di Albert-Ludwig University of Freiburg serta direktur Institut Fisika Surya Leibniz (KIS).

Instrumen yang di-upgrade dibuka kembali pada bulan Juli. Itu memungkinkan para peneliti untuk mengambil gambar resolusi tertinggi yang pernah diambil oleh teleskop Eropa.

Objek mengungkapkan detail spektakuler dari evolusi bintik Matahari dan struktur dalam plasma Matahari. Kini peningkatan memungkinkan para ilmuwan mempelajari medan magnet, konveksi, turbulensi, letusan dan bintik Matahari dengan detail yang luar biasa.

Baca Juga: Ukur Medan Magnet Korona Matahari, Ini yang Didapatkan Ilmuwan

GREGOR, bersama dengan Teleskop Surya Daniel K. Inouye, misi roket Hi-C, dan misi luar angkasa seperti Parker Solar Probe dan Solar Orbiter, membuka babak baru yang luar biasa dalam studi kita tentang Matahari.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak