Buaya Kuno Ini Panjangnya 10 Meter, Punya Gigi Seukuran Pisang!

Buaya kuno ini diyakini ilmuwan merupakan seekor predator yang memakan dinosaurus.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 18 Agustus 2020 | 12:30 WIB
Ilustrasi mata buaya. (Pixabay/  Evren Ozdemir)

Ilustrasi mata buaya. (Pixabay/ Evren Ozdemir)

Hitekno.com - Sebuah penelitian dari ilmuwan menyimpulkan mengenai keberadaan buaya kuno yang hidup satu zaman dengan dinosaurus. Tak hanya hidup berdampingan dengan T-Rex dan sejenisnya, buaya kuno yang diyakini berukuran 10 meter ini bahkan bisa memakan dinosaurus.

Ilmuwan memang tak meneliti fosil utuh milik "monster" ini, melainkan mereka menyimpulkannya dari bekas gigitan yang ada pada fosil dinosaurus.

Para peneliti hanya mendalami gigi hingga fosil tengkorak yang diyakini berasal dari buaya kuno raksasa tersebut.

Baca Juga: Dijuluki Sebagai "Fosil Teraneh", Ternyata Bukan dari Dinosaurus

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal Vertebrate Paleontology, ilmuwan meyakini bahwa ada seekor makhluk yang pernah menjadi peneror dinosaurus saat berada di samping perairan.

Bahkan kemungkinan mereka adalah genus buaya terbesar yang pernah ada di muka Bumi.

Ilustrasi Deinosuchus, buaya kuno yang bisa memakan dinosaurus. (Press Release EurekAlert/ Tyler Stone)
Ilustrasi Deinosuchus, buaya kuno yang bisa memakan dinosaurus. (Press Release EurekAlert/ Tyler Stone)

Genus yang dimaksud merupakan Deinosuchus di mana ilmuwan berfokus pada dua spesies yaitu Deinosuchus hatcheri dan Deinosuchus riograndensis.

Baca Juga: Kanker Ganas Ditemukan Pertama Kali pada Fosil Dinosaurus

Dua monster prasejarah ini pernah hidup di bagian barat Amerika, mulai dari Montana hingga Meksiko utara.

Dengan panjang 10 meter, kemungkinan makhluk ini melebihi ukuran dinosaurus predator terbesar yang hidup bersama mereka, sekitar 75 hingga 82 juta tahun yang lalu.

Deinosuchus adalah genus buaya yang telah punah dan diyakini hidup selama Cretaceous akhir serta terkait erat dengan aligator modern.

Baca Juga: Berwarna Metalik, Begini Wujud Tawon yang Hidup di Zaman Dinosaurus

Fosil tengkorak Deinosuchus schwimmeri. (Press Release EurekAlert/ Adam Cossette)
Fosil tengkorak Deinosuchus schwimmeri. (Press Release EurekAlert/ Adam Cossette)

Penelitian sebelumnya telah mengisyaratkan gagasan bahwa Deinosuchus memakan dinosaurus berdasarkan morfologi tengkorak mereka. Ilmuwan menemukan tanda gigitan yang ada pada fosil dinosaurus.

Dikutip dari IFLScience, penelitian terbaru yang dipimpin oleh Dr Adam Cossette dari Arkansas State University dan rekannya bernama Stephanie Drumheller-Horton seorang paleontolog di University of Tennessee, menguatkan mengenai hal tersebut.

Mereka menemukan bahwa Deinosuchus memang memiliki tengkorak tersebut, sebuah kemampuan untuk "menghancurkan" dinosaurus.

Baca Juga: Tak Seperti di Film, Karakter Dinosaurus "Kadal" Ini Justru Mirip Burung

Bukti fosil mengungkapkan bekas gigitan Deinosuchus riograndensis pada segala hal mulai dari cangkang penyu hingga tulang dinosaurus.

Fosil gigi Deinosuchus riograndensi, skala satu bar adalah 5 sentimeter. (Press Release EurekAlert/ Adam Cossette)
Fosil gigi Deinosuchus riograndensi, skala satu bar adalah 5 sentimeter. (Press Release EurekAlert/ Adam Cossette)

"Deinosuchus adalah seekor raksasa yang pasti telah meneror dinosaurus ketika mereka datang ke tepi air untuk minum. Sampai saat ini, deskripsi lengkapnya tidak diketahui. Spesimen baru yang telah kami periksa mengungkapkan predator yang ganjil dan mengerikan, dengan gigi seukuran pisang," kata Dr Cossette pada rilis resminya.

Berdasarkan tengkoraknya yang sangat besar, ia tidak terlihat seperti buaya atau aligator modern. Moncongnya panjang dan lebar, tetapi menggembung di bagian depan sekitar hidung dengan cara yang tidak sama seperti ordo Crocodilia lainnya.

"Itu adalah hewan yang aneh. Ini menunjukkan bahwa buaya bukanlah 'fosil hidup' yang tidak berubah sejak zaman dinosaurus. Mereka telah berevolusi sama dinamisnya dengan kelompok lainnya," kata peneliti lain bernama Profesor Christopher Brochu, seorang palaentolog dari University of Iowa.

Deinosuchus menghilang sebelum kepunahan massal utama pada akhir zaman dinosaurus (Meozoikum). Alasan kepunahannya masih belum diketahui oleh ilmuwan.

Terlepas masih belum diketahui penyebab punahnya makhluk di atas, namun keberadaan buaya kuno dengan ukuran 10 meter ini tentunya membuat kita tahu bahwa ternyata dinosaurus masih memiliki predator lain yang lebih menyeramkan dari mereka.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak