Dijuluki Sebagai "Fosil Teraneh", Ternyata Bukan dari Dinosaurus

Awalnya, ilmuwan mengira bahwa ini adalah fosil dari spesies dinosaurus burung terkecil di dunia.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 10 Agustus 2020 | 18:00 WIB
Fosil kadal yang awalnya dikira dinosaurus burung oleh ilmuwan. (Jurnal Nature/ Lida Xing)

Fosil kadal yang awalnya dikira dinosaurus burung oleh ilmuwan. (Jurnal Nature/ Lida Xing)

Hitekno.com - Pada penelitian yang diterbitkan awal tahun 2020, awalnya ilmuwan meyakini bahwa mereka menemukan fosil dinosaurus terkecil di dunia. Namun berdasarkan penelitian terbaru, fosil tersebut bukanlah spesies dinosaurus seperti yang diduga sebelumnya.

Penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Nature tampaknya telah ditarik kembali setelah ilmuwan memiliki sebuah hipotesa baru.

Sepertinya ilmuwan telah salah dalam mengidentifikasi fosil yang terjebak pada amber di Burma berusia 99 juta tahun,

Baca Juga: Dinosaurus dan "Monster Laut" Prasejarah Ternyata Punya Telur Seperti Ini

Kembali ke periode Kapur Akhir, spesimen itu dikatakan sebagai dinosaurus terkecil dalam catatan fosil, dalam klaim yang menarik banyak perhatian media dan publik.

Ilmuwan bahkan menjulukinya sebagai "fosil teraneh" yang pernah mereka lihat.

CT Scan dari tengkorak Oculudentavis khaungraae. (Jurnal Nature/ Lida Xing)
CT Scan dari tengkorak Oculudentavis khaungraae. (Jurnal Nature/ Lida Xing)

"Dengan mata bulat, tengkorak sepanjang 14 milimeter, dan lusinan gigi tajam, itu adalah 'fosil teraneh' yang pernah saya pelajari," kata Jingmai O'Connor, seorang peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, China, dalam siaran persnya.

Baca Juga: Ilmuwan Buat Peta 3D "Isi Kepala" Dinosaurus, Ternyata Begini Bentuknya

Fosil itu diidentifikasi sebagai burung kecil dengan berat hanya 2 gram, dan diberi nama Oculudentavis khaungraae.

Penafsiran ini, bagaimanapun, pada penelitian terbaru tampaknya salah.

CT Scan lebih lengkap dari tengkorak Oculudentavis khaungraae. (Jurnal Nature/ Lida Xing)
CT Scan lebih lengkap dari tengkorak Oculudentavis khaungraae. (Jurnal Nature/ Lida Xing)

Fosil yang dinamai HPG-15-3, kemungkinan adalah kadal, dan bukan dinosaurus burung.

Baca Juga: Punya Gigi Minim, Ilmuwan Menemukan Spesimen Dinosaurus Baru

Penelitian mereka yang mengklaim bahwa itu adalah dinosaurus burung berukuran kecil telah ditarik kembali dari jurnal Nature dan diganti dengan penelitian terbaru.

"Kami, para penulis, mencabut artikel ini untuk mencegah informasi yang tidak akurat tetap ada dalam literatur. Meskipun deskripsi Oculudentavis khaungraae tetap akurat, spesimen baru yang belum diterbitkan meragukan hipotesis kami mengenai posisi filogenetik [dalam pohon evolusi] HPG-15-3. Kami salah, dan Oculudentavis bukanlah burung, melainkan kadal, yang akan ditunjukkan oleh waktu dan data baru," kata O'Connor dalam penjelasan tambahan.

Fosil kadal yang awalnya dikira dinosaurus burung oleh ilmuwan. (YouTube/ Nature Video)
Fosil kadal yang awalnya dikira dinosaurus burung oleh ilmuwan. (YouTube/ Nature Video)

Dikutip dari Gizmodo, ahli palaentologi lain bernama Andrea Cau dari Parma, Italia, juga meragukan klasifikasi aslinya.

Baca Juga: Uwu Banget, Astronot NASA Membawa Mainan Dinosaurus Anaknya ke Luar Angkasa

"Karena begitu banyak fitur spesimen yang mirip kadal (sekitar sepuluh, menurut perkiraannya). Gagasan bahwa itu adalah kadal tidak dapat dikesampingkan," kata Cau.

Ia mengaku tak terkejut dengan penarikan penelitian sebelumnya dan mencatat bahwa klasifikasi ulang sangat penting untuk dilakukan.

Meski begitu, sangat tidak biasa bagi ahli paleontologi untuk salah mengidentifikasi spesimen dan data baru serta memperbaiki hipotesis sebelumnya.

Berdasarkan penelitian anyar, beberapa ilmuwan sepakat bahwa itu bukanlah spesies dinosaurus burung kecil, melainkan lebih mirip seperti kadal.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak