Penelitian Baru: Suhu Kutub Selatan Naik Tiga Kali Lebih Cepat

Peningkatan itu tiga kali lebih tinggi dari kenaikan suhu yang diperkirakan karena pemanasan global antropogenik.

Agung Pratnyawan
Senin, 06 Juli 2020 | 06:30 WIB
Ilustrasi lapisan es yang mencair karena pemanasan global. (Pixabay/ Free-Photos)

Ilustrasi lapisan es yang mencair karena pemanasan global. (Pixabay/ Free-Photos)

Hitekno.com - Perubahan iklim dan pemanasan global jadi isu yang banyak disoroti. Penelitian paling baru, diketahui kalau Kutub Selatan telah memanas tiga kali lebihg tinggi dari yang diperkirakan.

Dalam penelitian yang diterbitkan Nature Climate Change menunjukkan Kutub Selatan mengalami rekor pemanasan 1,8 derajat Celcius selama 30 tahun terakhir.

Peningkatan itu tiga kali lebih tinggi dari kenaikan suhu yang diperkirakan karena pemanasan global antropogenik.

Baca Juga: Akibat Kebocoran Minyak, Kutub Utara Terancam Terdampak Kebakaran

Data untuk penelitian ini menghubungkan peningkatan suhu di sekitar Kutub Selatan dengan fenomena di wilayah utara. Pada 2018, wilayah itu 2,4 derajat Celcius lebih hangat daripada 1981 hingga 2010.

Fenomena ini karena anomali siklon yang kuat di Laut Weddell di sekitar Antartika. Anomali ini disebabkan suhu permukaan laut yang tinggi di Samudera Pasifik tropis barat, dan menyebabkan udara yang hangat dan lembab bergerak ke arah interior Antratika, mencapai Kutub Selatan.

Ilustrasi Kutub Selatan. [Shutterstock]
Ilustrasi Kutub Selatan. [Shutterstock]

"Hal ini menunjukkan betapa terkait eratnya iklim Antartika dengan variabilitas tropis. Studi kami juga menunjukkan bagaimana variabilitas internal atmosfer, dapat menyebabkan perubahan iklim regional yang ekstrem di seluruh wilayah Antartika," ucap Dr Kyle Clem, penulis utama penelitian dari University of Wellington, seperti dikutip dari IFL Science, Kamis (2/7/2020).

Baca Juga: Kutub Utara Medan Magnet Bumi Pindah dari Kanada ke Rusia, Bahayakah?

Dr Clem menambahkan bahwa faktanya, Kutub Selatan selama 30 tahun terakhir telah menghangat lebih dari tiga kali lebih cepat daripada pemanasan rata-rata global.

Sementara pada periode yang sama pemanasan di Semenanjung Antartika dan di seluruh Antartika Barat berhenti dan bahkan berlawanan.

Penelitian ini sekaligus menunjukkan betapa rumitnya memodelkan perubahan iklim Antartika.

Baca Juga: Sempat Menganga, Lubang Ozon di Kutub Utara Dilaporkan Mulai Tertutup

Variasi yang kuat dalam suhu di wilayah ini mungkin terjadi tanpa efek dari aktivitas manusia, tetapi perbandingan dengan model menunjukkan bahwa kemungkinan tidak terkait dengan emisi gas rumah kaca sangat jauh.

Tim ahli akan terus mempelajari bagaimana anomali di atmosfer sekitar benua paling selatan mempengaruhi lapisan es dan laut sekitarnya.

Itulah hasil penelitian baru yang mengungkap suhu Kutub Selatan telah naik tiga kali lipat dari perkiraan awal. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Baca Juga: Sempat Menganga, Lubang Ozon di Kutub Utara Akhirnya Tertutup

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak